Sat. Sep 21st, 2024

Tanggapan KLHK Soal Rencana Taman Nasional Komodo Tutup Secara Reguler pada 2025

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) selaku Bupati berencana menutup Taman Nasional (TN) Komodo secara rutin pada hari-hari tertentu tahun 2025 di Labuan Bajo, NTT. Tujuannya untuk mengurangi dampak negatif kegiatan pariwisata terhadap “habitat” komodo.

Menyikapi hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai hal tersebut merupakan hal yang lumrah karena kawasan wisata alam seperti taman nasional harus menjalani masa “istirahat” dari aktivitas pariwisata dalam jangka waktu tertentu.

Direktur Taman Nasional Komodo mengatakan: “Apakah Taman Nasional Komodo akan ditutup sementara? Kami menilai ini adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh tempat wisata alam, dan harus ada waktu istirahat atau break karena sudah banyak wisatawan yang mengunjunginya. . ” Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Jenderal Satyawan Pudyatmoko usai meluncurkan acara Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2024 di Jakarta pada Selasa (16/7/2024).

“Taman Nasional Komodo merupakan salah satu destinasi wisata populer sehingga perlu perawatan yang lebih intensif. Satwa juga perlu istirahat, lingkungan sekitar, dan tidak hanya paparan terus-menerus tetapi juga pemeliharaan dan perbaikan,” lanjut Dirjen KSDAE.

Satyavan menambahkan, kawasan wisata alam sebaiknya ditutup minimal seminggu, tapi bisa 10 hari, sebulan, atau lebih. Itu semua tergantung kondisi objek wisata dan kebutuhan wisatawan.

“Ketika tempat wisata alam seperti Taman Nasional Komodo harus ditutup sementara, kajian dan perhitungan tersendiri biasanya dilihat dari jumlah kunjungan dan kondisi tempatnya, jadi bukan hanya soal penutupan pembukaannya saja. mempunyai akun sendiri.

 

Sebelumnya, pada pembukaan rangkaian perayaan HKAN 2024, Satyawan Budiyatmoko membacakan pidato Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa penduduk Indonesia didominasi oleh kaum muda yang berjumlah sekitar 154 juta jiwa. .

Data ini menunjukkan bahwa arah pembangunan dan kebudayaan bangsa Indonesia, termasuk kegiatan konservasi sumber daya alam di masa depan, ditentukan oleh kualitas generasi muda kita saat ini, ujarnya.

Ia juga menegaskan, Generasi Y atau Milenial yang lahir pada periode 1977-1994 dan Generasi Z yang lahir pada periode 1995-2010 memiliki akses yang lebih baik dan lebih mudah beradaptasi terhadap penggunaan teknologi. Kedua generasi juga lebih terbuka untuk mempelajari hal-hal baru.

Karakter-karakter tersebut merupakan indikasi keadaan budaya masyarakat Indonesia di masa depan. Situasi ini menjadikan pemahaman dan pengetahuan generasi muda tentang konservasi alam menjadi faktor krusial bagi keberlangsungan sumber daya alam di Indonesia dan masa depan, ujarnya.

Generasi muda juga diharapkan menjadi motor penggerak di media sosial untuk bersinergi menjaga sumber daya alam Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan lebih melibatkan generasi muda dalam upaya pelestarian lingkungan.

HKAN diperingati setiap tanggal 10 Agustus 2024 dan dilaksanakan di Boyolali, Jawa Tengah pada tanggal 29 Agustus 2024. Tema perayaan HKAN tahun 2024 adalah “Youth for a Sustainable Future” atau generasi muda yang berkelanjutan. masa depan .

Sementara itu, BTNK memastikan kajian ilmiah terhadap daya dukung dan daya tampung ekologi Taman Nasional Komodo akan dilakukan sebelum penutupan sementara agar tidak berdampak pada kawasan lindung dan industri pariwisata.

“Masih dalam pembahasan informal, jika tetap ditutup selama satu hari diharapkan wisatawan dapat melakukan aktivitas wisata di luar daerah dan menambah lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo,” kata Kepala BTNK. Hendrikus Rani Sija, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 15 Juli 2024, dikutip Antara, Selasa (16/7/2024).

Oleh karena itu, yang menjual paket wisata pada hari itu bukan di kawasan Partai Nasional Kareni melainkan di luar kawasan Partai Nasional Kareni, lanjutnya. Hendrikos mengungkapkan, kajian tersebut akan dilaksanakan oleh Pusat Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan dukungan Direksi Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

Hasil kajian tersebut akan menjadi acuan bagi pengelolaan cagar alam karena kunjungan wisatawan kemungkinan akan meningkat seiring dengan dibukanya penerbangan internasional ke Labuan Bajo dan meningkatnya minat wisata alam.

“Kita juga harus mempersiapkan diri, salah satunya mengkaji kembali daya dukung untuk mendapatkan jumlah yang tepat,” ujarnya.  Data BTNK mencatat 300.488 wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Komodo selama tahun 2023.

Hendricks menambahkan, mengatur tingkat kunjungan wisatawan merupakan bagian dari menjaga kelestarian kawasan Taman Nasional Komodo. Untuk itu BTNK menciptakan aplikasi SiOra yang memiliki fasilitas pemesanan tiket sejumlah tempat wisata di wilayah tersebut beserta informasi destinasinya.

“Dengan begitu kita bisa mengetahui jumlah kunjungan ke berbagai tempat, dan angka tersebut akan menjadi data dasar. Kemudian kita akan terus kembangkan aplikasi monitoring. Kalau jumlah wisatawan sudah maksimal, maka akan segera dihentikan,” tuturnya.

Dijelaskannya, aplikasi SiOra akan diuji coba pada Agustus 2024. “Kemudian pada tahun 2025 kami akan mengimplementasikan aplikasi SiOra dan sekarang sudah bisa diunduh di Play Store dan App Store,” ujarnya.

Selain itu, Hendricks mengingatkan wisatawan untuk tidak menggunakan kamera drone di Pulau Kalong yang termasuk dalam kawasan hutan kawasan TNK. Ia menjelaskan, “Drone sangat berbahaya, selain hewan, dan dapat membahayakan wisatawan jika tidak digunakan dengan benar.”

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *