Tue. Sep 24th, 2024

Wabah Cacar Monyet, Pakar UGM Bagikan Cara Menghindarinya

Liputan6. Sebagai dosen FK-KMK UGM, Eggy Arguni memberikan beberapa tips untuk mencegah penyebaran monyet di Indonesia. 

Eggy menjelaskan, wabah ini pertama kali ditemukan di Denmark pada tahun 1958, ketika dua penyakit bermula dari koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Gejala penyakit ini sangat mirip dengan kasus penyakit cacar (smallpox) yang berhasil dihilangkan pada tahun 1980.

Gejala cacar air lebih ringan dibandingkan cacar air, namun bisa menyebar kapan saja dan menyerang area tertentu. Mpox memiliki masa inkubasi yang lama (hingga 3 minggu) yang dapat menyebabkan virus menyebar lebih cepat. 

 

“Penyakit ini bisa bergejala selama 2 hingga 4 minggu, namun bisa menjadi parah bahkan berakibat fatal,” ujarnya, pada 22 Agustus 2024.

Berdasarkan pengetahuan tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai cara penularan penyakit ini dan apakah penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung. Kontak erat dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, kontak langsung dengan benda atau tetesan pernapasan yang terkontaminasi, dan kontak langsung melalui hubungan seksual.

“Keringat pada kulit, cairan tubuh, dan koreng sangat menular. Pakaian, sprei, handuk, atau alat makan yang terkontaminasi virus oleh orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ke orang lain,” kata Eggy. 

Menurutnya, Virus Cacar Monyet memiliki DNA genom yang panjang. Oleh karena itu, berdasarkan teori, virus ini akan berevolusi secara lambat dibandingkan virus dengan genom pendek, seperti SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. 

“Para ilmuwan masih mempelajari evolusi virus ini karena perubahan pada virus dapat menyebabkan clade (bagian dari virus) lebih mudah menyebar dan menyebabkan penyakit yang lebih parah,” jelas Eggie. 

Wabah monyet ini menjadi darurat karena menyebabkan banyak kematian sehingga tidak bisa dianggap enteng.  Meski kebanyakan orang yang mengalami cacar air hanya menunjukkan gejala ringan, infeksi yang parah bisa berakibat fatal.  

“Pengobatan non-profilaksis akan menyebabkan penyebaran infeksi virus ini dan dapat menjadi pandemi,” jelasnya.

Eggy juga menegaskan, pemerintah harus memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penyebaran Mpox, terutama penyebaran dan gejala virus tersebut. Pengujian juga harus dilakukan untuk mengidentifikasi populasi yang terkena dampak dan menghentikan infeksi sesegera mungkin. 

“Saya sarankan pemerintah bisa membuka saluran informasi seperti call center sehingga jika ada informasi dari masyarakat bisa disebarluaskan dan pemerintah bisa melakukan langkah mitigasi,” ujarnya. 

Sementara itu, vaksin dan antivirus Mpox dikembangkan, namun dalam skala yang sangat terbatas. Itu sebabnya penting untuk mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah infeksi.

Aggie mengatakan, ada beberapa cara untuk mencegah penularan, antara lain dengan tetap berada di rumah, menghindari kontak dekat dengan orang lain, memakai masker, sering mencuci tangan, dan menutupi bagian tubuh yang terluka.

Dari Januari hingga Juni 2024, WHO melaporkan sekitar 99.000 kasus Mpox terkonfirmasi dengan 208 kematian. Hingga saat ini, Kementerian Kesehatan RI juga melaporkan 88 kasus terkonfirmasi Mpox di Indonesia. 

Dengan adanya informasi tersebut, masyarakat harus mewaspadai dan segera mengambil tindakan preventif untuk mencegah penyebaran penyakit cacar monyet. 

 Lihat video eksklusif ini:

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *