Sun. Sep 29th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Dalam pertemuan dengan UNESCO yang juga dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, bersamaan dengan pertemuan WSIS 2024 di Jenewa, Swiss, pemerintah meminta UNESCO bekerja keras . bersama-sama untuk mendorong tata kelola internet yang bertanggung jawab.

Selain itu, Menteri Budi Arie juga meminta semua pihak, termasuk UNESCO, untuk memberikan dukungan terhadap pengembangan keterampilan digital di Tanah Air.

Asisten Direktur Ilmu Sosial dan Humaniora UNESCO, Gabriela Ramos, menerima prinsip-prinsip konferensi yang disampaikan oleh Budi Arie.

Merujuk laman resmi Kominfo, Kamis (30/5/2024), Gabriela juga menyoroti pentingnya peran Indonesia dalam mengedepankan kepemimpinan dan gagasan untuk kecerdasan buatan.

Dalam pertemuan tersebut, Gabriela berharap Indonesia siap berpartisipasi dalam Global AI Forum 2025.

Untuk diketahui lebih lanjut, acara di Slovenia pada Februari 2024 ini dihadiri oleh perwakilan 70 negara baik tingkat menteri maupun hal penting lainnya. UNESCO memastikan adanya dukungan yang memadai bagi rombongan pertemuan internasional tersebut.

UNESCO juga telah meluncurkan program Readiness Assessment Methodology (RAM) di Indonesia. RAM merupakan alat analisis untuk mendukung negara-negara anggota dalam pengembangan kecerdasan buatan sesuai kebutuhan nasional.

Dengan memberikan riset yang mendetail, RAM akan memberikan perspektif unik mengenai tata kelola AI di Indonesia.

RAM mencakup beberapa pertanyaan yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan AI suatu negara, termasuk undang-undang dan peraturan, sosial dan budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta teknologi dan infrastruktur.

 

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan teknologi besar bersaing ketat dalam bidang kecerdasan buatan atau yang dikenal dengan Artificial Intelligence (AI). Perusahaan seperti Google, misalnya, berupaya meningkatkan model AI mereka agar tetap relevan di pasar teknologi AI yang kompetitif.

Kondisi pasar ini telah menyebabkan pertumbuhan signifikan dalam kecerdasan buatan. Faktanya, AI kini sudah menjadi bagian dari kehidupan pengguna internet.

CEO Google Sundar Pichai juga berbicara tentang masa depan kecerdasan buatan, termasuk menjawab pertanyaan apakah AI akan memiliki “pengetahuan” seperti manusia.

Merujuk Gizchina, Selasa (28/5/2024), melalui kanal YouTube Hayls World yang sempat mewawancarai Sundar Photosi, bos Google itu ditanyai soal “kesadaran” terhadap kecerdasan buatan.

“Dalam beberapa tahun ke depan, kita akan memiliki kecerdasan buatan yang memiliki ilusi kesadaran. Anda mungkin tidak tahu bedanya, tapi ini berbeda dengan kecerdasan buatan yang sadar (memiliki kesadaran manusia) yang merupakan persoalan filosofis yang sangat mendalam, katanya. Pichai menjawab sebuah pertanyaan.

Jawaban ini tentu sangat menarik. Alasannya adalah AI semakin pintar seiring berjalannya waktu. Dari tanggapan yang diberikan, jelas bahwa AI akan terus berkembang.

Selain itu, perkembangan AI membawa perubahan yang menarik. Selain itu, dalam podcast tersebut, Photosi juga membeberkan beberapa detail menarik mengenai strategi AI Google.

Sundar Photosi membahas kemajuan dan komitmen perusahaan terhadap pengembangan AI.

Foto-foto tersebut juga mengungkap beberapa aspek positif dari keberadaan AI. Termasuk membantu orang bekerja.

“Ada banyak kasus penggunaan, misalnya peringkasan konten, penghematan waktu dengan bantuan kecerdasan buatan dan masih banyak lagi,” kata Photosi dalam video tersebut.

Selain itu, Foto juga membahas perbandingan antara Gemini dan ChatGPT. Menurutnya, Gemini bisa merangkum email di Gmail dan mengirim email dengan mudah.

“Gemini terintegrasi dengan sangat baik dengan produk Google lainnya, termasuk YouTube. Gemini bersifat multimodal, dan pada waktunya, pengguna akan dapat menggunakan suara untuk mengontrol AI,” kata Photosi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *