Tue. Oct 8th, 2024

Top 3 Tekno: Kebangkitan Nokia Lumia hingga Upaya Apple Tak Kena Denda Rp 31,2 Triliun

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Nokia pernah menjadi raja ponsel di awal tahun 2000-an. Berbagai produk ponsel mereka begitu melegenda dengan desain yang berbeda-beda namun tetap menarik perhatian penggemarnya.

Kini Nokia kerap merilis ulang model ponsel populernya melalui HMD Global. Sebut saja model ikonik ponsel Nokia 3310 yang diluncurkan kembali beberapa tahun lalu.

Dari situlah Nokia menghidupkan kembali nostalgia para penggemarnya dengan ponsel terbaik pada masanya. Baru-baru ini beredar kabar bahwa HMD Global selaku pemegang lisensi ponsel Nokia akan merilis seri Lumia. Ponsel Nokia Lumia ini sempat populer pada tahun 2010-2014.

Nokia Lumia baru ini tidak akan menggunakan sistem operasi lama yakni OS Windows Mobile, melainkan akan hadir dengan Android 14.

Selasa (22 Mei 2024) Bagi pembaca channel Tekno matthewgenovesesongstudies.com yang berminat, informasi mengenai Nokia Lumia Android yang akan diberi nama Fabula.

Selain kabar kebangkitan seri Nokia Lumia yang kini menggunakan sistem operasi Android, pembaca juga penasaran dengan pengumuman Intel terkait prosesor Lunar Lake AI yang rencananya akan dirilis pada akhir tahun 2024.

Bagaimana proses AI Lunar Lake? Prosesor ini merupakan prosesor yang dirancang khusus untuk menjadi otak AI pada komputer.

Intel bahkan menjanjikan prosesor ini akan mendapatkan fungsionalitas AI 3 kali lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya.

Tak hanya itu, fakta lain yang menarik perhatian pembaca adalah upaya Apple yang menolak membayar denda sebesar Rp31,2 triliun atau USD 1,95 miliar kepada Uni Eropa atas pelanggaran antimonopoli.

Hal ini bermula ketika Uni Eropa menjatuhkan denda kepada Apple pada Maret 2024. Saat itu, Apple bertekad untuk membatasi layanan streaming musik Spotify agar tidak ada di jendela App Store.

Tertarik dengan informasi lebih lanjut? Yuk simak artikel selanjutnya.

 

Nokia akan menghidupkan kembali jajaran ponsel legendarisnya. Kali ini bukan dari seri feature phone lama yang dirilis ulang, melainkan dari seri Lumia yang sempat digandrungi.

Sebagai pemegang lisensi ponsel Nokia, HMD Global disebut-sebut akan merilis seri Lumia yang populer sepanjang masa pada 2010-2014.

Alih-alih OS Windows Mobile, Nokia Lumia baru akan menggunakan Android 14 sebagai sistem operasinya.

HMD Global sedang mengembangkan replika Nokia Lumia dengan desain kotak, menurut laporan Kuai Technology dan ITHome, seperti dikutip Gizchina, Rabu (22/5/2024).

Dinamakan “Fabula”, ponsel Android ini akan menampilkan Nokia Lumia yang pernah menjadi idaman para pengguna saat mencari alternatif ponsel Android dan iOS.

Menurut bocorannya, Nokia Lumia baru akan menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 7s Gen 2 yang menghadirkan performa kencang di kelas menengah.

Dari segi tampilan, HP Android Nokia ini hadir dengan panel AMOLED beresolusi FHD+ dan mendukung refresh rate 120Hz.

Baca informasi lebih lanjut di sini. 

Intel baru saja mengumumkan kapan raksasa teknologi itu akan meluncurkan prosesor laptop terbarunya yang diberi nama Lunar Lake.

Prosesor Lunar Lake x86 ini dikatakan akan tersedia secara global pada kuartal ke-3 tahun ini dan dirancang khusus untuk komputasi AI.

Intel mengklaim prosesor barunya menjanjikan performa kecerdasan buatan 3 kali lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya.

“Dengan efisiensi daya yang revolusioner, kompatibilitas arsitektur x86 yang andal, dan katalog kemampuan perangkat lunak terlengkap di industri,” ujar Michelle Johnston Holthouse, wakil presiden eksekutif Intel dan manajer umum Client Computing Group, dalam keterangan resmi, Rabu (22/05). /2024). .)

Dia menjelaskan, “Kami menawarkan penawaran pelanggan gabungan perangkat keras dan perangkat lunak paling kompetitif dalam sejarah dengan Lunar Lake dan Copilot+.”

Lunar Lake sendiri adalah sebuah prosesor dan lebih dari sekedar kekuatan AI yang dikemas dalam sebuah chip kecil.

Baca informasi lebih lanjut di sini. 

Apple saat ini dilaporkan sedang berjuang melawan denda antimonopoli sebesar €1,8 miliar (USD 1,95 miliar atau sekitar Rp 31,2 triliun) yang dikeluarkan oleh Uni Eropa.

Menyusul keluhan dari Spotify pada tahun 2019, Uni Eropa menjatuhkan denda pada bulan Maret 2024 setelah menemukan bukti bahwa Apple membatasi layanan streaming musik pesaing di App Store.

Pada saat itu, Apple mengajukan banding atas keputusan tersebut, dengan alasan bahwa Uni Eropa telah gagal menemukan bukti yang dapat dipercaya mengenai kerugian konsumen.

Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip Engadget, Rabu (22/5/2024), Apple kini telah mengajukan gugatan sebagai upaya untuk membatalkan keputusan tersebut.

Selain denda, Uni Eropa memerintahkan Apple untuk berhenti memblokir platform streaming musik saingannya yang meminta pengguna mendaftar layanan mereka dengan harga lebih rendah daripada App Store.

Spotify mengklaim pihaknya harus menaikkan harga berlangganan untuk menutupi biaya yang terkait dengan cara Apple menjalankan App Store.

Baca informasi lebih lanjut di sini. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *