Thu. Sep 19th, 2024

Teknologi AI Bantu Pekerjaan Bea Cukai dalam Hitungan Detik, Begini Caranya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Adopsi teknologi digital dan kecerdasan manusia (AI) semakin kuat seiring dengan perkembangan komputer dan otomasi. Saat ini, berbagai departemen dan lini bisnis kerap menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi operasional. Termasuk proses kepabeanan yang berperan penting dalam perdagangan internasional.

Alumni Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 7, Fr8co di sini menggunakan teknologi AI canggih untuk melakukan entri data dan pemrosesan kustom dalam hitungan detik.

Menyadari kompleksitas yang sering terjadi dalam proses kepabeanan, Fr8co memberikan solusi cerdas dan fleksibel untuk meningkatkan efisiensi operasional, sekaligus mengurangi risiko kesalahan manusia untuk mencapai produksi dan akurasi yang tinggi. 

“Fr8Co menyediakan integrasi lanjutan dengan sistem CEISA dan INSW untuk menyederhanakan dan mempercepat proses kepabeanan. Melalui platform Fr8co, pengguna dapat segera memperoleh nomor permohonan dan PIB (Nomor Identifikasi Produk) serta menerima pemberitahuan selamat datang dari bea cukai.” dokumen, pengangkut, dan barang dengan efisiensi maksimal,” kata CEO Fr8co Anthony Susanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Dengan tampilan dashboard yang modern dan ramah pengguna, pengguna perlu mengunggah dokumen yang diperlukan. Setelah itu, teknologi AI yang dikembangkan Fr8co akan otomatis mengisi data berdasarkan dokumen yang diunggah.

Hal ini menghindari pengguna untuk mengisi data secara manual yang seringkali memakan waktu. Teknologi ini juga dapat membaca dokumen yang rusak atau rusak, yang seringkali sulit dibaca oleh mata manusia. Namun sistem yang digunakan Fr8co tetap dapat mengidentifikasi dan mengisi data dengan tingkat akurasi yang tinggi, sehingga menjamin efisiensi dan akurasi dalam pengolahan data.

Ke depannya, Fr8co menetapkan tujuan yang kuat untuk menjadi platform bea cukai terkemuka di Indonesia. Selain itu, dalam beberapa saat ke depan, Fr8co berencana mengembangkan sistem teknologi yang lebih komprehensif untuk mempermudah dan mempercepat proses perizinan di Indonesia.

 

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengungkap suara sekitar puluhan ribu tas yang tertahan di banyak pelabuhan di Indonesia. Ia mengaku belum mengetahui persis apa yang ada di dalam tas tersebut.

Akibat situasi tersebut, Febri berdalih infrastruktur pabrik rusak akibat kemacetan di pelabuhan. Menurut dia, situasi tersebut tidak mempengaruhi pasokan perumahan.

“Bisa dibilang sampai saat ini kita belum tahu. Apakah ada bahan bakunya, apakah itu produk bawah air atau produk jadi, siapa yang lebih tahu teman-teman di Ditjen Bea dan Cukai, n” karena itu haknya. dari orang-orang. kata Febri pada konferensi pers. di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (20/5/2024). Febri memastikan tidak ada gangguan proses produksi di dalam negeri karena kontainer sudah terisi.

 

Sejauh ini, dia mengaku belum ada laporan dari pelaku industri yang propertinya tertahan atau rusak akibat keterlambatan pemasangan lebih dari 26.000 barang di berbagai pelabuhan.

“Tetapi dengan mengatakan bahwa pembangunan akan berdampak pada sektor pasokan industri perumahan, kami menyangkalnya karena tidak ada perusahaan yang melaporkan atau mengadu kepada kami sejak berlakunya undang-undang ini, mereka memiliki kekuatan dan sumber daya,” ujarnya. .

Persyaratan pemasukan berbagai barang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Ketentuan Impor. Beberapa item seperti peralatan memerlukan persetujuan teknis dari Kementerian Perindustrian. Namun dalam aturan terbaru, Permendag 8/2024, banyak barang yang dikecualikan dari aturan teknis.

Artinya lancar, artinya peralatan yang dibawa tidak tersangkut di pelabuhan, lanjutnya.

Febri mengatakan, berdasarkan pertemuan 16 Mei 2024, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengaku belum mengetahui apakah perseroan memiliki nomor identifikasi importir umum atau importir pabrikan.

Pada akhirnya, “Ada baiknya kita bertanya kepada teman-teman kita di Bea dan Cukai apa saja isi kontainer yang ditumpuk di pelabuhan.”

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *