Thu. Sep 19th, 2024

Wamenkominfo Dorong Media Manfaatkan AI Tanpa Melanggar Etika

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan kecerdasan buatan (AI) digunakan sebagai agen untuk mendistribusikan berita dari ruang redaksi kepada audiens yang tepat karena dapat menyesuaikan konten berdasarkan preferensi. Pengguna jejaring sosial.

Dalam diskusi bertajuk ‘Jurnalisme, Demokrasi Digital, dan AI Etis’ di Jakarta, Antara pada Selasa (20/2/2023), “kajian ini terus berkembang dan diperkuat, terutama dalam proses produksi, pengumpulan berita, dan distribusi saat ini.

Oleh karena itu, ia mengajak perusahaan media massa Indonesia untuk turut serta menjajaki kemungkinan penggunaan AI dalam aktivitas bisnis tanpa melanggar etika.

“Media massa yang telah menggunakan teknologi ini, salah satunya Wall Street Journal,” kata Nesar.

Dalam hal ini, pengelola media menggunakan AI untuk menghitung distribusi konten untuk pembaca tertentu dalam upaya mendorong pembaca berlangganan konten premium.

Dalam kesempatan tersebut, Nesar juga menjelaskan berbagai penerapan kecerdasan buatan dalam industri media massa.

Antara lain dapat digunakan untuk membuat konten berita dan mengatur distribusi konten sesuai kebutuhan sosial.

“Yang pertama mengumpulkan berita, jadi tugas mengumpulkan informasi tidak lagi dilakukan oleh jurnalis, tapi dia (AI) mengumpulkan informasi menggunakan sumber daya internet, karena sekarang semuanya sudah terhubung dengan baik,” kata Nesar.

Menurutnya, AI juga bisa digunakan dalam pengumpulan informasi karena tingkat akurasi kebenarannya mencapai 80 persen.

Nezar Patria memperkirakan AI dapat digunakan untuk menulis berita, dengan kemampuan pembelajaran bahasa yang kuat, yang disebut Large Language Model (LLM).

“Mungkin orang mengenalnya dengan sebutan ChatGPT. Kita lihat kecerdasannya semakin baik. Kemampuannya dalam membuat cerita, esai, cerita, bahkan berita pun mirip dengan kemampuan manusia,” tutupnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memberikan empat petunjuk atau petunjuk agar organisasi media tetap unggul di tengah tren kecerdasan buatan (AI) yang semakin meningkat.

“Pertama, kita harus terus berinovasi agar bisa bersaing. Media harus menggunakan cara-cara baru untuk meningkatkan platform dan menarik lebih banyak pelanggan dengan akses premium,” kata Budi dalam acara Hybrid Press Day 2024 di Jakarta Utara, Senin (19/2). . . 2024)

Berbicara pada acara bertajuk “Media Massa pada Konferensi Nasional: Mewujudkan Demokrasi di Era Digital”, ia menilai media sedang melalui disrupsi digital fase ketiga, yakni melalui perkembangan teknologi AI.

Kedua, perusahaan media terpaksa merangkul teknologi baru, termasuk AI, untuk dijadikan peluang mengembangkan bisnis dan bekerja lebih baik, lanjut Budi Ari dikutip dari Antara.

Ketiga, organisasi media dapat mengembangkan stafnya untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan guna menghadapi tantangan dan peluang yang timbul dari inovasi dan perkembangan teknologi yang berkelanjutan.

Tips terakhir adalah perusahaan media dapat menawarkan konten baru mengikuti perkembangan digitalisasi, seperti podcast atau pembuatan podcast.

Menurut Menkominfo, tips ini akan memudahkan pekerjaan jurnalistik dengan informasi yang dapat dipercaya.

Jika organisasi media terus melakukan empat hal ini, terdapat optimisme bahwa AI yang menjadi bagian dari disrupsi digital tidak akan menjadi hambatan, namun merupakan peluang bagi pertumbuhan media.

Budi mengungkapkan data yang dirilis World Newspaper and News Publishing Association (WAN-IFRA) menyebutkan pendapatan industri pers global sebesar $112,4 miliar pada 2021-2022, meningkat 13,55 persen menjadi $130,02 miliar pada 2022. 2023

Peningkatan ini menunjukkan bahwa media terus berkembang di tengah disrupsi digital yang terjadi saat ini. Budi yakin hal ini diharapkan bisa membuat media nasional tetap bertahan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *