Sun. Sep 8th, 2024

Tutup Pabrik di Purwakarta Usai 30 Tahun Beroperasi, Ini Pendiri Produsen Sepatu Bata

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Akibat menurunnya permintaan pelanggan, manajemen PT Shoes Bata TBJ (BATA) mengumumkan akan menghentikan sementara produksi di pabrik perseroan di Perwakarta, Jawa Barat.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/5/2024), manajemen PT Shuz Bata TB menyebutkan berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi biaya dan tantangan industri selama empat tahun terakhir. Karena. Pandemi COVID-19 dan perubahan perilaku telah mempercepat pertumbuhan konsumen.

“Perusahaan tidak bisa lagi melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang diproduksi di pabrik Purwakarta semakin menurun,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Sepatu Bata Tbk Hata Tutoko dalam keterbukaan informasi BEI.

Ia mengatakan kapasitas produksi pabrik tersebut jauh melampaui apa yang dapat diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.

Keputusan penghentian produksi pabrik PT Shoe Bata Tbk di Purwakarta didasarkan pada keputusan Direksi tanggal 30 April 2024 yang sebelumnya telah disetujui berdasarkan persetujuan keputusan Dewan Komisaris tanggal 29 April. 2024.

Dengan adanya keputusan tersebut, maka perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, tulis Khata.

Dalam surat tersebut disebutkan bahwa keputusan tersebut sebaiknya diambil berdasarkan uji tuntas dan kesepakatan pihak-pihak terkait, serta bertujuan untuk mengefektifkan operasional perusahaan.

“Perusahaan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra kami yang terkena dampak perubahan ini,” bunyi surat itu.

Semenjak pabrik di Purwakarta yang beroperasi sejak tahun 1994 itu ditutup, menarik untuk mengetahui siapa pendiri sekaligus pemegang saham PT Sepatu Bata Tbk.

Merujuk saluran regional matthewgenovesesongstudies.com, PT Shoes Bata Tbk merupakan salah satu produsen sepatu legendaris yang dikenal dengan BATA. Perusahaan ini didirikan oleh Tomas, Anna dan Antonin Bata pada 21 September 1894 di Cilin, Republik Ceko, menurut situs resmi perusahaan.

Ketiga bersaudara ini merupakan generasi kedelapan dari keluarga pembuat sepatu Bata. Dahulu keluarga ini hanya menjalankan usaha berupa bengkel tradisional yang dijalankan oleh satu orang.

Belakangan, ketiga bersaudara itu mengubah usaha tradisionalnya dan membuka usaha sendiri yang mempekerjakan 10 orang. Pada tahun 1897, perusahaannya mulai menggunakan mesin modern.

Mesin tersebut digerakkan oleh tenaga uap dan merupakan perusahaan sepatu yang diproduksi secara massal pertama di benua Eropa. Dua tahun kemudian, toko Bata pertama dibuka di Zlin, Republik Ceko, dan enam tahun kemudian, produksi meningkat menjadi 2.200 sepatu per hari.

Setelah menjadi produsen sepatu terbesar di Eropa saat itu, Bata berekspansi ke berbagai negara.  Pada tahun 1930, perusahaan ini menyebar ke negara-negara Eropa, Asia dan Amerika. Perusahaan menggunakan nama perusahaan yang berbeda di negara ini. Misalnya Perancis menggunakan Bataville di Kanada, Batawan di India, Batanagar di India, dan Kali Bata di Jawa saat masih di Hindia Belanda.

Bata sudah memiliki perusahaan di lebih dari 30 negara dan setelah delapan tahun memiliki 5.300 toko di seluruh dunia.

Guinness Book of Records mengakui Bata sebagai produsen dan pengecer sepatu terbesar di dunia pada tahun 2024.

Bata mengoperasikan 27 fasilitas manufaktur di 20 negara, 5.000 toko ritel di lebih dari 90 negara, dan mempekerjakan lebih dari 40.000 orang.

Sepatu Bata sudah ada di Indonesia sejak tahun 1931. Saat itu, Bata menjalin kerja sama dengan Dutch-Indisch, NV sebagai importir alas kaki yang beroperasi di Tanjung Priok.

Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu di Jalan Kalabata Raya, di antara perkebunan karet di kawasan Kalibata, enam tahun kemudian. Pada tahun 1940, perusahaan tersebut mulai memproduksi sepatu.

Pada tanggal 24 Maret 1982, PT Shoes Bata Tbk dicatatkan di Bursa Efek Jakarta yang sekarang dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, pembangunan pabrik sepatu di Parvakarta selesai pada tahun 1994. Sebagai pabrik terbesar di Indonesia, Bata mengkhususkan diri dalam produksi produk alas kaki injeksi untuk keperluan dalam dan luar negeri.

Berdasarkan laporan tahunan perusahaan, Bafin (Belanda) B.V. Bata memiliki 1.066.187.400 saham atau 82,01 persen, sedangkan masyarakat memiliki 233.812.600 saham atau 17,99 persen. Selain itu, Bafin (Belanda) B.V. adalah pemegang saham pengendali atau entitas induk dan Compass Limited, Bermuda adalah pemegang saham utama atau entitas induk utama.

Pada penutupan perdagangan Senin 6 Mei 2024, harga saham BATA turun 13,68% ke Rp 82 per saham. Harga saham BATA adalah Rp95 per saham. Harga saham BATA berada pada level tertinggi Rp95 dan terendah Rp81 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 207 kali, volume perdagangan sebanyak 27.174 lembar saham. Nilai transaksinya sebesar Rp 226,2 juta.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *