Thu. Sep 19th, 2024

Tips Hindari Kredit Macet dalam Industri Fintech P2P Lending

By admin May26,2024 #lending #P2P Lending

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Non-performing loan (NPL) atau tidak terbayar merupakan risiko yang tidak dapat dihindari dalam industri fintech lending P2P. Akar permasalahannya datang dari berbagai aspek, mulai dari sisi peminjam, peminjam, dan faktor eksternal seperti pandemi atau perubahan iklim perekonomian.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan fintech P2P lending telah menyalurkan pinjaman kepada peminjam senilai Rp 22,57 triliun per Desember 2023. Namun di sisi lain, Kontan mencontohkan, TWP90 berada di atas 5% di beberapa platform fintech P2P lending. . .

Beberapa pelaku usaha fintech P2P Lending sangat prihatin dengan tantangan yang muncul di industri ini. Meskipun kehadiran pinjaman P2P masih diperlukan bagi masyarakat yang kurang terlayani untuk mengakses pinjaman, tingkat tunggakan peminjam merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.

Beberapa pemain fintech P2P Lending mempunyai strategi berbeda untuk memitigasi risiko gagal bayar. Sebagai platform fintech P2P Lending, 360Kredi telah memitigasi risiko kredit macet dengan berbagai cara, termasuk menggunakan data kredit.

CEO 360Kredi Kuseryansyah menjelaskan, perusahaannya menerapkan prinsip kehati-hatian yang sangat ketat sejak awal, meski proses peminjamannya 100% tanpa kontak. 360Kredi saat ini mencatat 60% penggunanya berada pada kelompok usia 25 hingga 35 tahun.

Kus menambahkan, digitalisasi untuk bisnisnya sudah diuntungkan oleh perusahaannya, “Keberhasilan operasional tidak sendirian, tapi ekosistem digital juga didukung, tanda tangan digital salah satunya, credit scoring juga membantu kami,” ujarnya.

Dari sektor pinjaman produktif, platform P2P lending Akseleran menyampaikan pentingnya mengukur kelayakan kredit pribadi sebelum mengajukan pinjaman.

“Akan selalu ada peminjam yang tidak bijak bahkan berniat buruk. “Nah, oleh karena itu sangat penting melakukan evaluasi kredit secara bijak, sehingga kita bisa menyaring dan meminimalisir debitur yang tidak mampu atau tidak mau membayar,” kata CEO Akseleran Ivan Tambunan.

Ivan menasihati calon peminjam tentang cara menghindari gagal bayar dengan memperhitungkan arus kas, mengurangi perilaku konsumen dan selalu memilih platform pinjaman yang sah.

“Jangan mengambil pinjaman tanpa memperhitungkan pendapatan dan kemampuan membayar. Keinginan dan kebutuhan harus bisa dibedakan, dan hal yang kita inginkan bisa diprioritaskan. Terakhir, pastikan platform tersebut sah. “Kalau bicara tentang fintech ilegal, ada banyak kerugiannya, seperti suku bunga tinggi dan penagihan yang kasar,” ujarnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *