matthewgenovesesongstudies.com, New Delhi – Warga di India utara harus menanggung gelombang panas terus-menerus selama beberapa minggu terakhir.
Gelombang panas telah memaksa sekolah-sekolah tutup di banyak tempat dan diperkirakan meningkatkan risiko sengatan panas bagi pekerja yang bekerja di luar ruangan.
Departemen Meteorologi India memperkirakan suhu akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan dan membuat banyak negara bagian dalam siaga tinggi, demikian dikutip laman VOA Indonesia, Kamis (30/5/2024).
Uzma Kakisi, turis asal Gujarat yang berkunjung ke New Delhi mengatakan;
“Saya memakai topi untuk melindungi kepala saya karena panas membuat saya sakit kepala. Putri saya juga sakit. Dia minum obat berhari-hari.”
Beberapa wilayah ibu kota India mencatat suhu hingga 49,9 derajat Celcius pada Selasa (28/5).
Menurut Departemen Meteorologi, suhu saat itu lebih hangat 9 derajat dari perkiraan.
Di negara bagian tetangga Punjab dan Haryana, suhu mencapai 50 derajat Celcius di satu tempat di Rajasthan.
Ketika suhu melebihi 45 derajat Celcius, India menyatakan gelombang panas.
Pengemudi Satish Kumar berkata, “Karena panas, kondisi kami menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Kadang-kadang tidak ada rasa lega bahkan di tempat teduh. Kami harus minum lima hingga enam liter air sehari.”
Panas ekstrem di India utara bertepatan dengan enam minggu pemilu, sehingga meningkatkan kekhawatiran kesehatan karena masyarakat menghadapi antrean panjang untuk memilih. Pemungutan suara berakhir Sabtu (1/6).
Cuaca hangat mencapai sebagian besar wilayah India pada bulan April, Mei dan Juni, sebelum musim hujan membawa suhu yang lebih dingin.
Namun cuaca panas semakin memburuk dalam satu dekade terakhir, dan panas ekstrem, yang biasanya dikaitkan dengan kekurangan air, kini menjadi krisis kesehatan di India.