Fri. Sep 20th, 2024

The Fed: Masih Butuh Beberapa Bulan Sebelum Pangkas Suku Bunga AS

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Gubernur Federal Reserve (Fed) Christopher Waller mulai mengindikasikan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).

Namun, dia masih perlu diyakinkan sebelum mendukung pemotongan dalam waktu dekat.

Dikutip dari CNBC International, Kamis (23/5/2024), Waller menilai tidak diperlukan kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah melihat data inflasi AS yang menunjukkan inflasi. 

“Bank sentral tidak boleh bersikap negatif, namun data menunjukkan bahwa inflasi tidak meningkat, dan saya yakin kenaikan suku bunga kebijakan lebih lanjut mungkin tidak diperlukan,” kata Waller baru-baru ini.

Komentar tersebut disampaikan dalam pidato yang disiapkan untuk pidato di hadapan Peterson Institute for International Economics di Washington.

Waller merujuk pada data terbaru dari penjualan ritel AS hingga perlambatan di sektor manufaktur dan jasa, yang membantu meringankan sebagian permintaan yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga The Fed, yang merupakan diskon tertinggi dalam lebih dari 40 tahun. 

Meskipun pertumbuhan upah kuat, upah di pasar tenaga kerja AS tidak pernah bisa menyamai tingkat upah The Fed yang sebesar 2 persen dan menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Namun Waller mengatakan dia belum siap mendukung penurunan suku bunga.

“Perekonomian tampaknya membaik seperti yang diharapkan komite,” katanya.

“Namun, karena tidak adanya pelemahan yang signifikan di pasar tenaga kerja, saya perlu melihat data inflasi yang baik dalam beberapa bulan sebelum saya mendukung kebijakan moneter,” jelasnya.

 

Dolar Amerika Serikat (USD) terlihat menguat pada Selasa 21 Mei 2024. Alhasil, rupiah masih belum tembus ke atas level 16.000 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Asuaibi, mengatakan dalam keterangan tertulisnya bahwa “greenback didukung oleh beberapa komentar pejabat The Fed bahwa bank sentral masih perlu lebih diyakinkan bahwa inflasi sedang melambat dan suku bunga mungkin tidak berubah untuk tahun ini. sebentar.Dikutip Selasa (21/5/2024).

Hal ini akan membuat risalah pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu di akhir bulan April menjadi fokus utama untuk pemahaman yang lebih baik mengenai sikap bank tersebut terhadap suku bunga.

Sejauh ini, beberapa pejabat Fed mengatakan mereka belum siap untuk mengatakan apakah inflasi AS berada pada jalur yang tepat untuk memenuhi target bank sentral sebesar 2%.

Data yang dirilis minggu lalu menunjukkan tekanan harga konsumen mereda pada bulan April, dan beberapa pihak ingin melanjutkan kebijakan yang hati-hati pada hari Senin.

Pada Senin (20/5), Presiden Fed Atlanta Rafael Bostic mengatakan pihaknya memerlukan waktu untuk yakin bahwa inflasi akan kembali ke sasarannya.

Selain itu, menurunnya kepercayaan terhadap Tiongkok juga membebani pasar karena para pedagang menunggu bagaimana Beijing akan memulai langkah-langkah stimulus yang diumumkan baru-baru ini.

Rupee ditutup melemah

Rupee melemah 20 poin pada perdagangan Selasa sore (21/5/2024), meski sebelumnya sempat melemah 50 poin menjadi $15.998 per dolar AS dari periode sebelumnya $15.978.

“Besok nilai tukar rupiah berubah namun ditutup pada level 15.980 USD – 16.040 per USD,” jelasnya.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap tidak berubah pada kuartal pertama tahun 2024, menurut laporan Bank Indonesia (BI).

“Di tengah perlambatan perekonomian global, defisit transaksi berjalan masih rendah. Sementara lembaga keuangan dan keuangan mencatat defisit akibat ketidakstabilan pasar keuangan dunia,” kata Ibrahim.

Dengan perkembangan tersebut, neraca pembayaran Indonesia pada triwulan I tahun 2024 tercatat defisit sebesar $6,0 miliar, dan cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tetap tinggi yaitu sebesar $140,4 miliar atau setara dengan penunjang pendapatan dan pengeluaran 6,2 bulan. Pelunasan utang pemerintah luar negeri yang berstatus ekuitas internasional kurang lebih 3 bulan.

Pada periode ini juga, transaksi berjalan mencatat defisit sebesar $2,2 miliar, atau 0,6 persen PDB, dari $1,1 miliar, atau 0,3 persen PDB, pada kuartal keempat tahun 2023.

Sebelumnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dinyatakan positif mengidap Covid-19 dan memiliki gejala terkait, kata juru bicara bank sentral AS.

Melansir Associated Press, Sabtu (18/5/2024), Powell melakukan tes pada Kamis malam, 16 Mei 2024 waktu setempat. Kepala pemerintahan telah meninggalkan pekerjaannya dan bekerja di rumah.

“Dia mengisolasi diri dan bekerja di rumah, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,” kata juru bicara badan tersebut.

Seperti diberitakan, Powell menjadi salah satu peserta wawancara di Amsterdam pada Selasa 14 Mei 2024, di mana ia mengatakan bahwa The Fed kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga utamanya karena tanda-tanda inflasi AS belum melambat.

Namun, Powell melanjutkan bahwa kenaikan suku bunga akan kembali melambat.

Powell, yang tadinya dijadwalkan menyampaikan pidato pembukaan secara langsung di Georgetown University Law Center, kini berencana menyampaikan pidatonya melalui video, kata juru bicara organisasi tersebut.

Diketahui, ini bukan kali pertama ketua organisasi tersebut melakukan tes Covid-19.

Powell dinyatakan positif Covid-19 pada Januari 2023 dan menunjukkan gejala ringan, kata The Fed.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *