Wed. Oct 9th, 2024

Transaksi Bursa Karbon Tembus Rp 36,77 Miliar hingga Mei 2024

By admin Oct9,2024 #Bursa #Bursa Karbon #karbon #OJK

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan jumlah transaksi di bursa batu bara terus meningkat. Hingga 31 Mei 2024, telah tercatat transaksi senilai Rp 36,77 miliar.

Inarno Djajadi, CEO OJK Pasar Modal, Pengawasan Derivatif Keuangan dan Pertukaran Karbon, mengatakan jumlah tersebut terkumpul sejak peluncuran pertukaran karbon pada 26 September 2023.

“Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 31 Mei 2024, sudah ada 62 pengguna jasa dengan total volume 608.427 tCO2e yang mendapat izin pertukaran karbon,” kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (6 Oktober 2024).

Menurut dia, pasar lelang mencatatkan transaksi kumulatif terbanyak yakni sebesar Rp36,77 miliar dengan kontribusi 50,26 persen. Angka tersebut tercatat lebih tinggi Rp 1,46 miliar dibandingkan capaian April 2024.

Nilai akumulasinya Rp36,77 miliar, dan data nilai transaksinya 26,86 persen di pasar reguler, 22,88 persen di pasar negosiasi, dan 50,26 persen di pasar lelang, ujarnya.

Potensi transisi karbon Indonesia masih cukup tinggi, kata Inarno. Pasalnya, masih ada 3765 pendaftar yang terdaftar di sistem. Selain itu, Indonesia mempunyai potensi besar dalam perdagangan karbon.

“Ke depan, potensi pertukaran karbon masih sangat tinggi mengingat terdapat 3.765 pendaftar yang terdaftar di Sistem Pendaftaran Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit batubara yang ditawarkan,” jelas Inarno. .

 

Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Jasa Keuangan (FSA) melihat potensi pertukaran karbon, namun menyerukan kerja sama antara regulator dan pelaku industri untuk meningkatkan pertukaran karbon.

Total perdagangan pertukaran karbon dioksida baru mencapai 600 ribu ton setara CO2 hingga 5 Juni 2024, dan nilai perdagangannya sebesar Rp36,78 miliar.

“Kami yakin potensinya besar, namun kerja sama OJK dengan kementerian dan industri terkait sangat penting untuk pertumbuhan pasar batu bara,” kata Antonius, Minggu (6 September 2024), dilansir Antara.

 

Bursa Batubara Indonesia didirikan pada tanggal 26 September 2023. Setelah 9 bulan berdiri, Antonius mengatakan pertumbuhan pertukaran karbon masih relatif stabil dan belum mencapai tingkat yang menggembirakan. Antonius menegaskan, OJK sendiri tidak bisa meningkatkan pertukaran karbon.

Namun, dukungan antar kementerian dan antar industri diperlukan untuk mendorong perdagangan batubara dengan meningkatkan pasokan dan permintaan.

“Karena kita butuh dukungan supply dan demand. Itu di bawah kendali kita, itu kerja kementerian terkait,” ujarnya.

Dari sisi pasokan, pertukaran karbon Indonesia dapat didukung oleh sektor kehutanan, energi, dan transportasi.

“Pasokannya ‘diarahkan’ (dimotivasi) oleh kementerian. Kalau ‘demand’nya ‘diarahkan’, misalnya pajak karbon, hak (kewajiban) emisi,” kata Antonius.

Didirikan pada September 2024, Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon menyediakan sistem perdagangan yang transparan, tertib, adil dan efisien sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 14 Tahun 2023 melalui perdagangan karbon.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *