Thu. Sep 19th, 2024

Vale Indonesia Cetak Laba Tumbuh 36,89% pada 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengalami peningkatan pendapatan dan laba di tahun 2023. Perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan dua digit dalam persentase.

Berdasarkan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Senin (11/2/2024), PT Vale Indonesia Tbk meraup pendapatan USD 1,23 miliar pada tahun 2023. Pendapatan meningkat sebesar 4,47 persen dibandingkan periode yang sama. 1,17 miliar dolar AS tahun lalu. Jumlah pendapatan tersebut meningkat 2,23 persen menjadi 885,24 juta dolar AS pada tahun 2023 dari 865,88 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian, total pendapatan pada tahun 2023 meningkat 10,66 persen menjadi 347,02 juta dolar AS. Pada tahun 2022, perusahaan akan memiliki total pendapatan sebesar 313,56 juta USD.

Beban usaha perseroan meningkat menjadi USD 22,15 juta pada tahun 2023 dibandingkan USD 19,73 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan lain-lain turun menjadi USD 823.000 dibandingkan USD 1,28 juta pada periode yang sama tahun lalu. Beban lain-lain meningkat menjadi USD 23,53 juta pada tahun 2023.

Atas dasar itu, PT Vale Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan laba usaha sebesar 11,07 persen menjadi USD 272,02 juta hingga USD 302,15 pada tahun 2022. juta. Perusahaan akan mencatatkan pendapatan dari afiliasi sebesar USD 21.000 pada tahun 2023.

Pada tahun 2023, pendapatan meningkat sebesar 234,42 persen menjadi USD 35,7 juta dari USD 10,69 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. PT Vale Indonesia Tbk mencatat pendapatan tahun berjalan dari pemilik situs asli meningkat 36,89 persen menjadi USD 274,33 juta pada tahun 2023 dibandingkan USD 200,40 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Laba per saham dasar dan dilusian meningkat menjadi USD 0,0276 pada tahun 2023 dibandingkan USD 0,0276 pada periode yang sama tahun lalu.

PT Vale Indonesia Tbk meningkatkan utangnya sebesar 19,16 persen menjadi USD 361,46 juta pada tahun 2023 dibandingkan USD 303,33 juta pada tahun 2022. Ekuitas perusahaan naik 8,9 persen menjadi $2,56 juta pada tahun 2023 dibandingkan $2,35 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Aset perusahaan naik 10 persen menjadi $2,92 miliar pada tahun 2023, dibandingkan $2,65 juta pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan mencatatkan kas dan setara kas sebesar USD 698,79 juta pada tahun 2023 dibandingkan USD 634,04 juta pada periode yang sama tahun lalu.

 

Diberitakan sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan pencapaiannya di tahun 2023. Dalam kurun waktu tersebut, perseroan berhasil memproduksi nikel sebanyak 70.728 metrik ton (t), meningkat 18 persen menjadi 60.090 ton pada tahun 2022.

Pada kuartal IV-2023 saja, produksi nikel matte mencapai 19.084 ton, naik 18 persen dibandingkan produksi kuartal IV-2022 sebesar 16.183 ton.

Secara kuartal ke kuartal, volume pada kuartal keempat tercatat 17.953 ton, naik 6 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun 2023.

CEO dan Presiden PT Vale Indonesia Tbk, Febryani Eddy mengatakan, peningkatan tersebut merupakan hasil dari perbaikan manajemen dan peningkatan efisiensi sepanjang tahun di area penambangan dan pabrik pengolahan perseroan. Upaya tersebut mendorong produksi naik lebih dari tiga perempat dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Kami sangat bersyukur atas pencapaian ini. Meski menghadapi banyak tantangan sepanjang tahun, kami berhasil melampaui target produksi tahun 2023. Ini merupakan bukti nyata dedikasi, komitmen, dan tekad seluruh insan perseroan,” kata Fabbriani dalam keterbukaan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/1/2024).

Pasca pengumuman tersebut, saham Vale Indonesia ditutup menguat 3,02 persen ke level 3.860 di pasar pada Senin, 29 Januari 2024. Saham INCO dibuka pada 3.980 dan berpindah ke 3.830-4.000.

Berdasarkan data RTI, frekuensi perdagangan saham Inco sebesar Rp 54,41 miliar setara Rp 1,39 juta 40 ribu. Dalam sepekan, harga saham Inco turun 4,46 persen. Sedangkan harga saham Inco turun 46,20 persen pada tahun lalu.

 

Sebelumnya diberitakan, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senang bisa meraup untung di tengah lemahnya harga nikel. Bahkan, harga nikel anjlok hingga ke level USD 16 ribu. 

Bernardus Irmanto, Chief Financial Officer Vale Indonesia, mengatakan penurunan harga nikel didasari penurunan biaya produksi perseroan. 

“Tapi harga rumah kita juga turun, bahkan tiga bulan terakhir di bawah USD 10 ribu, jadi kalau mau impas harga nikel harusnya USD 12-13 ribu,” ujarnya pada 2023. Pertunjukan publik, Selasa (29/11/2023). 

Namun harga nikel sepertinya tidak akan turun hingga di bawah 13.000 dolar AS, sehingga Vale Indonesia masih bisa meraup untung besar. 

“Marginnya masih aman dan melihat situasi saat ini, saya rasa harga nikel tidak akan turun di bawah 13.000 dolar AS,” ujarnya. 

Dalam menjalankan bisnisnya, Vale Indonesia berkomitmen untuk terus mencapai pembangunan berkelanjutan. Banyak prestasi yang diraih perusahaan dalam operasional produksinya. 

 

“Yang paling penting adalah mulai menangani biaya energi. Kita memperbaiki sumber energi yang ada, minyak, batu bara, dan lain-lain,” kata Ermanto. 

Selain itu, Vale Indonesia juga secara bertahap mengurangi konsumsi listrik yang ada. Terakhir, bagaimana mendapatkan kekuatan kompetitif yang lebih besar. 

“Jadi, dari awal kesuksesan kami, kami bisa mengelola biaya produksi, khususnya biaya energi, yang mewakili 30-35 persen biaya produksi, sehingga minat yang ada bisa tetap stabil di masa depan,” ujarnya. 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *