Fri. Sep 20th, 2024

Tidur Siang Sejenak Bisa Bantu Tubuh Lebih Kuat Jalankan Puasa Ramadhan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pola tidur berkaitan dengan energi tubuh selama puasa Ramadhan.

Melansir NU Online, Anggota Pengurus Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cilacap, serta apoteker dan peneliti farmasi Prof Yohansia Norwazi mengatakan: “Tidur siang singkat menunjang kekuatan puasa di siang hari. ” Selasa (19.03.2024).

Namun, jika seseorang bekerja terlalu keras di siang hari hingga tidak bisa istirahat sejenak, maka timbullah masalah, lanjutnya.

Lanjutnya, jika ada tidur siang singkat atau waktu tidur, tidur melepaskan hormon leptin.

“Hormon leptin yang dikeluarkan saat puasa bekerja penuh. Oleh karena itu, tidur siang singkat saat puasa Ramadhan memberikan kekuatan bagi seorang muslim untuk menuntaskan puasa hari itu hingga waktu berbuka.”  

Bagi yang tidak mempunyai kesempatan untuk tidur, istirahat yang paling baik adalah segera berbaring setelah tarawih dan witir. Selain itu, tidak bangun larut malam setelah shalat tarawih, terburu-buru tidur dengan niat bangun di sepertiga malam terakhir, juga menguatkan tubuh untuk berpuasa keesokan harinya.  

Rutinitas istirahat seperti ini, jika teratur, akan mengurangi total waktu tidur harian selama Ramadhan, namun tidak mengganggu kualitas istirahat.  

Cara tidur atau waktu istirahat ini dibahas dalam perspektif Islam dalam Zibun al-Nabawi. Tipun Nabawi – Ucapan atau tindakan (hadits) Nabi Muhammad SAW, yang berkaitan dengan kesehatan dan kebersihan.

Tim peneliti gabungan dari Maroko dan Perancis menyelidiki pengurangan waktu tidur harian selama Ramadhan.

Studi tersebut menemukan bahwa selama Ramadhan, proporsi tidur non-rapid eye motion (NREM) meningkat, sedangkan tidur non-rapid eye motion (REM) menurun.

Peneliti menjelaskan bahwa tidur terdiri dari dua keadaan fisiologis, yaitu tidur non-rapid eye Movement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Pada tidur NREM, tidur sangat nyenyak sehingga Anda tidak dapat mengingat apapun, termasuk mimpi. Pada saat yang sama, tidur REM disebut juga tidur aktif, karena ditandai dengan gerakan mata yang sangat cepat dan aktivitas otak yang tinggi.

Penelitian menunjukkan bahwa perubahan pola tidur ini berkaitan dengan perubahan cara umat Islam menyantap buka puasa dan sahur.

Sahur secara rutin dimulai dengan sarapan pagi sebelum sahur dan mengubah pola makan di penghujung hari.

Oleh karena itu, reaksi tubuh setelah makan yang biasanya terjadi pada siang hari akan berlanjut hingga pagi hari. Akibat perubahan kebiasaan makan tersebut, orang menjadi lebih mudah mengantuk di siang hari. Oleh karena itu, tidur siang singkat di siang hari bisa bermanfaat.

Berdasarkan konsep prediksi Dhibone, aktivitas tidur meningkatkan kelembapan tubuh dan mendinginkannya.

“Jika waktu tidur sehari-hari dikurangi, masuk akal jika respon tubuh menjadi hangat. Namun fenomena peningkatan gerakan mata non-cepat pada umat Islam yang berpuasa selama Ramadhan, ditemukan peneliti, mampu menstabilkan suhu tubuh,” jelas Johannes. . untuk mencegah suhu tubuh meningkat.

Konsep prediksi Tiboun tentang aktivitas tidur yang mendinginkan tubuh berkaitan dengan peningkatan tidur NREM selama Ramadhan. Jika masyarakat memperhatikan waktu istirahatnya selama Ramadhan, peningkatan tidur NREM akan menjamin pemulihan dan ketenangan tubuh secara keseluruhan.

Hal ini ditandai dengan penurunan suhu tubuh dan tekanan darah, serta pernapasan menjadi teratur dan lambat. Tidur yang cukup juga menunjang pola makan yang baik.

Tidur yang cukup (sekitar 5-6 jam untuk orang dewasa) mengaktifkan hormon pertumbuhan yang bertugas mengatur distribusi nutrisi.

Artinya zat gizi berupa protein, lemak dan karbohidrat digunakan secara maksimal dalam proses pembangunan dan perbaikan jaringan dan organ tubuh” (Al-Azhar, Islamic Healthy Life, [Bandung, penerbit Al-Sadiqiya: 2015] ], hal.244). .  

 

Salah satu tips Zibun Al-Nabawi dalam mengatur istirahat malam adalah tidur lebih awal agar bangun pagi. Konsep ini cocok digunakan saat Ramadhan, karena ada rangkaian sahur yang rutin dilakukan pada sepertiga malam terakhir.

Seorang muslim hendaknya berusaha untuk bangun pagi, meskipun waktu tidur malamnya dipersingkat, agar tidak ketinggalan sahur. Orang yang tidur lebih awal dan bangun di sepertiga malam terakhir juga akan mendapat manfaat dari kebiasaan bangun malam.

Semakin berlalunya hari Ramadhan, semakin mudah untuk membiasakan aktivitas selain sahur, seperti salat malam. Puncaknya jatuh pada sepuluh hari terakhir, dan keadaan tubuh lebih disesuaikan untuk memperbanyak doa menyongsong Malam Kekuasaan.  

Meski terjadi pengurangan jam tidur, perubahan pola makan secara umum mengimbangi pola istirahat dengan cara yang unik, sehingga umat Islam memiliki energi yang besar untuk menjalani rangkaian ibadah di Bulan Suci, pungkas Yohansia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *