Sun. Sep 8th, 2024

Ternyata, Ini Penyebab Garuda Indonesia Alihkan 46 Kloter Kepulangan Jemaah Haji

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membeberkan alasan perubahan titik penerbangan jemaah haji untuk kembali ke Indonesia. Rupanya, slot di bandara Arab Saudi terbatas.

Terdapat 46 rombongan penerbangan (clotters) jemaah haji yang dialihkan dari Bandara Jeddah ke Bandara Madinah. Ia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait.

Sehubungan dengan informasi terkait penyesuaian jadwal dan slot 46 awak pesawat yang memulangkan jemaah haji asal Indonesia akibat terbatasnya slot di bandara-bandara Arab Saudi, dapat kami sampaikan bahwa Garuda Indonesia terus meningkatkan koordinasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan penerbangan haji, kata Irfan. dalam keterangan resmi, Kamis (27/6/2024).

Pihak-pihak tersebut antara lain Otoritas Bandara Arab Saudi dan Kementerian Agama. Tujuannya untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan kepulangan haji 2024, khususnya terkait langkah mitigasi mengantisipasi terbatasnya slot penerbangan di bandara-bandara Arab Saudi. 

Irfan mengatakan, berdasarkan penawaran awal penerbangan jemaah haji pulang, ada 68 slot yang tidak bisa diisi di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah. Anda diharuskan transfer ke Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Otoritas bandara menyebutkan ada 68 slot penerbangan yang tidak dapat dipenuhi sesuai permintaan Garuda Indonesia mengingat adanya perubahan kebijakan pengaturan slot di bandara Arab Saudi, ujarnya.

Karena itu, ia segera melakukan negosiasi. Alhasil, jumlah klaster jemaah haji hanya berjumlah 46 klaster. 

 

 

Terkait perubahan tersebut, Garuda Indonesia yang juga didukung oleh Kementerian Agama terus melakukan diskusi dengan GACA dan sejauh ini telah terjadi penyesuaian jumlah slot yang harus disesuaikan menjadi sekitar 46 dari 68 penerbangan sebelumnya. . slot,” jelasnya.

Lebih lanjut, Irfan kembali menegaskan akan tetap memberikan kompensasi sesuai ketentuan. Akibat perubahan tersebut, Garuda Indonesia akan menanggung fasilitas yang dibutuhkan jemaah haji.

Terkait dampak penyesuaian jadwal tersebut, Garuda Indonesia memastikan perseroan berkomitmen bertanggung jawab dengan menyiapkan fasilitas tambahan berupa akomodasi, makan, dan transportasi yang seluruh biayanya ditanggung oleh Garuda Indonesia, jelasnya.

“Dapat kami pastikan, sejauh ini Garuda Indonesia terus melakukan diskusi dan komunikasi dengan pemangku kepentingan penerbangan haji termasuk Kementerian Agama dan GACA untuk memastikan kelancaran operasional penerbangan jemaah haji yang kembali ke Indonesia hingga 21 Juli 2024,” tutup Irfan Setiaputra.

 

Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi Haji Nasional Kementerian Agama Mutolih Siradj menyalahkan Garuda Indonesia yang mengubah jalur pulang jemaah haji. 46 rombongan jamaah awalnya berangkat dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, mengubah titik kepulangan mereka melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Sebagai informasi, pergerakan jemaah haji Indonesia terbagi dalam dua gelombang. Pertama, jemaah haji asal Indonesia mendarat di Bandara Madinah Amaa, kemudian menuju Madinah, Makkah, dan selanjutnya kembali melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Kedua, jemaah haji Indonesia mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, kemudian menuju Makkah, Madinah, dan kemudian kembali melalui Bandara Madinah Amaa.

Perubahan jadwal penerbangan yang tiba-tiba sangat merepotkan, tidak hanya bagi masyarakat tetapi tentunya bagi petugas dan berpotensi menambah biaya di luar rencana, kata Mustoih dalam keterangannya.

Ia mengatakan, perubahan jalur pulang bisa membuat penonton bosan dengan perjalanan jauh. Di sisi lain, berpotensi menimbulkan biaya tambahan.

Ia juga menekankan perlunya perubahan sistem khusus yang dilakukan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi terkait rute baru tersebut.

“Perubahan ini memecah konsentrasi petugas. Dalam kondisi normal, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bandara Dakar harusnya fokus menjaga kepulangan jemaah haji gelombang pertama ke Jeddah. Terpisahnya pelayanan di Madinah hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya pelayanan petugas sehingga tidak maksimal,” jelasnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *