Thu. Sep 19th, 2024

Waruga Sawangan Minahasa, Situs Megalitikum yang Jadi Destinasi Wisata

matthewgenovesesongstudies.com, Manado – Waruga Sawangan merupakan salah satu situs yang menjadi saksi bisu peradaban masyarakat Minahasa. Tempat makam nenek moyang suku Minahasa ini, sudah ada sejak zaman megalitikum.

Situs ini berupa kompleks pemakaman tradisional di Desa Sawangan, Minahasa, Sulawesi Utara. Selain indonesiakaya.com, situs ini tidak lepas dari tradisi pemakaman suku Minahasa.

Waruga berasal dari kata waru dan ruga. Waru artinya rumah, ruga artinya badan. Dengan demikian, waruga berarti rumah atau tempat jenazah yang akan kembali ke surga.

Dalam tradisi ini, jenazah yang ditaruh di dalam waruga dibaringkan dengan kaki, pantat, dan mulut seperti hendak mencium lutut. Posisi ini persis seperti posisi bayi dalam kandungan.

Ada filosofi dari sikap ini bahwa seseorang memulai kehidupan dengan anak dalam kandungannya, sehingga hendaknya ia kembali pada kedudukan yang sama ketika meninggalkan rumah. Dalam bahasa setempat, filosofi ini dikenal dengan istilah quen.

Selain ditempatkan di dalam rahim seperti janin, tubuhnya juga mengarah ke utara. Bagi masyarakat setempat, nenek moyang suku Minahasa berasal dari utara.

Pada zaman dahulu, hanya orang-orang dari kalangan sosial atas yang dimakamkan di waruga. Hal ini terlihat pada gambar-gambar di sampulnya, misalnya motif wanita melahirkan menunjukkan bahwa jenazah yang dikuburkan adalah milik bidan.

Waruga Sawangan Minahasa terdiri dari ratusan waruga yang tersebar di sekitar area pemakaman. Waruga ini terbuat dari batu berbentuk peti mati berbentuk persegi.

Struktur batu ini memiliki dek atas yang dihiasi ukiran rumit yang mencerminkan seni dan keahlian tinggi nenek moyangnya. Jumlah waruga di Sawangan sebanyak 143 buah yang dikelompokkan berdasarkan ukuran, yaitu 10 buah waruga kecil (0-100 cm), 52 buah waruga sedang (101-150 cm) dan waruga besar (151-250 cm). 81 buah.

Saat ini peninggalan masa megalitikum dapat ditemukan di Taman Purbakala Waruga Sawangan. Terletak di kawasan Minahasa Utara, taman ini menjadi destinasi wisata sejarah favorit masyarakat lokal maupun wisatawan.

Sebelum memasuki kawasan bukit, pengunjung dapat melihat relief proses pembuatan waruga, mulai dari proses pemahatan batu hingga penguburan jenazah. Relief menyambut pengunjung di sisi kiri dan kanan aula.

Cuaca di wilayah ini sejuk dengan banyak hujan. Lahan subur tersebut juga dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat setempat.

Selain sebagai tempat pemakaman, Waruga Sawangan juga memiliki nilai ritual dan keagamaan yang penting bagi suku Minahasa. Mereka percaya bahwa nenek moyang mereka tetap terhubung dengan dunia spiritual yang memberikan kekuatan dan perlindungan.

Keberadaan Taman Purbakala Waruga Sawangan menjadi saksi bisu sejarah dan kehidupan masyarakat Minahasa pada masa lalu. Wisatawan dapat belajar tentang tradisi pemakaman, kepercayaan serta kekayaan kehidupan sosial dan budaya suku Minahasa.

 

Penulis: Resla

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *