Thu. Sep 19th, 2024

Tanggapan Wamenkominfo soal Investasi Microsoft di Indonesia Lebih Kecil dari Malaysia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – CEO Microsoft Satya Nadella pekan lalu mengumumkan komitmen investasi perusahaan senilai US$1,7 miliar (sekitar Rp 28 triliun) di Indonesia selama empat tahun ke depan untuk mengembangkan infrastruktur cloud (AI).

Microsoft baru-baru ini mengumumkan langkah serupa di Malaysia. Namun nilai investasinya melebihi 2,2 miliar dolar (sekitar Rp 35,2 triliun).

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan tingkat adopsi AI di Indonesia masih dalam tahap awal.

“Tidak menutup kemungkinan di negara tetangga lainnya Adopsinya akan lebih intensif. Kami masih dalam tahap awal. Tapi dari regulasi saya rasa kita termasuk yang paling maju,” kata Nezar di Jakarta, dilansir Antara, Selasa (05/07/2024).

Nezar mengatakan untuk meningkatkan peran dan adopsi AI di Indonesia. Diperlukan lebih banyak penelitian dan pengembangan. Jadi Indonesia bukan sekadar pasar. tetapi juga pemain global.

Memastikan penggunaan dan pengembangan AI secara bertanggung jawab di Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk menyiapkan perjanjian tata kelola AI.

Tidak hanya di tingkat nasional, Indonesia juga berpartisipasi aktif dalam forum global untuk menyediakan tata kelola AI yang bertanggung jawab dan aman guna memfasilitasi masuknya ekosistem AI.

“Kita harus mempersiapkan generasi baru. Berkolaborasi dengan komunitas internasional untuk menciptakan AI yang aman dan inklusif”, pungkas Wamenkominfo.

 

 

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan AI atau kecerdasan buatan telah membantu berkembangnya banyak layanan. Bahkan, penggunaan AI dapat dilakukan di banyak sektor.

Hal itu terungkap pada acara Microsoft Build: AI Day minggu lalu. Pada kesempatan kali ini beberapa layanan berbasis AI dari Microsoft berbagi pengalamannya dalam menggunakan kecerdasan buatan.

Salah satunya adalah dompet digital DANA. Dalam kesempatan tersebut, Norman Sasono, Chief Technology Officer DANA, mengatakan pihaknya memanfaatkan AI baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal.

Untuk kebutuhan internal, DANA menggunakan AI untuk membantu pengembang coding. Mulai dari 10 persen pada awalnya. Saat ini menggunakan Microsoft Copilot telah menjadi hal yang mudah bagi setiap insinyur.

“Kami mulai Oktober 2023 dengan 10 persen engineer dan hasilnya bagus. Setelah 3 bulan dipakai, akhirnya Januari. Setiap engineer pakai Copilot,” ujarnya.

Menurut Norman, Copilot dapat membantu pengembang menulis kode. Jadi mereka tidak perlu menulis semuanya, pengembang dapat fokus menulis kode yang lebih sulit, sementara AI dapat membantu dengan hal-hal yang lebih ringan.

Tak hanya itu, AI juga membantu DANA dalam bentuk chatbot untuk kebutuhan layanan pelanggan. dengan layanan ini Pengguna akan dapat menghubungi chatbot bernama Diana untuk membantu mereka secara langsung.

Selain DANA, Yayasan Mitra Netra juga menggunakan AI sebagai informasi. Mitra Netra adalah organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk meningkatkan kualitas dan inklusi pendidikan dan lapangan kerja.

Bambang Basuki, pendiri Yayasan Mitra Netra, mengatakan AI digunakan untuk membantu siswa dan guru memenuhi kebutuhan pembelajaran bahasa Arab mereka.

Produk bernama Arab Braille Converter ini dapat membantu mengubah teks Arab ke Braille Indonesia dengan Harakat. dan sebaliknya

“Kami tidak ingin guru mempelajari Braille. Itu akan memakan waktu terlalu lama. Makanya kita fasilitasi dengan membuat software,” kata Bambang, jelasnya.

Perangkat lunak tersebut dikatakan dibangun menggunakan layanan GPT-4 Azure OpenAI. Menariknya, menurut Bambang, kegunaan AI adalah materi yang digunakan tidak hanya berupa teks saja. Tapi itu juga termasuk teks yang berasal dari gambar.

“Software tersebut bisa digunakan di pesantren, madrasah, bahkan masyarakat tunanetra,” lanjutnya.

Ada pula Universitas Terbuka yang menggunakan teknologi mirip chatbot untuk mendukung komunikasi antara mahasiswa dan dosen.

Dengan layanan asisten virtual ini, Fasilitator dapat membantu mengevaluasi, memberikan feedback dan memberikan saran untuk meningkatkan respon tertulis siswa.

Layanan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa. Karena komunikasi bisa bersifat dua arah dan real-time.

Solusi ini mendukung 60.000 siswa dari provinsi tersebut. dengan jadwal kelas yang berbeda untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama terhadap pendidikan.

Selain DANA dan Mitra Netra, penggunaan AI juga dilakukan oleh startup eFishery yang bergerak di bidang akuakultur dan menggunakan layanan Azure OpenAI untuk menyediakan layanan AI inovatif seperti chatbots bagi pengguna Layanan.

Melalui layanan chatbot bernama Mas Ahya, pengguna eFishery dapat bertanya dan menerima jawaban dalam bahasa yang mudah dipahami. Sebenarnya, Pertanyaan bisa diajukan dalam bahasa Jawa. Selain bahasa Indonesia dan Inggris

“Intinya setiap peternak atau peternak bisa memberikan nasehat sekaligus panduan mengenai apa yang harus dilakukan untuk kegiatan budidayanya,” ujar Andri Yadik, Vice President AIoT dan Cultivation Intelligence eFishery.

Namun, Andri mengatakan pembicaraan itu bukan hanya soal kondisi kolam renangnya saja. Pengguna juga menanyakan pertanyaan lain. juga terkait dengan pendapatan dan keuntungan

Ia mengatakan pengguna bisa bertanya tentang topik lain, seperti harga udang, kapan saja. Oleh karena itu, pengguna dapat menghitung keuntungan yang akan diperolehnya dari memanen udang di ladang dalam jangka waktu tertentu.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *