Thu. Sep 19th, 2024

Wamenkominfo: AI Bisa Antisipasi dan Kurangi Potensi Ancaman Siber

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Wakil Menteri Kementerian Komunikasi (Wamenkominfo) Nezar Patria menekankan pentingnya meningkatkan langkah keamanan siber Indonesia dengan pesatnya adopsi teknologi digital.

Laporan Ancaman Global terbaru Fortinet menunjukkan bahwa penyerang siber mengembangkan kerentanan baru 43% lebih cepat pada paruh pertama tahun 2023.

Untuk menghadapi tantangan yang semakin besar ini, Nezar memanfaatkan peran inovatif kecerdasan buatan untuk meningkatkan postur dan kontrol keamanan siber.

“Melalui pemanfaatan teknologi AI, kita dapat mengantisipasi dan mengurangi ancaman siber. Hal ini juga merupakan imbauan untuk terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan membangun kemampuan masyarakat untuk mencegah serangan-serangan siber tersebut,” ujarnya, Jumat (7). /6/2024). .

Ia percaya bahwa kemajuan dalam kejahatan siber memerlukan kerja sama, transparansi, dan akuntabilitas pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan organisasi individu di bidang keamanan siber.

“Setiap organisasi mempunyai peran dalam rantai mitigasi ancaman siber,” tutup Nezar.

Sementara itu, Country Manager Fortinet Indonesia Edwin Lim menjelaskan bahwa lanskap keamanan siber berubah setiap hari dan memerlukan pendekatan baru.

Ketika serangan terus meningkat dan pakar keamanan siber semakin langka di berbagai industri, dunia usaha menghadapi lebih banyak tantangan dalam mengelola infrastruktur yang kompleks dan beragam solusi.

“Meningkatnya lanskap ancaman di Indonesia memaksa peralihan ke pendekatan akar rumput terhadap keamanan siber,” kata Edwin.

Ia mencatat bahwa pengobatan tradisional dan alternatif tidak dapat menangani perbedaan teknologi, model kerja hibrida, dan integrasi TI/OT yang menjadi ciri jaringan baru.

Di sisi lain, laporan Lanskap Ancaman Global Semester II 2023 juga memuat temuan FortiRecon yang memberikan informasi percakapan antar pelaku ancaman di forum web gelap, pasar, saluran Telegram, dan sumber lain lainnya.

Beberapa temuannya antara lain: Pelaku intimidasi merupakan perusahaan yang paling sering dilaporkan di industri keuangan, diikuti oleh sektor jasa dunia usaha dan sektor pendidikan. Lebih dari 3.000 pelanggaran data telah dibagikan di forum web gelap yang populer. 221 kelemahan keamanan banyak dilaporkan di web gelap, sementara 237 kelemahan keamanan dilaporkan di saluran Telegram. Lebih dari 850.000 kartu prabayar diiklankan untuk dijual.

Sebelumnya, perusahaan teknologi intelijen OpenAI merilis laporan yang mengatakan bahwa alat intelijen digunakan dalam operasi rahasia dari Israel, Rusia, Tiongkok dan Iran untuk menyebarkan informasi.

Menurut The Guardian, Kamis (6/6/2024), pelaku kejahatan menggunakan model kecerdasan buatan dari OpenAI untuk membuat dan mendistribusikan kampanye propaganda di media sosial. AI generatif juga digunakan untuk menerjemahkan informasi ke berbagai bahasa.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa sejauh ini tidak ada program jahat yang menjangkau khalayak.

Namun, meskipun AI telah berkembang pesat dalam industri, terdapat banyak kekhawatiran di kalangan peneliti dan pembuat kebijakan bahwa AI akan digunakan untuk meningkatkan jumlah informasi di Internet.

Pencipta ChatGPT, OpenAI, telah mencoba mengatasi kekhawatiran ini dan menerapkan pembatasan pada teknologinya.

Salah satu caranya adalah dengan laporan setebal 39 halaman dari OpenAI, tentang penggunaan software mereka (oleh pihak yang tidak bertanggung jawab) untuk promosi.

OpenAI mengatakan bahwa para penelitinya menemukan akun-akun yang terkait dengan lima operasi dalam tiga bulan terakhir yang berasal dari pihak pemerintah dan swasta.

Dalam kasus Rusia, misalnya, ada dua tindakan yang menciptakan dan mendistribusikan konten yang menentang AS, Ukraina, dan negara-negara Baltik lainnya.

Sebuah proyek yang menggunakan model OpenAI untuk men-debug kode dan membangun bot telah diposting di Telegram.

Sebaliknya, pengaruh aktivitas Tiongkok menerbitkan artikel dalam bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, dan Korea serta diposting di X alias Twitter dan Medium.

Sedangkan untuk aktor Iran, ia menerbitkan artikel dengan bantuan AI. Artikel ini menentang AS dan Israel. Artikel-artikel tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.

Jadi, sebuah perusahaan politik Israel bernama Stoic menjalankan jaringan akun media sosial palsu yang menciptakan cerita berbeda. Ini termasuk iklan yang menuduh mahasiswa Amerika memprotes invasi Israel ke Gaza sebagai tindakan perlawanan.

Di sisi lain, Meta juga melarang perusahaan Israel Stoic dari platformnya karena dianggap melanggar aturan.

Sejumlah pelapor yang dilarang oleh OpenAI dari platformnya telah dilaporkan ke pihak berwenang. Sementara itu, Departemen Keuangan AS mengeluarkan sanksi terhadap dua orang Rusia yang diduga berada di balik salah satu skema yang ditemukan oleh OpenAI.

Laporan OpenAI menjelaskan penggunaan AI sintetis dalam pemrograman konten, sebagai cara untuk meningkatkan aspek tertentu selama pembuatan konten. Misalnya memasang iklan dalam bahasa asing.

“Semua proses ini menggunakan AI sampai tingkat tertentu, namun tidak satupun yang menggunakannya,” kata laporan itu.

Meskipun tidak ada kampanye propaganda yang memberikan dampak besar, penggunaan teknologi OpenAI menunjukkan bagaimana pelaku kejahatan melihat pengembangan AI sebagai cara untuk meningkatkan upaya propaganda mereka.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *