Fri. Sep 20th, 2024

Ulama Asal Banten Arsyad Thawil yang Wafat di Manado, Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional

matthewgenovesesongstudies.com, Manado – KH Arsyad Thawil, seorang pendeta sekaligus pejuang asal Banten yang berperang melawan Belanda, meninggal dunia dan dimakamkan di Manado, Sulawesi Utara. Sebagai penghormatan atas jasanya, namanya akan diabadikan sebagai nama jalan di Manado, sekaligus dinominasikan sebagai pahlawan nasional.

Ketika pekan lalu Wakil Presiden Indonesia K.H. Maruf Amin mengunjungi kota Manado, KH. Nama Arsyad Tawil diusulkan agar wakil presiden Indonesia menjadi pahlawan nasional.

Ketua MUI Kota Manado K.H. Yasser Bakhmid mengatakan, usulan penggunaan nama KH Arsyad Thawil untuk jalan tersebut disetujui langsung oleh Wali Kota Manado, Andrei Angu.

“Wali Kota Manado sepakat memberi nama jalan di Manado dengan nama KH Arsyad Thawil,” ujarnya usai berangkat bersama KH Arsyad Thawil. Maruf Amin melaksanakan salat Isya dan salat Taraween di Masjid Agung Awal Fatul Mubian, Kampung. Islam, Kelurahan Tuminting, Kota Manado, Rabu (3/4/2024).

Yasir Bakhmid mengungkapkan bahwa K.H. Arsyad Tawil merupakan ulama yang memiliki latar belakang yang sama dengan Maruf Amin, tepatnya berasal dari Banten.

“Dan kami sampaikan kepada beliau bahwa KH Arsyad Tawil berasal dari daerah Banten. Latar belakang kami sama dengan Wakil Presiden Banten,” ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya mendorong dirinya untuk mendukung Wakil Presiden. Dalam upaya menjadikan Arsyad Tavil sebagai pahlawan nasional.

Menurutnya, tahun 2024 b. akan menjadi hari jadinya Peringatan 90 tahun wafatnya Arsyad Tavil. Tokoh besar agama tersebut dimakamkan di Desa Mahakeret, Kecamatan Wenang, Kota Manado.

“Jadi kini sudah 90 tahun KH Arsyad Thawil wafat dan dimakamkan di Desa Mahakeret Manado,” ujarnya.

KH Arsyad Thawil, bernama lengkap Syekh Mas Mohammad Arsyad Tawil al-Bantani al-Jawi atau biasa dikenal dengan Syekh Arsyad Thawil, adalah seorang ulama dan pahlawan Indonesia yang bertempur dalam Pertempuran Killegan pada tanggal 9 hingga 30 Juli 1888 di Wasidi, Tubagos dengan Ismail. dan pejuang Banten lainnya.

Pada tahun 1888, Arsyad ditangkap bersama 100 prajurit lainnya yang terlibat dalam pertempuran tersebut setelah dikalahkan dalam Perang Kilegonian. Ia dipenjarakan di Serang dan kemudian dipindahkan ke Batavia. Tak lama setelah dipenjara di Batavia, ia dideportasi ke Manado di Sulawesi Utara.

Arsyad aktif mengajar masyarakat di pengasingannya di Manado. Beliau mengajar ilmu-ilmu keislaman antara lain Fiqih, Nahu-Sharaf, Tasawuf, Hadits dan bidang lainnya. Ratusan ulama dari Manado, Gorontalo, Ambon, Ternate, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Dongla dan daerah lainnya belajar bersama Arsyad.

Arsyad meninggal pada tanggal 19 Maret 1935 di Manado, Sulawesi Utara dan dimakamkan di desa Mahakeret. Kompleks ini dikenal sebagai tempat pemakaman para ulama dan pejuang dari berbagai daerah di Indonesia.

“Sebuah masjid di sub-wilayah Como Loire diberi nama Masjid Arsyad Tawil untuk mengenang jasa dan perjuangannya,” kata Yasser Bakhmid.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *