Wed. Sep 25th, 2024

Vape Cs Mampu Tekan Jumlah Perokok, Benarkah?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Masalah kesehatan akibat rokok menjadi tantangan bagi pemerintah. Penggunaan produk tembakau alternatif yang menerapkan konsep pengurangan dampak buruk dapat menjadi solusi bagi pemerintah untuk menurunkan angka merokok dan mengurangi dampak kesehatan dari kebiasaan tersebut.

Pengamat kesehatan masyarakat Tri Buddhi Baskara mengatakan penggunaan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan efektif mengurangi jumlah perokok di negara-negara seperti Swedia dan Jepang. . Penurunan jumlah perokok dikaitkan dengan penurunan jumlah kasus penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok.

 

“Produk tembakau alternatif ini bagus sekali. Berdasarkan penelitian ilmiah, produk tembakau alternatif terbukti memiliki kandungan toksin hingga 95% lebih rendah dibandingkan rokok,” kata Pak Tri, seperti dikutip, Jumat (9/8/2024).

Efektivitas produk tembakau alternatif dalam transisi perokok dewasa dari kebiasaan merokok juga dikonfirmasi oleh penelitian yang dilakukan di Universitas Bern bertajuk “Electronic Nicotine Delivery System for Smokers” yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine Februari 2024. Hasil penelitian menunjukkan alternatif tersebut produk tembakau lebih efektif dibandingkan dengan konseling berhenti merokok Produk ini memiliki kemampuan untuk mengurangi gangguan kesehatan akibat merokok.

Try menjelaskan, tujuan utama penggunaan produk tembakau alternatif adalah untuk membantu transisi perokok dewasa dari kebiasaan merokok. Produk ini masih mengandung nikotin namun tidak menghasilkan TAR seperti rokok. TAR adalah senyawa kimia padat yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Senyawa ini bersifat karsinogenik atau karsinogenik.

Nikotin dan TAR merupakan dua senyawa yang berbeda. Selain pada rokok, nikotin juga terdapat pada tomat, kentang, dan kacang-kacangan. Nikotin juga merupakan senyawa yang sifatnya mirip dengan kafein, sehingga orang yang bukan perokok mengatakan: “Jika Anda merasa cemas, Anda merasa cemas. lebih rileks dan tenang setelah minum kafein atau coklat.” Coba jelaskan.

 

Lebih lanjut Try mengatakan, meski membuat ketagihan, nikotin tidak menyebabkan penyakit seperti yang ditimbulkan rokok. Oleh karena itu, perokok dewasa mungkin beralih ke produk tembakau alternatif untuk menjaga asupan nikotin sekaligus mengurangi kebiasaan merokok.

Pada kesempatan lain, Aliansi Indonesia Tanpa TAR (KABAR), Ario Bimmo, menjelaskan bahwa di balik tantangan kesehatan akibat merokok, perokok memiliki peluang besar untuk menciptakan perubahan positif yang dapat meningkatkan kualitas hidup orang dewasa secara signifikan dan signifikan. .

“Peluang ini merupakan upaya untuk mendukung masyarakat dalam mengatasi masalah rokok melalui pendekatan inovatif dan berbasis bukti ilmiah. Melalui pendekatan pengurangan dampak buruk rokok, risiko kesehatan akibat merokok dapat dikurangi dengan tetap menghormati pilihan dan kebebasan orang dewasa. mereka ingin berhenti sepenuhnya atau beralih ke produk lain yang risikonya lebih rendah,” jelas Ario.

Mendukung penggunaan produk tembakau alternatif untuk mengurangi angka merokok adalah tema utama di Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024.

Sebuah forum yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu, 3 Juli 2024 membahas pengurangan dampak buruk penggunaan tembakau. Alasan utamanya adalah hasil penelitian ilmiah dalam dan luar negeri telah membuktikan bahwa produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin tidak terlalu berbahaya dibandingkan rokok.

Pada sesi saya membahas penelitian dan ilmu pengetahuan, Korps Marinir Kolonel (K) Dr. Dr. Yun Mukmin Akbar, Sp.Ort., FICD, Dr. Dari RS TNI AL. Prevalensi merokok juga menjadi masalah di kalangan militer, jelas Mintohardjo.

Di Amerika Serikat, sekitar 30% personel militer aktif melaporkan merokok, kata Yun, dengan angka tertinggi di Angkatan Darat dan Korps Marinir. Sementara itu di Inggris, sekitar 25% tentaranya merokok, dengan prevalensi lebih tinggi di kalangan anak muda dan pangkat lebih rendah. Di Australia, tingkat merokok di angkatan pertahanan adalah sekitar 20%.

Faktor risiko tingginya angka merokok di militer antara lain lingkungan yang penuh tekanan, pengaruh teman sebaya, dan penerimaan sosial. Angka merokok lebih tinggi pada usia muda dan pangkat lebih rendah. Angka merokok lebih tinggi pada laki-laki, kata Yun Mukmim dalam paparannya.

 

Untuk menekan angka merokok, Yun Mukmin mengatakan dunia militer sudah mulai mengadopsi konsep pengurangan risiko. Ada empat pilar utama dalam penerapan konsep ini, termasuk kerangka kebijakan, pendanaan dan sumber daya, keterlibatan masyarakat, serta pelatihan dan pendidikan.

Dari keempat pilar tersebut, muncul tiga strategi intervensi. Pertama, program berhenti merokok yang komprehensif menyediakan akses terhadap konseling dan terapi penggantian nikotin. Strategi kedua adalah kebijakan bebas rokok di pangkalan militer.

Terakhir, kampanye pendidikan melalui program mengakui risiko kesehatan akibat merokok dan mempromosikan budaya bebas rokok.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa merokok sudah menjadi kebiasaan di dunia militer. Untuk mengatasi tingginya angka perokok di kalangan militer, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menyadari bahwa aktivitas berbahaya seperti merokok sulit dihentikan oleh sebagian perokok. kita perlu menerapkan strategi berlapis, “Kurangi merokok sampai berhenti merokok sepenuhnya. Mulai dari penggunaan produk berbahaya,” kata Yun Mukmin.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *