Sat. Oct 5th, 2024

Taman Nasional Lore Lindu, Kawasan Healing Komplit di Kabupaten Poso

matthewgenovesesongstudies.com, Palu – Taman Nasional Lor Lindu (TNLL) terletak di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah atau sekitar 60 kilometer dari Kota Palu. Kawasan ini menawarkan keindahan alam yang mempesona dengan kekayaan flora dan fauna langka yang tiada duanya.

Tak hanya itu, wisata Taman Nasional Lore Lind juga menawarkan atraksi menakjubkan di setiap sudutnya mulai dari danau hingga pegunungan. Selain itu, terdapat peninggalan budaya megalitik dan tradisi suku asli yang menarik untuk dipelajari.

Melansir Indonesia.go.id, cagar alam ini memiliki panorama alam mulai dari danau hingga pegunungan. Di sepanjang lembah hijau menjulang pegunungan Nokilalaki, Kona, Adale, Tumaru, Zimba, Rindi, Jala dan Toningkolu.

TNLL dikenal sebagai rumah bagi spesies flora dan fauna endemik Sulawesi. Setidaknya terdapat 230 jenis burung dan 55 jenis paus.

Kelelawar itu tinggal di gua Lore Lindu Selain itu, terdapat beragam mamalia, mulai dari annaeus, marsupial couscous, dan musang. Ada pula babi rusa, kera sulawesi, pelang sulawesi, dan tarsius.

Cagar Biosfer Lore Lindu juga memiliki satwa endemik Sulawesi, seperti mala, burung enggang dan elang Sulawesi, 21 ekor kadal besar, serta beberapa jenis kera, antara lain kera Kaktonki dan kera hantu.

Selain fauna, TNLL juga dikelilingi oleh hutan hujan dataran rendah, seperti anggrek, pakis, damar, bambu, pelangi, rotan, dan enau. Sedangkan dataran tinggi di atas 1.500 meter di atas permukaan laut dipenuhi tanaman khas pegunungan seperti pinus, bilberry, dan bilberry.

Selain kekayaan alam flora dan faunanya, Taman Nasional Lor Lindu juga menjadi saksi bisu peradaban masa lalu. Terdapat patung batu megalitik misalnya di lembah Napu, Beho dan Bada

1466 temuan megalitik telah terungkap dari 83 situs Berusia ratusan hingga ribuan tahun, patung-patung ini tidak hanya menjadi penanda sejarah tetapi juga turut menyumbang keunikan dan daya tarik budaya TNLL.

Wisatawan destinasi wisata Palu ini juga bisa berinteraksi dengan masyarakat adat seperti Kaili, Behoa, Bada dan Pekurehua. Ada sekitar 117 desa di taman nasional Sedangkan 64 desa lainnya berada di wilayah perbatasan

Masyarakat setempat sebagian besar bergerak di bidang pertanian dan mencari nafkah dari perkebunan padi, jagung, dan kakao. Menurut peneliti kain kulit kayu Prof. Isamu Sakamoto dari Universitas Surugadai dan Kebi Jepang, Lembah Bada memiliki keunikan budaya di kalangan penduduk asli suku Lor Lindu berupa tradisi pembuatan kain kayu.

 

Menurut Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada tahun 1977, menurut Danau Lindu, tradisi ini konon berasal dari zaman Neolitikum, sekitar 3.600 tahun sebelum Zaman Meolitikum. 34,88 kilometer persegi dan titik terdalamnya mencapai 72,6 meter

Tergolong danau tektonik, danau ini merupakan danau terbesar kedua di Sulawesi Tengah setelah Danau Poso Terbentuknya danau ini konon terjadi pada zaman Pliosen, akibat proses alam berupa kekuatan geologi yang kuat setelah terlokalisasinya cekungan besar dari sebagian pegunungan.

Danau Lindu dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber pasokan air bagi masyarakat setempat Danau ini juga menunjang kawasan pertanian di sekitar kantor

Taman Nasional Lore Lindu berjarak 1,5 jam berkendara dari ibu kota provinsi Palu Selain menikmati keindahan alam dan mempelajari berbagai sejarah budaya menarik di TNLL, wisatawan juga bisa berkemah di tepi Danau Lindu.

(berhubungan)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *