Sat. Sep 21st, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra Bambang Haryo Sukartona (BHS) mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus mendekati level rupiah. 17 ribu, harusnya pemerintah memantau.

“Ini harus menjadi peringatan bagi pemerintah. Karena gerakan ini termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara,” kata BHS, Selasa (18/6/2024).

Data Investing.com menunjukkan, perkembangan nilai tukar rupee terhadap dolar AS merupakan salah satu yang terburuk terhadap beberapa mata uang lainnya secara year-to-date, year-to-date (YTD) per 17 Juni 2024.

USD terhadap dong Vietnam +3,88 persen, ringgit Malaysia +2,68 persen, dolar Singapura +2,57 persen, baht Thailand +6,88 persen. Sedangkan rupiah +6,58 persen.

“Kalau kita lihat pergerakannya sejak tahun 2012 dibandingkan tahun 2024 di exchange.org, dolar Singapura bergerak dari S$1,25 menjadi S$1,325, Brunei Darussalam bergerak dari S$1,24 menjadi S$1,35 dolar atau 8 persen, Thailand” dari 31.074 baht menjadi 36,67 baht atau 18 persen, Vietnam dari 20.857 dong menjadi 25.942 dong atau 22 persen, Filipina dari 42,2 peso menjadi 58,70 peso atau 39 persen,” kata BHS.

“Malaysia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yakni dari 3,08 ringgit menjadi 4,69 ringgit atau 52 persen. Dibandingkan dengan Indonesia yang mengalami fluktuasi dari Rp 9.670 menjadi Rp 16.466 atau 70,28 persen,” tambah BHS.

Ia mengingatkan, pergerakan nilai tukar rupee terhadap dolar AS yang terus menguat hingga Rp. 17 ribu atau lebih buruk, hingga Rp. 20 ribu, dapat mempengaruhi kondisi makro dan mikroekonomi Indonesia.

“Malaysia telah mengambil langkah untuk menyikapi perubahan nilai tukar tersebut dengan membuka sebanyak-banyaknya pintu investasi di bidang industri, ke China, Amerika, dan Eropa karena kapal-kapal dari seluruh dunia melewati Malaysia,” ujarnya.

“Sulit melakukan langkah yang sama di Indonesia karena biaya investasi dan produksi di sini lebih mahal dibandingkan di Malaysia,” tambah BHS.

 

Menyikapi kondisi tersebut, BHS meminta pemerintah mengkaji kebijakan perekonomian era Presiden B.J. Habibie.

“Langkah yang patut ditiru BJ Habibie saat itu adalah kebijakan fiskal yang menghentikan sejumlah proyek infrastruktur dan mengurangi bahkan meniadakan perjalanan presiden, yang kemudian untuk sementara diikuti oleh para pejabat dari pusat hingga daerah. Tujuannya untuk mendukung APBN,” ujarnya.

BJ Habibi juga menolak usulan IMF untuk menaikkan harga bahan bakar dan listrik untuk menghindari multiplier effect ekonomi bagi pelaku industri dan khususnya UMKM.

“Kalau harga energi naik maka UMKMlah yang paling dirugikan. Sementara UMKM menjadi tulang punggung perekonomian kita yaitu 65 persen dan juga menyerap banyak tenaga kerja yaitu 97 persen dari total lapangan kerja,” ujarnya. Dia

“Jadi menopang UMKM berarti menopang daya beli masyarakat, artinya menopang perputaran perekonomian,” lanjut BHS.

BJ Habibie juga memperkuat operasional perbankan agar dapat membiayai UMKM melalui skema kredit usaha kecil.

“Selanjutnya BJ Habibie juga akan memastikan kebutuhan sektor pertanian dengan harga yang sangat terjangkau sehingga perekonomian terus tumbuh,” kata BHS.

Ia berharap pemerintah mampu mengantisipasi perubahan nilai tukar rupiah agar tidak melonjak ke nilai 17 ribu rupiah atau lebih.

“Jika nilai tukar terhadap dolar AS terus naik akan sangat merugikan. Karena hampir semua sektor di Indonesia bergantung pada barang-barang yang dipengaruhi dolar,” ujarnya.

“Seperti bahan baku tekstil, 89 persen bahan baku kami diimpor dari Tiongkok, dan 7 persen biaya operasional kami juga bergantung pada nilai tukar mata uang asing. Lihat saja, banyak industri TPT yang mulai stagnan bahkan tutup,” kata BHS.

 

BHS mengatakan dampaknya adalah penutupan pabrik, PHK, dan kurangnya daya beli masyarakat. “Saya mendesak pemerintah memberikan insentif dan menurunkan biaya energi bagi industri TPT agar pengusaha dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan sandang,” ujarnya.

Atau jika sektor energi mengalami kenaikan harga, maka masyarakat dan dunia usaha, khususnya usaha kecil, akan merasakan dampak yang signifikan.

“Misalnya kalau harga gas naik, maka pelaku usaha yang sudah tidak mampu lagi membeli gas terpaksa harus menutup usahanya. Biasanya UMKM yang terdampak karena modalnya kecil. Kalau itu terjadi, banyak orang yang kehilangan mata pencahariannya,” BHS dikatakan.

Jika harga BBM naik, maka sektor transportasi akan terpaksa melakukan penyesuaian tarif, yang pada akhirnya akan memaksa konsumen atau masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi untuk menerima biaya tambahan.

“Kalau ini terjadi, maka akan berdampak juga pada perekonomian nasional. Harga barang sedang tinggi, masyarakat tidak mampu membelinya, lagipula angka pertumbuhan ekonomi bagus hanya di atas kertas. Tapi kesejahteraan masyarakat akan semakin menurun. Artinya kita akan berbicara tentang apa yang akan kita kerjakan,” katanya. Sedangkan kalau harga energi murah maka perekonomian akan bergerak,” kata BHS.

Pemerintah, para ahli dan pakar ekonomi, serta asosiasi dunia usaha (badan usaha) diharapkan dapat bersama-sama segera merumuskan kebijakan atau skema perekonomian yang dapat memperkuat nilai tukar rupiah guna memperbaiki kondisi perekonomian di Indonesia.

“Dan ada harapan pertumbuhan ekonomi kita benar-benar dapat mencerminkan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat,” tutup BHS.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *