Wed. Oct 9th, 2024

Ternyata Planet Neptunus Tidak Sebiru Kelihatannya, Begini Faktanya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Neptunus dikenal sebagai planet es yang jauh dari pusat tata surya Bima Sakti. Dunia terkenal dengan warna birunya yang indah.

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa Neptunus tidak sebiru yang diketahui sebelumnya. Diluncurkan di situs NASA pada Rabu (5/8/2024) Gambar baru Neptunus merupakan hasil pengumpulan data dari pesawat luar angkasa Voyager 2.

Tiga puluh tahun yang lalu, para ilmuwan mendaur ulang data yang dikirimkan oleh pesawat ruang angkasa tua. Para ilmuwan kemudian menambahkan data dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Teleskop Luar Angkasa Besar.

Dikutip dari Life Sciences, Rabu (5/8/2024) Nob Ton sebelumnya diperkirakan berwarna biru, sedangkan Uranus diperkirakan berwarna hijau cerah. Namun gambar baru menunjukkan bahwa kedua bintang tersebut sebenarnya memiliki warna yang mirip, yakni biru-hijau cerah.

Untuk mendapatkan gambar Neptunus yang baru dan lebih baik, para ilmuwan menggunakan data yang dikumpulkan oleh STI dan Wide Field Camera 3 (WFC3) dari Teleskop Luar Angkasa Hubble. Tim juga menggunakan data yang dikumpulkan oleh Multi Unit Spectroscopic Explorer (MUSE) pada teleskop besar (VLT) yang terletak di Gurun Atacama di Chili utara.

Dalam gambar yang diambil oleh perangkat ini, setiap piksel merupakan spektrum warna yang berkesinambungan. Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk menyesuaikan gambar komposit yang dibuat oleh Voyager 2.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kedua raksasa es tersebut berwarna biru kehijauan, meskipun Neptunus sedikit lebih biru. Para ilmuwan berpendapat hal ini karena Neptunus memiliki lebih sedikit kabut di sekitarnya dibandingkan Uranus.

Warna biru Neptunus disebabkan oleh atmosfer yang kaya metana. Metana menyerap cahaya merah dan oranye, namun memantulkan cahaya biru.

Hal ini membuat Neptunus tampak biru di mata manusia. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy menunjukkan bahwa atmosfer Neptunus mungkin mengandung partikel es yang disebut kabut.

Kabut ini dapat memancarkan cahaya biru dan membuat Neptunus tampak lebih pucat dibandingkan aslinya. Penemuan ini didasarkan pada pengamatan Neptunus oleh Teleskop Luar Angkasa Spitzer milik NASA.

Spitzer dapat melihat cahaya infra merah yang tidak terhalang kabut. Pengamatan Spitzer menunjukkan bahwa Neptunus sebenarnya lebih merah daripada yang terlihat oleh mata manusia.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sifat kabut di atmosfer Neptunus dan pengaruhnya terhadap warna planet. Penelitian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teleskop baru, seperti James Webb Space Telescope yang akan diluncurkan pada tahun 2021.

 

Neptunus merupakan planet yang penuh badai, sehingga disebut sebagai planet paling berangin di tata surya. Suhu permukaan Neptunus sekitar -120 derajat Celcius.

Neptunus mengorbit Matahari dan bintang, dan Neptunus adalah planet kedelapan dari Matahari. Waktu satu kali Neptunus berotasi adalah sekitar 16 jam, dan dibutuhkan waktu sekitar 165 tahun bagi Bumi untuk mengorbit Matahari.

Sebagian besar atmosfer Neptunus terdiri dari hidrogen, karbon, atom, helium, dan metana. Neptunus merupakan satu-satunya planet di tata surya yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Faktanya, penemuan pertama planet tersebut didasarkan pada prediksi matematis yang dilakukan oleh Urbain Le Verrier dan kemudian ditemukan oleh Johan Galle pada tahun 1864. NASA pernah melakukan perjalanan ke Neptunus dengan pesawat ruang angkasa Voyager 2.

Voyager 2 adalah satu-satunya pesawat ruang angkasa yang mengunjungi Neptunus. Tidak ada pesawat luar angkasa yang pernah terbang melintasi Neptunus untuk mempelajarinya dari dekat atau dekat.

(Tiffany)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *