Thu. Sep 26th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pernah bermimpi tinggal di Thailand? Visa Pengembara Digital mungkin bisa menjadi pilihan Anda. Pemohon visa dapat menghabiskan waktunya untuk mempelajari tinju Muay Thai atau makanan Thailand.

Melansir laman Euronews, Kamis 6 Juni 2024, Thailand telah lama menjadi tujuan populer para imigran digital. Visa digital yang telah lama ditunggu-tunggu telah diluncurkan, memungkinkan orang untuk bekerja di Thailand hingga satu tahun.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Mr. Chai Wacharonke mengatakan saat mengumumkan kebijakan tersebut bahwa Thailand Destination Visa (DTV) ditujukan untuk digital nomad seperti pekerja jarak jauh dan pekerja lepas.

Visa multiple-entry berlaku selama lima tahun dan dapat digunakan selama 180 hari dengan opsi perpanjangan 180 hari berikutnya. Hingga saat ini, sebagian besar wisatawan Eropa bisa mengunjungi negara tersebut secara gratis selama 30 hari. 30 hari.

Namun, mereka tidak diperbolehkan bekerja di Thailand. Visa ini berlaku untuk wiraswasta dan pekerja pedesaan, serta mereka yang belajar di negara tersebut, termasuk orang asing yang mempelajari masakan Thailand, seni bela diri Thailand (Muay Thai), dan lainnya, juru bicara pemerintah mengumumkan. permainan. Mereka yang menghadiri festival musik, menghadiri konferensi, atau mencari perawatan medis juga mungkin memenuhi syarat.

Pasangan dan anak-anak pemegang DTV juga dilindungi oleh visa. Biaya pengajuan Thailand Digital Visa adalah 10.000 Thai Baht atau setara Rp 4,4 juta.

Dapat dipahami bahwa Thailand turun 11 peringkat dalam laporan perjalanan dan pariwisata terbaru Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang dirilis bulan lalu, terutama karena kurangnya infrastruktur dan layanan. Namun, dalam beberapa acara yang diumumkan secara bersamaan oleh DTV, negara tersebut sedang mengembangkan rencana untuk meningkatkan pariwisata.

Pada bulan Juni, program perpanjangan visa beroperasi di 93 negara dan wilayah, naik dari sebelumnya 57. Hal ini memungkinkan selama 60 hari sebelum 30 hari untuk pariwisata dan bisnis jangka pendek.

Negara yang memenuhi syarat adalah Albania, Kroasia, Kosovo, dan Maroko. Sebanyak 31 negara lainnya dapat memperoleh visa turis selama 15 hari pada saat kedatangan di bandara Thailand, naik dari sebelumnya 19 negara.

Pelajar dari negara lain juga diperbolehkan tinggal selama satu tahun setelah lulus untuk memberi mereka waktu mencari pekerjaan, padahal dulu mereka harus segera meninggalkan negara tersebut. Ada kabar baik bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun yang ingin pensiun. Persyaratan asuransi yang sebelumnya sebesar THB 3 juta atau setara Rp 1,3 miliar kini dikurangi menjadi saldo 440.000 atau setara Rp 195 juta. 

Perdana Menteri Thailand yang pernah kami sebutkan di masa lalu menunjukkan bahwa negaranya ingin mengembangkan pariwisata. Ia ingin mencapai kesepakatan bebas visa dengan negara-negara UE melalui pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Elysee di Paris.

Dalam konferensi pers bersama Macron yang dikutip The Thaiger, Sretta mengatakan isu utama yang sedang kita bahas adalah perjalanan bebas visa, yang akan dipertimbangkan setelah pemilihan Parlemen Eropa tahun ini. Perdana Menteri Thailand berusia 62 tahun ini optimistis perjanjian bebas visa dengan Uni Eropa tidak hanya akan membantu industri pariwisata negaranya, tetapi juga menjadi penghubung lintas sektoral.

“Tidak ada keraguan bahwa layanan perjalanan bebas visa akan memperkuat hubungan antar negara dan berkontribusi pada pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya. 

Sebagai tanggapan, Presiden Macron mengakui upaya Thailand dan menyatakan minat Perancis untuk memberikan bantuan. Kami siap mendukung proyek ini karena membutuhkan kedua negara,” kata Macron.

Perjanjian perdagangan bebas antara Thailand dan Uni Eropa juga menjadi poin penting dalam pertemuan tersebut. Perdana Menteri Sretta dan Macron sepakat bahwa negosiasi perjanjian tersebut, yang diharapkan selesai dalam 18 bulan ke depan, akan sangat meningkatkan hubungan perdagangan antara Thailand dan Uni Eropa.

Selain itu, Thailand dan Perancis membahas kemungkinan kerja sama militer dan perdagangan. Salah satu kolaborasinya adalah pengenalan sutra Thailand ke pasar fesyen Prancis.

Kedua pemimpin membahas kemungkinan mengintegrasikan sutra Thailand ke dalam industri fesyen Perancis. Ia juga mengatakan bahwa ini merupakan perjanjian yang akan menguntungkan kedua negara.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *