Sun. Sep 29th, 2024

Temu Anak Nasional 2024: Anak Indonesia Suarakan Isu dan Tantangan di Tingkat Nasional

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Reli Anak Nasional Wahana Visi Indonesia (WVI) 2024 yang digelar baru-baru ini diikuti oleh 45 anak dari 28 kabupaten/kota pendukung WVI se-Indonesia.

Temu Anak Nasional Tahun 2024 diselenggarakan di berbagai tempat antara lain Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Redaksi Harian Kompas, Redaksi SEA Today, dan Kantor WVI.

Dalam rangka perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2024, acara tersebut bertujuan untuk pembelajaran bermakna dari teman dan partisipasi anak.

Pada Kampanye Anak Nasional tahun 2024, anak-anak berbagi pengalamannya dalam menyikapi isu-isu seperti perkawinan anak, ancaman, putus sekolah, dan pengusiran. Anak-anak juga memaparkan praktik baik, tantangan dan rekomendasi terkait partisipasi anak.

Kami berharap pengalaman yang dialami anak-anak ini dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam merumuskan kebijakan serta memperkuat potensi dan metode perlindungan anak.

Komisioner KPAI Sylvana Maria Apituley mengaku puas dengan apa yang disampaikan peserta anak-anak tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi masukan Anda. Selama dua minggu terakhir kami telah menyusun gagasan RPP perlindungan anak di dunia digital.” Undang-undang tersebut dibuat untuk melindungi hak Anda dari kekerasan di website.

Komisioner KPAI itu juga mengaku senang jika anak-anak bisa mendapat masukan dari pemerintah.

“Kami ingin masukan Anda mengenai apa yang harus dilakukan pemerintah untuk melindungi Anda dari potensi serangan terhadap hak digital Anda.”

 

Sementara itu, Asisten Deputi Hak Sipil, Penerangan, dan Keterlibatan Anak di PPPA, Endah Sri Rejeki menambahkan, “Kami tergerak untuk mendengarkan arahan anak. Tidak hanya masalah-masalah yang dirujuk, tetapi masalah-masalah tersebut juga dievaluasi kembali untuk pembelaan yang paling besar menurut saya: “Ada kegiatan penelitian yang dilakukan oleh anak-anak. Yang penting adalah apa yang dipelajari anak-anak saat melakukan penelitian.”

Manajer Perlindungan dan Keterlibatan WVI Satrio Rahargo mengaku bangga dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan anak-anak.

“Kami sangat bangga dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak yang sebagian besar menggunakan data penelitian mereka sendiri. Kami berharap data ini dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam pengambilan keputusan dan praktik yang baik dapat diadopsi atau dimodifikasi untuk konteks yang lebih luas. Kami juga berharap semakin banyak anak yang diberikan tempat untuk berpartisipasi melalui media.”

 

Selain bersuara dan bertindak kepada pemangku kepentingan di tingkat nasional, anak-anak juga memperoleh kapasitas tambahan untuk melakukan advokasi melalui berbagai media. Yang terpenting, anak-anak dapat belajar dan mempraktikkan ekspresi, praktik baik, dan tantangan melalui partisipasi anak yang bermakna.

Mereka juga dapat menciptakan jaringan yang luas untuk kegiatan berskala besar guna mendorong kemajuan hak-hak anak. Ke depan, anak-anak ini melalui WVI akan terus berkoordinasi dengan KPAI dan PPPA demi visi yang terbaik bagi anak-anak.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *