Mon. Sep 16th, 2024

Telinga Sapi Australia Dipasangi Chip, Benarkah Dagingnya Jadi Lebih Aman untuk Dikonsumsi?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Banyak masyarakat Indonesia yang menyukai daging sapi Australia karena kualitasnya. Salah satu ciri khas daging sapi Australia adalah teksturnya, dan proses pembuatannya tidak memakan waktu lama. Alhasil, banyak orang yang menyantap beragam hidangan, mulai dari steak hingga rendang.

Sapi Australia menggunakan National Livestock Identification (NLIS), sebuah sistem identifikasi dan pelacakan ternak yang mendukung biosekuriti, keamanan pangan, integritas produk, dan akses pasar.

“Australia telah mengadopsi teknologi pelacakan (traceability system) dengan memasang chip di telinga setiap sapi. Metode ini digunakan untuk melacak ternak sejak lahir hingga disembelih. Metode ini digunakan untuk menjamin keamanan pangan Australia.

Chef Judah menambahkan, Australia dinilai sebagai negara dengan cuaca, iklim, dan kondisi yang baik untuk beternak hewan. Ada banyak pakan rumput di negara ini, yang membuat hewan-hewan saling berjauhan, dan tidak ada vaksin atau hormon.

Peternak Australia terutama menggunakan rumput dan tanaman pangan. Sapi perah yang dipelihara di atas rumput umumnya rendah lemak dan kolesterol serta rendah kalori.

Makanya dagingnya lebih banyak marmernya. Marbling itu kandungan lemak di ototnya yang bikin rasanya lebih juicy, kata Chef Judah.

Soal halal, Pengacara Yuda menegaskan, daging sapi asal Australia ini bersertifikat halal. Bahkan, ada kandang khusus ternak yang akan dikirim ke Indonesia.

Menurutnya, daging sapi warisan New South Wales Manning Valley dan daging sapi Wagyu Wild Rivers memiliki kandungan lemak lebih tinggi dibandingkan daging sapi jenis lainnya. Pasalnya, perawatannya bersifat khusus dan tidak bisa dilakukan dengan baik. Daging sapi ini juicy dan empuk.

Pasalnya, mereka mendapat rumput hijau segar setiap hari. Selain itu, sapi perah yang dipelihara di Australia berbeda dengan yang dipelihara di Indonesia. “Dagingnya sangat berlemak karena cara budidayanya berbeda. Mereka makan rumput segar setiap hari. Makanya kualitasnya mempengaruhi daging,” jelasnya.

Saat itu, insinyur Yehuda menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan dapat disesuaikan dengan preferensi pribadi. Menurutnya, hanya daging yang enak saja yang enak meski tanpa menggunakan banyak bumbu atau saus. Sedikit saja garam dan merica agar lebih nikmat.

Pria berusia 36 tahun itu menyarankan untuk memanaskan panci sebelum memasukkan daging ke dalam panci. Tujuannya adalah agar bagian luar steak menjadi kerak atau bagian luarnya renyah.

Pastikan steak diberi garam sebelum dimasak. Chef Yuda Bustara menyarankan untuk tidak menambahkan merica terlebih dahulu karena akan gosong dan terasa pahit, jadi sebaiknya ditambahkan saat steak sudah matang.

Selain itu, jangan terlalu banyak membalik steak saat Anda memasukkannya ke dalam wajan. Sisihkan dan masak hingga matang agar daging tidak hancur.

Ia menambahkan, jika Anda memilih potongan berlemak seperti sirloin, sebaiknya jangan menambahkan mentega ekstra. Hal ini terkadang dapat membuat rasanya terlalu kuat dan mengubah rasa sehingga membuat Anda merasa tidak nyaman saat makan. Jadi, sisakan lemak dari daging domba dan masak sendiri steaknya.

Soal waktu, Chef Yuda mengatakan setiap jenis steak memiliki waktu pemasakan yang berbeda-beda tergantung beratnya. Namun diperkirakan sepotong daging seberat 250 gram membutuhkan waktu 5-7 menit untuk mencapai kualitas rata-rata.

“Sebenarnya pertanyaannya sangat sulit karena tergantung besar kecilnya daging. Tapi kalau beratnya 250 gram, butuh waktu sekitar lima hingga tujuh menit,” jelasnya. Jika kurang yakin, Anda bisa memotong daging menjadi beberapa bagian untuk mengetahui gambaran kematangannya.

Jika Anda ingin mendapatkan hasil akhir yang bagus tanpa memotong, Anda bisa menggunakan termometer. “Suhu 50 derajat celcius jarang, 55 derajat celcius sedang, bagus 65 derajat celcius, dan warna terbanyak abu-abu,” tutupnya.

NSW Beef Adventure Project merupakan kemitraan antara Meat and Livestock Australia (MLA) dan New South Wales (NSW) dan akan berlangsung selama satu bulan. Acara ini akan memamerkan berbagai produk NSW termasuk Daging Sapi Australia, Daging Sapi Wagyu murni Manning Valley dan daging sapi Wagyu ras Wild Rivers di empat kios di Jakarta.

Chief Representative MLA Indonesia Christian Haryanto juga mengatakan: “Acara ini sejalan dengan komitmen kami untuk meningkatkan permintaan global terhadap daging sapi Australia dan menyoroti kualitas unik daging sapi Australia kepada konsumen Indonesia, khususnya di Jakarta.”

New South Wales Beef Tour dimulai pada Kamis, 2 Mei 2024 di Ranch Market Lotte Shopping Avenue dan akan berlanjut hingga 2 Juni 2024 di empat lokasi Ranch Market lainnya di Jakarta, yaitu Market Oakwood (Mega Kuningan), Pondok Indah, Pesanggrahan dan Kemang.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *