Tue. Oct 8th, 2024

Telkom Cetak Pendapatan Rp 37,4 Triliun di Kuartal I 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 37,4 triliun pada akhir kuartal I 2024, naik 3,7% year-on-year. Hasil ini semakin didorong oleh kinerja bisnis Data, Internet dan IT Services yang naik 11,3% year-on-year menjadi Rp 22,1 triliun.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) perseroan sebesar Rp 19,4 triliun, naik 2,2% year-on-year, dengan rasio EBITDA stabil di angka 51,9%. Sementara itu, perseroan meraih laba operasional bersih sebesar Rp6,3 triliun, margin laba 16,9%, dan pertumbuhan positif 3,1%.

Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan cukup memuaskan meski dalam lingkungan industri yang semakin sulit. “Pada awal tahun 2024, TelkomGroup akan terus fokus pada langkah transformasional melalui strategi inti kami, Five Bold Moves. Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, Alhamdulillah kinerja perseroan tetap berjalan baik meski kondisi industri sulit dan gejolak geopolitik global berdampak signifikan terhadap situasi makroekonomi, termasuk kinerja saham Telkom. Keterangan tertulis dari Jakarta, Minggu (21 April 2024).

Meski demikian, Telkom optimistis apa yang terjadi saat ini akan berdampak positif bagi keberlangsungan perusahaan di masa depan. “Kami akan melanjutkan aktivitas bisnis kami dengan fokus pada penguatan koneksi digital, platform digital, dan layanan digital.” sektor seluler

Di segmen seluler, Telkomsel, anak perusahaan Telkom, meraih pendapatan positif sebesar Rp 28,5 triliun dengan profitabilitas yang sehat. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan bisnis digital secara tahunan sebesar Rp19,7 triliun atau 8,6%. Lalu lintas data juga menunjukkan kinerja yang cukup baik, mencapai 4.823.809TB, naik 14,4% dari tahun sebelumnya.

Telkomsel terus fokus pada produktivitas pangsa pasar, dengan menjangkau 159,7 juta pelanggan seluler (naik 5,7% YoY) dan 8,9 juta pelanggan IndiHome (B2C) residensial pada akhir Maret 2024.

Untuk memperkuat posisi dominannya dalam hal jangkauan konektivitas dan kualitas layanan, Telkomsel saat ini memiliki 257.349 Base Transceiver Station (BTS) yang terdiri dari 4G dan 710 BTS 5G.

 

Pada segmen enterprise, perseroan meraih kinerja sebesar Rp 4,5 triliun dengan pendapatan terutama berasal dari layanan TI digital B2B dan konektivitas enterprise. Telkom terus memperkuat kapabilitas bisnis cloud, layanan TI digital, dan keamanan siber dengan menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan teknologi global.

Selain itu, segmen Wholesale dan Internasional mencapai penjualan sebesar Rp 4,8 triliun, naik 17,8% year-on-year, didorong oleh pertumbuhan bisnis layanan suara grosir internasional dan bisnis infrastruktur digital. Pada akhir Maret 2024, pendapatan bisnis data center dan cloud TelkomGroup mencapai 449 miliar rupiah, naik 24,6% year-on-year.

Perusahaan juga memiliki inisiatif InfraCo yang berfokus pada pengelolaan infrastruktur dan jaringan melalui entitas Telkom Infrastruktur Indonesia yang didirikan pada akhir tahun 2023. BTS tahun ini: 207.671 orang

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun, naik 7,3% year-on-year, didorong oleh pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih meningkat masing-masing sebesar 9,9% dan 4,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan margin laba usaha meningkat masing-masing menjadi 83,5% dan 23,6%. Pada kuartal I 2024, Mitratel menambah 121 menara baru sehingga total kepemilikan menara menjadi 38.135 dengan tingkat okupansi meningkat signifikan dari 1,46x pada tahun 2022 menjadi 1,52x pada akhir Maret 2024.

