Mon. Sep 16th, 2024

Tuntas H-4 Lebaran, Operasi Pasar Bersubsidi Diharapkan Dapat Kendalikan Inflasi di Jabar

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Sekretaris Daerah (Sekda Jabar) Jawa Barat Herman Suratman mengatakan operasi pasar bersubsidi (OPD) akan selesai 100 persen dalam empat hari atau H-4 Lebaran 2024.

Menurut Harman, pada Sabtu (4 Juni 2024) seluruh penurunan akan terhenti dan inflasi saat ini bisa dikendalikan.

“Ini (opdi) tugas Pj Gubernur. Inflasi di Jabar harus terkendali, salah satu upayanya melalui operasi pasar,” kata Harman saat meninjau opdi di Kota Bandung, Kamis, 4 April 2024.

Harman mengatakan tak hanya Opadi, pihaknya juga menerapkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di pemerintah pusat maupun di kabupaten dan kota.

Untuk Opadi, Disperindag Jabar memberikan bantuan sebanyak 161.000 paket sembako yang meliputi beras 5 kilogram, minyak goreng 2 liter, dan gula pasir 2 kilogram.

“Untuk operasi ini kami memberikan subsidi sebanyak 161.000 paket dengan subsidi Rp45.700 per paket yang disalurkan ke 27 kabupaten dan kota. Tentunya kami juga memberikan prioritas tinggi kepada kabupaten dan kota yang inflasinya tinggi,” kata Herman.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disparindag) Jawa Barat Noneng Komara Nengsih mengatakan, opadi yang diluncurkan Plt Gubernur Jabar Bay Machmuddin di Kota Sukabumi pada Senin hingga Rabu, 1 hingga 3 April 2024, terdistribusi 43 persen.

“Hari ini kita harapkan bisa mencapai 78 persen, sehingga bisa kita selesaikan (mencapai 100 persen) di Jabar pada Jumat dan Sabtu,” kata Noneng.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar mengalokasikan dana sebesar Rp15 miliar untuk opadi yang akan dibagikan saat Idul Adha, Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru. Untuk Opadi menjelang Idul Fitri 2024 anggarannya mencapai Rp 7,3 miliar.

“Setiap kabupaten kota rata-rata memiliki tiga atau empat titik,” kata Noneng.

Noneng mengatakan ketiga produk OPDI tersebut dipilih berdasarkan hasil kajian Universitas Padjadjaran yang meneliti komoditas-komoditas yang umumnya mengalami pertumbuhan signifikan, antara lain gula pasir, minyak goreng, dan beras.

“Sebenarnya ada komoditas seperti lada, tapi harga lada sudah mulai turun dalam seminggu terakhir. Ada juga daging ayam, tapi daging ayam agak berisiko untuk dikirim dan disimpan,” jelas Noneng.

Noneng mengatakan Opadi merupakan salah satu alat yang diterapkan Pemprov Jabar untuk membantu masyarakat mendapatkan pangan dengan harga terjangkau.

“Dengan subsidi jadi lebih murah. Kita berharap kita yang tidak miskin tidak jatuh miskin saat harga naik. Itu yang lebih kita lindungi melalui Opadi,” jelas Noneng.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat menyebutkan laju inflasi bulanan (m-to-m) Provinsi Jawa Barat pada Maret 2024 sebesar 0,51 persen.

Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,12 persen. Sedangkan inflasi year-on-year (y-on-y) di Provinsi Jawa Barat sebesar 3,48 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,78.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Subang sebesar 4,69 persen dengan IHK sebesar 108,67 dan inflasi terendah terjadi di Kota Bandung dengan IHK sebesar 105,98 sebesar 2,58 persen.

Menurut Marsudijon, Kepala BPS Jawa Barat, inflasi year-on-year disebabkan oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Diantara kelompok makanan tersebut terutama nasi, telur dan ayam.

“Perlu perhatian khusus dari TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Jabar untuk mengendalikan harga pangan karena menyumbang inflasi sebesar 0,43 persen,” kata Marsudijono di Bandung, Selasa (02/03/2024).

Selain itu, BPS melaporkan bahwa pada bulan Maret 2024, survei harga beras tingkat petani dilakukan di penggilingan di 18 kabupaten di Jawa Barat, dengan total 121 transaksi observasi yang tersebar di 31 kecamatan.

Rata-rata harga giling beras kualitas premium sebesar Rp14.632 per kg, naik 0,80 persen dari bulan lalu Rp14.515. Rata-rata harga giling beras kualitas sedang sebesar Rp14.189 per kg atau turun 3,19 persen dari Rp14.656.

“Pada tahun 2023, tingkat inflasi awal tahun sebesar 6,0 persen, pada bulan Maret naik menjadi 5,25 persen dan terus menurun hingga akhir tahun. Namun pada tahun 2024, inflasi awalnya sebesar 3,02 persen, namun naik menjadi 3,48 persen pada bulan Maret. , grafiknya meningkat sehingga penting untuk mewaspadai kenaikan inflasi pasca Idul Fitri, kata Marsudijono.

Sementara itu, pemerintah mengadakan apel serentak di kantor pusat pada Senin (4 Januari 2024) untuk menjaga pasokan dan harga pangan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Gerakan Pangan Murah (GPM) di setiap provinsi/kabupaten/kota, termasuk Jawa Barat.

Kepala Dinas Keamanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Mohamed Arfin mengatakan, kegiatan GPM dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota di Jabar dan dilaksanakan oleh Badan Pangan Nasional (BAPANAS), di seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.

Di tingkat Provinsi Jawa Barat, peluncurannya dilakukan di Kota Simahi yakni di Perumahan Bulog Simahi dan Melong.

Menurut Arifin, GPM merupakan wujud kehadiran pemerintah dalam menyediakan bahan pokok bagi masyarakat, dan harganya di bawah pasar. Kegiatan GPM akan dilaksanakan hingga H-2 Idul Fitri.

Pada hari yang sama, Senin (4/1/2024), Penjabat (PJ) Gubernur (Jabbar) Bay Machmuddin Jawa Barat, Jalan R. Siamsudin meluncurkan operasi pasar bersubsidi (OPD) di Kota Sukabumi.

Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat menekan kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri dengan memberikan subsidi terhenti. Opadi akan dilaksanakan serentak di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat pada tanggal 1 hingga 5 April 2024.

“Ini adalah salah satu cara pemerintah membantu masyarakat mendapatkan pangan dengan harga yang wajar, dan juga dapat menurunkan inflasi,” kata Bay.

Di Opdi dijual paket beras premium 5 kg, paket gula premium 2 kg, dan paket minyak goreng premium 2 liter. Pada harga normal, paket ini dibanderol Rp 146.700. Namun setelah ada subsidi, masyarakat bisa membelinya di Opadi dengan harga Rp 101.000 atau mendapat subsidi Rp 45.700.

Bey mengimbau masyarakat memanfaatkan kehadiran Opadi di berbagai daerah karena tidak hanya bahan pokok yang dijual, kebutuhan pokok lainnya seperti pakaian juga tersedia dengan harga lebih murah di pasaran.

“Pasar murah ini ada dimana-mana, jadi mohon manfaatnya bagi masyarakat,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *