Mon. Sep 16th, 2024

Tips Amankan Kartu SIM yang Kini Jadi Bagian dari Identitas Digital

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Nomor telepon kini menjadi tanda pengenal penting bagi pengguna. Nomor telepon bukan lagi sekedar nomor yang bisa kita hubungi untuk menghubungi kita, tapi sudah menjadi identitas pribadi dan penting untuk login ke berbagai layanan digital, mulai dari media sosial hingga aplikasi perbankan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu kehilangan nomor telepon, yang dapat menyebabkan masalah keamanan yang signifikan bagi pemiliknya.

Laporan Digital Global Kepios tahun 2024 mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 5,65 miliar pelanggan seluler di seluruh dunia.

Angka tersebut menunjukkan bahwa mayoritas penduduk dunia memiliki setidaknya satu nomor telepon dan terus meningkat.

Pakar Kaspersky juga menyoroti risiko dan tanggung jawab yang terkait dengan pengelolaan saluran telepon, menekankan perlunya kesadaran dan perlindungan yang dapat digunakan dalam skenario di mana nomor telepon dapat disusupi. 1. Jika telepon dan kartu SIM

Jika smartphone hilang atau dicuri beserta kartu SIMnya, hal tersebut bisa berbahaya. Pasalnya, situasi ini berisiko terhadap keamanan digital pemiliknya.

Bahkan, kartu SIM bisa ditransfer ke ponsel lain. Selain itu, jika tidak ada PIN, akun pribadi yang dikaitkan dengan nomor telepon tersebut rentan terhadap akses tidak sah.

Jika Anda mengalami kejadian seperti ini, langkah selanjutnya adalah menghubungi penyedia layanan untuk memblokir kartu SIM.

Jika kartu SIM diblokir, Anda perlu membuat kartu SIM baru dengan nomor telepon yang sama. Untuk pengguna eSIM, prosesnya dimulai dengan menghubungi operator untuk menonaktifkan kartu SIM di perangkat yang hilang dan mengatur pengaturan koneksi ponsel baru.

Perusahaan seluler sering kali mendaur ulang nomor lama setelah beberapa saat dan kemudian menjualnya kembali ke pelanggan lain.

Jika akun yang terkait dengan nomor tersebut belum ditransfer, pemilik baru berpotensi mendapatkan akses ke nomor tersebut dan membahayakan informasi pribadi.

Itu sebabnya pengguna disarankan untuk tidak terburu-buru jika ingin berganti kartu. Caranya adalah dengan mengamankan jalur baru sekaligus menjaga jalur lama tetap aktif.

Periode tumpang tindih ini penting untuk memisahkan akun secara merata dari edisi sebelumnya.

Anda dapat menggunakan pengelola kata sandi karena dapat mengidentifikasi layanan yang menggunakan nomor telepon sebagai informasi login.

Selain itu, penting untuk meninjau riwayat pesan teks masuk Anda untuk mencari kode verifikasi yang mungkin memberikan petunjuk tentang layanan mana yang perlu diperbarui.

Penipuan portal dimulai ketika penipu mengumpulkan informasi pribadi yang cukup untuk menyamar sebagai seseorang. Penipu memperoleh data melalui phishing atau vishing.

Phishing melibatkan pengiriman email palsu yang tampaknya berasal dari operator seluler asli dan meminta informasi pribadi di situs web palsu.

Sedangkan untuk vishing, penipu berpura-pura menjadi operator untuk mengelabui korban agar membocorkan informasi sensitif.

Setelah penipu mengetahui nama, alamat, dan nomor media sosial, ia dapat meminta operator seluler untuk mengganti nomor telepon ke kartu SIM baru yang dikendalikan penipu.

Hal ini memungkinkan penipu memperoleh informasi seperti kode OTP. Nah, penipu juga bisa mendapatkan akses ke akun keuangan dan pribadi.

Biasanya, korban tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi korban sampai mereka kehilangan layanan telepon seluler atau melihat aktivitas aneh di akunnya.

 

Pengguna juga disarankan untuk berhati-hati terhadap email dan panggilan yang meminta informasi pribadi atau meminta tindakan segera.

Periksa panggilan mencurigakan dengan menghubungi penyedia layanan melalui jalur resmi. Jika ternyata kartu SIM telah diganti, segera hubungi operator.

Pastikan untuk menambahkan PIN atau kata sandi untuk perubahan akun.

Anna Larkina, pakar analisis konten web di Kaspersky, mengungkapkan bahwa nomor telepon telah menjadi pengenal pribadi yang penting, seperti sidik jari.

“Penting untuk melakukan pendekatan keamanan dengan sangat hati-hati. Dengan mengenali risiko penyalahgunaan dan potensi bahaya, kita dapat melindungi diri kita dari tekanan dan kerugian yang lebih besar di masa depan,” kata Larkin.

(Timah)

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *