matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Badan Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran permintaan pembiayaan korporasi Buy Now Pay Later (BNPL) mencapai Rp 6,81 triliun hingga Mei 2024.
“Total penyaluran permintaan pembiayaan bank pada Buy Now Pay Later (Paylater) pada Mei 2024 meningkat sebesar 33,64 persensemuanya sejauh ini lanjutan insssssss 2020-2014-2014-2014-2024-2024 tahunssssssssssssssss mungkin mungkin mungkin mungkin tidak bisa bukan standar yang lebih tinggi) standar yang standar standar standar standar standar standar standar adalah jumlah total Rp dari Rp 10 % kata Direktur Pengawasan Keuangan, Perusahaan Modal Ventura, Keuangan Mikro. Sekolah dan Lembaga Keuangan Lainnya. (PVML) OJK Agusman, melalui surat tertulis, Selasa (9/7/2024).
Peningkatan tersebut, kata Agusman, dibarengi dengan profil risiko keuangan yang tercermin dari total rasio kredit bermasalah (NPF) dan NPF sebesar 3,22 persen dan 0,84 ratus, per Mei 2024.
Menurutnya, pembiayaan BNPL di Indonesia memiliki bisnis yang sangat besar seiring dengan perkembangan ekonomi digital.
Selain itu, OJK juga melakukan penelitian mengenai kompensasi tenaga kerja. Hal ini seiring dengan berkembangnya layanan BPNL di dalam negeri, sehingga kedepannya dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Telah dilakukan penelitian, pertama, tentang persyaratan lembaga keuangan yang melakukan fungsi pembayaran. Kedua, terkait kepemilikan informasi.
Ketiga, mengenai perlindungan informasi pribadi. Keempat, analisis data. Kelima, terkait keamanan, akses dan penggunaan informasi pribadi, kerja sama dengan orang lain, dan terakhir terkait manajemen risiko.
Sebelumnya, Paylater terus menunjukkan adanya peningkatan karena sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat Indonesia. Tentu saja pertumbuhan ini harus diimbangi dengan pendidikan yang diperlukan untuk menciptakan bisnis Paylater yang bermanfaat bagi semua orang.
Menyikapi hal tersebut, Kredivo selaku direktur dan pengelola Paylater di Indonesia berkomitmen untuk menunjukkan keahlian dan tanggung jawab Paylater sebagai inisiatif besar sepanjang tahun 2024.
“Sebagai pedang bermata dua, Paylater dapat memberikan manfaat atau risiko tergantung penggunaannya. Di tangan yang cerdas, Paylater dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup dengan membantu mengelola uang tunai, namun di tangan yang salah dapat menimbulkan konsekuensi yang serius, seperti: kredit macet dan nilai kredit menurun,” kata SVP Business & Communications Kredivo Indina Andamari, Minggu (5/5/2024).
“Untuk itu, kami memandang perlu untuk terus mengkaji manfaat dan risiko Paylater secara seimbang dan transparan, serta memperbaiki banyak kerugian bagi bisnis,” ujarnya lebih lanjut.
Sesuai dengan fokusnya pada pendidikan pengguna, Kredivo baru-baru ini mulai mempelajari manfaat dan risiko merek Paylater #YoureClever. Dikemas khusus dalam bentuk video pendek, kampanye transparan ini menampilkan risiko nyata Paylater, seperti peristiwa gagal bayar (galbay) dan peristiwa uji coba utang akibat penggunaan hura-hura.
Di sisi lain, film ini juga menampilkan kisah nyata para pengguna yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dengan dukungan Paylater, seperti menggunakannya untuk mendukung pekerjaan atau investasi bisnis.
Hingga saat ini, lebih dari 5 juta orang telah menonton video edukasi #IfYouWere Clever di platform YouTube. Video berdurasi 5 menit ini banyak dibagikan oleh pengguna Kredivo yang berbagi pengalamannya dengan Kredivo Paylater.
Sekian penjelasan tentang keberanian Kredivo yang terang-terangan membicarakan pemikiran negatif tentang Paylater.
“Sebelum menggunakan Paylater, penting bagi pengguna untuk selalu mengevaluasi kemampuan membayarnya. Pastikan juga bahwa Anda memilih platform yang tepat, jangan percaya dengan godaan platform Unauthorized. Yang tidak kalah penting, selalu baca dan pahami semua syarat, ketentuan, dan biaya-biaya lain yang disertakan. “Orang yang dapat mencapai hasil yang baik adalah pengguna yang cerdas yang menggunakan Paylater dengan perencanaan yang matang dan sesuai dengan kebutuhannya, bukan seperti yang diharapkan,” tambah Indina.