Pada akhir Februari 2024, Telkom melalui anak perusahaannya Telkomsat berhasil meluncurkan satelit Merah Putih 2 langsung dari Cape Canaveral, Florida. Satelit tersebut diluncurkan dengan roket Falcon 9 dan menempati slot 113 derajat bujur timur. Ini merupakan satelit ke-11 Telkom Group dan pertama yang menggunakan teknologi HTS (High Throughput Satellite). Peluncuran satelit Merah Putih 2 menjadi momen penting bagi Telkom karena mendukung terwujudnya pemerataan akses konektivitas di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah rawan perbatasan dan terluar (3T). Hal tersebut menjadi landasan penguatan portofolio bisnis satelit TelkomGroup yang dioperasikan oleh Telkomsat.

 

Dipimpin oleh FMC, perusahaan ini juga bersiap untuk menerapkan strategi DCCo. Telkom melalui anak perusahaannya Telkom Data Ecosystem (NeutraDC) fokus mengembangkan bisnis hyperscale data center dan enterprise data center untuk memenuhi kebutuhan perusahaan besar di berbagai segmen pelanggan.

Sementara itu, pusat data edge difokuskan untuk mendukung layanan pemerintah daerah, penyedia layanan telekomunikasi dan internet lokal, serta usaha kecil dan menengah (UKM) di seluruh Indonesia. Pada akhir tahun 2024, NeutraDC fokus meningkatkan kapasitas hyperscale data center Cikarang menjadi 18 MW, menyasar berbagai segmen pelanggan seperti hyperscaler, perbankan, dan pemerintahan.

Perusahaan juga memiliki inisiatif InfraCo yang berfokus pada pengelolaan infrastruktur dan jaringan melalui entitas Telkom Infrastruktur Indonesia yang didirikan pada akhir tahun 2023.

Tahun ini Telkom Infrastruktur Indonesia fokus mempersiapkan pelaksanaan kegiatan operasional terkait pengelolaan jaringan end-to-end TelkomGroup. Ke depan, Telkom Infrastruktur Indonesia berkomitmen untuk mendukung TelkomGroup dalam menciptakan standar baru dalam inovasi, efisiensi, dan penciptaan nilai sejalan dengan kontribusi perusahaan dalam mempercepat konektivitas nasional dan adopsi digital.

 

Total belanja modal perseroan pada tiga bulan pertama 2024 mencapai Rp 5,1 triliun atau 13,6% dari total pendapatan. Anggaran tersebut berfokus pada pengembangan infrastruktur jaringan komunikasi untuk pengalaman digital yang lebih baik.

Sejalan dengan implementasi inisiatif FMC, Telkom mengutamakan optimalisasi nilai sinergi belanja investasi terkait jaringan akses, infrastruktur, dan sistem TI untuk meningkatkan efisiensi.

Anggaran modal tersebut meliputi pembangunan BTS 4G dan 5G, pembangunan satelit Merah Putih 2 yang saat ini berada di orbit 113 BT, pembangunan sistem komunikasi kabel bawah laut, serta data center skala besar di Cikarang dan Batam.

Perusahaan juga memiliki inisiatif InfraCo yang berfokus pada pengelolaan infrastruktur dan jaringan melalui entitas Telkom Infrastruktur Indonesia yang didirikan pada akhir tahun 2023. BTS tahun ini: 207.671 orang

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun, naik 7,3% year-on-year, didorong oleh pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih masing-masing meningkat sebesar 9,9% dan 4,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan margin laba usaha juga meningkat masing-masing menjadi 83,5% dan 23,6%.

Pada kuartal I 2024, Mitratel menambah 121 menara baru sehingga total kepemilikan menara menjadi 38.135 dengan tingkat okupansi meningkat signifikan dari 1,46x pada tahun 2022 menjadi 1,52x pada akhir Maret 2024.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *