Mon. Sep 16th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Larangan tidur di lantai kerap dikaitkan dengan risiko pneumonia. Pneumonia adalah istilah medis yang mengacu pada pneumonia atau radang paru-paru.

Namun menurut Dr. Taufik Indrawan SpPD di RS Sardjito, belum ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

Ia menekankan, belum ada penelitian yang secara jelas menunjukkan hubungan antara tidur di lantai dan pneumonia. Hal ini juga berlaku pada aktivitas mandi di malam hari.

Penjelasan tersebut ia sampaikan saat siaran langsung program Instagram Radio Health Kementerian Kesehatan RI pada Kamis, 2 Mei 2024.

Pneumonia adalah peradangan pada jaringan paru-paru, biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Infeksi ini menyebabkan kantung udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru meradang, yang kemudian terisi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.

Meskipun tidur di lantai belum secara spesifik dikaitkan dengan pneumonia, penggunaan ventilator dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut.

“Perlu diingat bahwa kipas angin tidak mempunyai sistem untuk membersihkan udara, hanya sekedar menyedot udara yang ada disekitarnya, ketika kita berada di dalam ruangan kita tidak mengetahui udaranya seperti apa sehingga secara tidak langsung kita terkena debu. dan kuman ruangan yang tertarik pada kita.”

 

Udara yang bertiup dari kipas angin tidak hanya menarik partikel internal seperti debu dan bakteri, lalu masuk ke dalam tubuh.

Otomatis, semakin banyak kuman di dalam ruangan, semakin tinggi pula risiko terkena pneumonia, ujarnya.

Taufik menyarankan, jika ada yang sakit, sebaiknya hindari penggunaan kipas angin karena dapat mempercepat penyebaran kuman di dalam ruangan.

“Saya berpesan, jika di rumah ada orang yang sakit, sebaiknya tidak menggunakan ventilator, karena dapat mempercepat penyebaran kuman yang ada,” kata Taufik.

Mengutip website yankes.kemenkes.go.id: Pneumonia bisa menyerang siapa saja. Namun, dua kelompok usia yang paling berisiko adalah anak-anak di bawah usia 2 tahun dan orang dewasa di atas 65 tahun.

Faktor risiko lainnya meliputi: Penerimaan. Anda berisiko lebih tinggi terkena pneumonia jika berada di unit perawatan intensif rumah sakit, terutama jika Anda menggunakan mesin untuk membantu pernapasan (ventilator). Penyakit kronis. Anda lebih mungkin terkena pneumonia jika Anda menderita asma, penyakit paru obstruktif kronik (COPD), atau penyakit jantung. pertunjukan. Merokok merusak pertahanan alami tubuh terhadap bakteri dan virus penyebab pneumonia. Sistem kekebalan tubuh melemah atau tertekan. Orang dengan HIV/AIDS, orang yang pernah menjalani transplantasi organ, dan orang yang memakai kemoterapi atau steroid jangka panjang berisiko terkena penyakit ini.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *