Tue. Oct 8th, 2024

Top 3 Tekno: Peluncuran Android 15 Ditunda hingga Data Medsos Orang Meninggal Rentan Dicuri

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Tertundanya rilis Android 15 mungkin membuat banyak pengguna yang ingin mencoba fitur baru setelah membeli seri Pixel 9 patah semangat.

Kabar tersebut sampai ke pembaca Tekno matthewgenovesesongstudies.com pada Selasa (27/8/2024).

Tren lainnya adalah kecepatan orang mati mencuri identitas dari orang yang tidak menaruh curiga.

Selengkapnya simak tiga artikel terpopuler di channel Tekno matthewgenovesesongstudies.com di bawah ini.

1. Google Tunda Android 15 Mulai Oktober 2024, Apa Yang Terjadi?

Google telah meluncurkan seri Pixel terbaru yakni Pixel 9, Pixel 9 Pro, dan Pixel 9 Pro XL.

Namun, ada satu hal yang mungkin mengejutkan para gamer: ketiga ponsel ini tidak hadir dengan Android 15.

Meski terlihat seperti ponsel terbaru, Google tetap menggunakan Android 14, sistem operasi yang dikembangkan untuk Pixel 8 3 tahun lalu.

Kabar ini mungkin mengecewakan bagi mereka yang berharap dapat segera menikmati fitur-fitur baru Android 15 setelah membeli seri Pixel 9.

Sebelumnya, Google dikabarkan akan merilis update Android 15 pada bulan depan. Namun rencana tersebut terpaksa ditunda karena sistem operasi barunya belum siap.

Lantas, kapan Android 15 akan dirilis di perangkat Pixel? Perusahaan berencana merilis pembaruan Android 15 pada Oktober 2024, merujuk pada Android Authority pada Selasa (27/8/2024).

Baca lebih lanjut di sini 

 

Menurut Laporan Tinjauan Digital Global 2024, 95 persen pengguna internet menggunakan media sosial setiap bulan. Meski begitu, data tersebut menambahkan 282 juta orang baru antara Juli 2023 hingga Juli 2024.

Ketika semakin banyak orang berinteraksi secara online dan jejak digital mereka meluas, kekhawatiran mengenai privasi, warisan, dan penggunaan etis identitas digital menjadi semakin penting.

Sebuah studi baru yang dilakukan Kaspersky menunjukkan bahwa 61 persen konsumen rentan terhadap pencurian identitas orang mati. Hal ini karena masyarakat seringkali tidak memantau apa yang terjadi terhadap informasi yang diunggah almarhum ke Internet.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh (58 persen) responden percaya bahwa kehadiran orang yang meninggal secara online dapat diciptakan kembali menggunakan AI.

35 persen setuju untuk menerima reproduksi digital identitas orang yang meninggal melalui foto, video, atau memorabilia lainnya. Sementara mayoritas (38 persen) tidak setuju.

Meski begitu, survei tersebut menemukan bahwa 67 persen percaya bahwa melihat gambar atau cerita tentang orang mati dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang-orang terdekatnya.

Baca lebih lanjut di sini 

 

Bigo Live akhirnya buka suara soal ancaman pemblokiran yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI.

Dalam upayanya untuk terus berkarya di Indonesia, perusahaan telah mengambil langkah serius yang mempersulit pengelolaan konten.

Selain itu, perusahaan juga telah menghapus ribuan akun yang melanggar peraturan negara, terutama yang terkait dengan perjudian online dan konten pornografi.

Juru bicara Bigo Live mengatakan dalam keterangan resmi pada Selasa (27/8/2024) “Kami telah memperkenalkan serangkaian pembaruan signifikan pada sistem tindakan, menghapus 40.000 konten ofensif dari 50.000 akun sejak awal tahun 2024.”

Perusahaan menyatakan bahwa ini adalah bagian dari komitmen Bigo Live untuk menyediakan lingkungan digital yang aman dan bersih.

“Kami tidak menoleransi konten sensitif atau menyinggung di platform kami,” katanya.

Update Bigo Live ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memastikan bahwa seluruh konten di Bigo Live aman dan bermanfaat, khususnya bagi masyarakat Indonesia.

Baca lebih lanjut di sini 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *