Fri. Sep 20th, 2024

WHO: 4,9 Juta Anak di Dunia Meninggal Sebelum Ulang Tahun Kelima

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan diperkirakan 4,9 juta anak di seluruh dunia meninggal sebelum ulang tahun kelima mereka. Artinya, satu anak meninggal setiap enam detik.

Jumlah tersebut dikatakan sebagai yang terendah sepanjang sejarah, menurut perkiraan baru tahun 2022 yang dirilis hari ini (13/3) oleh United Nations Inter-Agency Group on Child Mortality Assessment (UN IGME).

Sedangkan menurut data UN IGME, pada tahun 2018, jumlah kematian anak di bawah 5 tahun sebanyak 5,4 juta jiwa.

Direktur Eksekutif UNICEF Kathryn Russell mengatakan di balik penurunan ini adalah kisah perempuan terampil dan petugas kesehatan yang membantu para ibu melahirkan dengan aman.

Ada juga petugas kesehatan yang melakukan vaksinasi dan melindungi anak dari penyakit mematikan. Dan petugas kesehatan masyarakat melakukan kunjungan rumah untuk mendukung keluarga dalam memberikan dukungan kesehatan dan gizi yang memadai bagi anak-anak.

“Dalam puluhan tahun individu, komunitas, dan komunitas dalam menyediakan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau, berkualitas, dan efektif untuk anak-anak, kami telah membuktikan bahwa kami memiliki pengetahuan dan alat untuk menyelamatkan nyawa,” demikian pernyataan WHO (13). /3/2024).

Laporan tersebut menunjukkan bahwa saat ini lebih banyak anak yang bertahan hidup dibandingkan sebelumnya dan angka kematian balita secara global telah turun sebesar 51 persen sejak tahun 2000.

Beberapa negara berpendapatan rendah dan menengah telah mengalami penurunan ini. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa kemajuan dapat dicapai jika sumber daya dialokasikan dengan tepat untuk layanan kesehatan primer, termasuk kesehatan dan kesejahteraan anak.

Misalnya, temuan menunjukkan bahwa Kamboja, Malawi, Mongolia, dan Rwanda telah mengurangi jumlah balita sebesar 75 persen sejak tahun 2000.

Namun, temuan ini juga menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, jalan yang harus ditempuh untuk menghentikan kematian anak dan remaja masih panjang.

Selain 4,9 juta kematian di bawah usia lima tahun, hampir setengahnya adalah bayi, 2,1 juta anak-anak dan remaja berusia 5-24 tahun kehilangan nyawanya. Sebagian besar kematian ini terkonsentrasi di Afrika dan Asia Selatan.

Penyebab kematian tragis ini adalah sesuatu yang sebenarnya bisa dicegah atau diobati. Misalnya saja persalinan, komplikasi saat melahirkan, pneumonia, diare, dan malaria.

Banyak nyawa dapat diselamatkan dengan akses terhadap layanan kesehatan dasar berkualitas tinggi, termasuk program penting dan berbiaya rendah seperti Imunisasi. Akses terhadap penyedia layanan kesehatan terampil selama kehamilan. Dukungan untuk inisiasi dan kelanjutan menyusui. Diagnosis dan pengobatan di masa kecil.

Meskipun terdapat kemajuan yang menggembirakan, jutaan keluarga masih sangat berduka atas kehilangan seorang anak setiap tahunnya.

Hal serupa disampaikan oleh Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

Kematian bayi biasanya terjadi pada beberapa hari pertama setelah kelahiran.

“Tempat lahir seorang anak tidak menentukan apakah ia hidup atau mati. “Penting untuk meningkatkan akses layanan kesehatan berkualitas bagi setiap perempuan dan anak, termasuk di daerah darurat dan pedesaan,” ujarnya.

Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas dan melindungi kehidupan anak-anak dari kematian yang dapat dicegah memerlukan investasi. Termasuk pendidikan, pekerjaan, dan kondisi kerja yang baik bagi petugas kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan dasar, tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *