Fri. Oct 4th, 2024

Ulasan Para Atlet soal Ranjang Kardus Anti-seks di Olimpiade Paris 2024: Cukup Kokoh, Kok

 

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Di antara banyak hal di Olimpiade Paris 2024, ketersediaan tempat tidur kardus menjadi perhatian. Tempat tidur kardus pertama kali diperkenalkan pada Olimpiade Tokyo 2021 dan mendapat ulasan buruk dari banyak atlet saat itu.

Perenang asal Inggris Tom Daley memamerkan tempat tidur karton anti-seks di kamar tidurnya setibanya di Paris pada Senin, 22 Juli 2024, menjelang Olimpiade Paris. Pada Senin, 22 Juli 2024, peraih medali emas Olimpiade itu sengaja mengunggah video soal ranjang agar bisa ditiru para penggemarnya. perhatikan baik-baik.

“Itu karton,” katanya sambil memfilmkan bagian kepala tempat tidur dan tiang ranjang. “Seperti yang Anda lihat, bentuknya seperti karton.

Daley kemudian menunjukkan kepada saya sebuah kasur tipis dan penutup kasur di atas alas karton. “Kemudian kami mendapatkan Paris ’24 (selimut) kami sendiri,” tambahnya.

Atlet berusia tiga puluh tahun itu kemudian mendemonstrasikan kekuatan ranjang dengan melompat dan melompat di atasnya. Dia berkata, “Seperti yang Anda lihat, tempat tidur ini sangat kuat.”

Mengutip halaman enam Rabu (24/7/2024) pesenam Irlandia Rhys McClenaghan pun menguji teori ‘anti-seks’ saat ia terekam melompat, membalik, menghentakkan kaki, dan menampar di tempat tidur. Segalanya bisa dilakukan agar layak lulus ujian.

“Itu palsu (anti-seks)! Berita palsu!” katanya di akhir video.

 

Selain Daley dan McClenaghan, petenis Australia Daria Saville dan Ellen Perez juga menguji batas tempat tidur dengan melakukan beberapa posisi latihan seperti high knee dengan resistance band, squat jump, step-up bahkan worm. Tempat tidurnya tidak pernah bergetar.

Komentar para atlet tersebut bertentangan dengan klaim yang dibuat oleh pelari Tim AS Paul Chelim di Olimpiade Tokyo 2021 bahwa pilihan tempat tidur karton “bertujuan untuk mencegah keintiman antar atlet”.

Dia melanjutkan

Namun tempat tidur kardus terbukti tidak terlalu menghalangi aktivitas seksual, karena penyelenggara acara tahun ini menyediakan 300.000 kondom kepada para atlet yang tinggal di Perkampungan Olimpiade selama pertandingan musim panas. Menurut video yang diposting oleh pelaut Kanada Sarah Douglas, kondom bertema Olimpiade bahkan disertakan dalam perlengkapan selamat datang.

Meskipun rumor tentang tempat tidur karton menyebar, para pejabat di Paris mengatakan kepada Reuters pada Mei 2024 bahwa pemilihan bahan tersebut adalah untuk “memastikan dampak kecil terhadap lingkungan dan kehidupan kedua untuk semua peralatan yang digunakan dalam waktu singkat dalam Game”.

Sebelumnya, dikutip dari NY Post, Rabu 15 Mei 2024 Tempat tidur anti seks tersebut tiba di Paris menjelang pesta olahraga empat tahunan tersebut berkat bahan dan ukurannya yang kecil. Karena ukuran dua orang tersebut, tempat tidur ini membuat para atlet tidak boleh tidur dengan orang lain. 

Tempat tidur tersebut dibuat oleh Airweave yang juga memproduksi produk yang sama untuk Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Menurut laporan Inside the Games, kegigihan adalah alasan para pejabat Olimpiade membawa kembali kasur anti-seks ke dalam kompetisi. Rangka tempat tidur terbuat dari karton yang dapat didaur ulang.

“Saya berharap upaya mitigasi di Paris 2024 akan menunjukkan bahwa kita dapat melakukan sesuatu secara berbeda,” kata Georgina Grenon, direktur kelestarian lingkungan di Komite Penyelenggara Olimpiade Paris 2024, dalam rilisnya.

Tapi tempat tidur kardus sepertinya tidak menghentikan semangat para atlet Olimpiade untuk berhubungan seks. Komisi menjamin kualitas furnitur berbahan karton tersebut telah teruji secara menyeluruh untuk memastikan kuat, nyaman, dan cocok untuk seluruh atlet yang akan menggunakannya, termasuk yang berbadan lebar.

 

Di sisi lain, larangan berhijab bagi atlet Prancis di Olimpiade Paris 2024 dikritik karena mengungkap “kemunafikan diskriminatif” pemerintah negara tersebut. Hal ini juga menunjukkan “kelemahan” Komite Olimpiade Internasional (IOC), kata Amnesty International pada Selasa 16 Juli 2024.

Dalam laporan baru berjudul “Kami Tidak Bisa Bernapas Lagi. Kami bahkan tidak bisa berolahraga,” dikutip dari Middle East Eye, Kamis, 18 Juli 2024. Kelompok hak asasi manusia mengkaji dampak negatif larangan hijab terhadap perempuan dan anak perempuan Muslim di semua tingkat olahraga di Prancis. Laporan tersebut menemukan bahwa pelarangan hijab melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

Pada September 2023, Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengumumkan bahwa tidak ada anggota delegasi Prancis yang diperbolehkan mengenakan hijab selama Olimpiade. Ajang multi-olahraga internasional tersebut akan berlangsung di Paris pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.

Perwakilan delegasi kami di tim Prancis tidak akan berhijab, kata Amelie. Ia menekankan bahwa pemerintah “bergantung pada rezim yang menerapkan sekularisme secara ketat di bidang olahraga”. Artinya, (kami melarang) segala bentuk dakwah dan (menerapkan) netralitas mutlak dalam pelayanan publik, tambahnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *