Thu. Oct 10th, 2024

Waspada Flu Burung, Kemenkes RI Perkuat Pemantauan pada Strain Virus HPAI H5

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Kasus flu burung yang menyerang manusia belakangan ini di beberapa negara membuat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meningkatkan kewaspadaan.

Laporan terbaru WHO yang dirilis pada 11 Juni 2024 menyebutkan kasus infeksi flu burung A (H9N2) pada manusia terdeteksi pada seorang anak yang tinggal di negara bagian West Bengal, India. Anak tersebut memiliki riwayat terpapar burung dan sembuh serta dipulangkan dari rumah sakit.

Direktur Badan Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Achmad Farchanny Tri Adryanto mengatakan, pihaknya terus memantau strain Flu Burung yang berpotensi menular ke manusia.

Sesuai dengan komitmen global, di bidang kesehatan manusia, strain yang dipantau adalah HPAI (Highly Pathogenic Avian Influenza), khususnya H5 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tingkat 4 (Labkesmas) dan LPAI (Low Pathogenic Avian Influenza), yakni H7. , H9 dan lainnya di Laboratorium Rujukan Kesehatan Nasional,” jelas Farchanny di Jakarta, Kamis 13 Maret 2024 mengutip Sehatnegeriku.

HPAI merupakan virus avian influenza yang sangat patogen yang menyebabkan penyakit parah dan kematian yang tinggi pada unggas yang terinfeksi. Sedangkan LPAI merupakan virus avian influenza yang patogenisitasnya rendah sehingga tidak menimbulkan penyakit atau penyakit ringan pada ayam dan unggas.

Menurut informasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), strain virus avian influenza yang termasuk dalam kelompok HPAI dan LPAI Tipe A dapat menyebabkan infeksi ringan hingga berat pada orang yang terinfeksi.

Di Indonesia, surveilans HPAI strain H5 dilakukan dengan memperkuat surveilans sentinel penyakit mirip influenza (ILI) dan penyakit pernapasan akut berat (SARI) dari faktor risiko paparan langsung ke rumah. Burung sakit atau mati mendadak dan pencemaran lingkungan . .

Oleh karena itu, meningkatkan surveilans penyakit ISPA berat dengan faktor risiko deteksi dini dugaan flu burung, lanjut Farchanny.

Beliau melanjutkan: “Kami menghimbau para peternak unggas, bebek, sapi atau hewan lainnya untuk melakukan pengelolaan peternakan dan kandang dengan menerapkan kebersihan dan sanitasi yang baik, selalu melakukan disinfektan dan mencuci tangan”.

Sekaligus menghimbau untuk tidak menjual hewan yang sakit dan jika hewan mati mendadak, apalagi dalam jumlah besar, segera laporkan.

Farchanny mengatakan Indonesia meningkatkan pengawasan di pintu masuk untuk meningkatkan kesadaran akan risiko penularan flu burung. Hal ini dilakukan khususnya bagi pelancong dari negara yang pernah melaporkan kasus flu burung.

“Pertama, memperkuat pengawasan terhadap pelaku perjalanan luar negeri dan dalam negeri dari negara atau wilayah yang melaporkan kasus flu burung, baik pada manusia maupun penumpang di pelabuhan, bandara, dan rute,” jelasnya.

Kedua, memperkuat pemantauan dan pemeriksaan terhadap pelaku perjalanan, terutama daerah/negara yang terdeteksi adanya kasus flu burung pada manusia dan orang dengan gejala mirip influenza (ILI) serta berisiko melakukan kontak dengan unggas dan produk unggas. “Selain mengumpulkan sampel pasien sesuai pedoman yang berlaku.”

Ketiga, Indonesia juga memperkuat pelaksanaan surveilans ILI di lokasi karantina medis ke-14 UPT. Dan mengumpulkan spesimen dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sesuai pedoman yang berlaku.

Keempat, berkoordinasi dengan dinas kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit rujukan setempat. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan penanganan flu burung pada manusia, termasuk pemindahan spesimen ke laboratorium kesehatan masyarakat daerah dan laboratorium rujukan nasional, yaitu percobaan Cheers Biology.

Kelima, melakukan pemeriksaan dan penanganan kasus jika pelaku perjalanan ditemukan mengalami gejala ILI sesuai pedoman yang berlaku.

Keenam, melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan cabang lintas disiplin di wilayah kerja Pusat Karantina Kesehatan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *