Thu. Sep 19th, 2024

Wijaya Karya Kantongi Kontrak Baru Rp 3,17 Triliun hingga Februari 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) meraih kontrak baru senilai Rp 3,17 triliun mulai Februari 2024, perolehan ini meningkat 51,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kontribusi utama pembelian kontrak baru berasal dari sektor bangunan dan konstruksi sebesar 53,7%, disusul EPCC, industri serta konstruksi dan investasi.

Tergantung pada komposisi pemberi kerja, mayoritas dari BUMN dan Pemerintah menjadi bagian dari rencana promosi bulanan.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Mahendra Vijaya, mengatakan keberhasilan perjanjian ini menunjukkan awal yang baik di tahun 2024.

Tren positif keberhasilan kontrak baru terus berlanjut dengan suksesnya kontrak baru Proyek Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara, yang dikerjakan bersama konsorsium Jaya Construction Manggala Pratama Tbk (Jakon) (KSO ) proyek.

Penandatanganan kontrak ini dilakukan oleh Andika Firmansyah dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Harum Akhmad Zuhdi, Direktur Operasi II WIKA di Jakarta, Selasa 26 Maret 2024.

Harum Akhmad Zuhdi mengatakan, sebagai kepala arsitek proyek tersebut, WIKA memegang 60% dari total proyek senilai hingga Rp 1,28 triliun.

Proyek yang diusung Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah pengurangan sampah di ibu kota.

Melalui teknologi RDF, sampah akan diolah dan bahan bakar lainnya akan berkontribusi pada sektor semen dan listrik dengan emisi karbon.

Pabrik RDF Rorotan akan memiliki kapasitas pengolahan sampah sebesar 2500 ton/hari. Pengolahan dengan proses homogenizer menghasilkan RDF Baller sebanyak 875 ton per hari.

Harum mengatakan, merupakan suatu kehormatan bagi Wijaya Karya untuk terlibat dalam pengelolaan sampah yang baik di ibu kota, dimana sampah diolah hingga menghasilkan energi baru terbarukan.

“Di sisi lain, proyek ini juga merupakan RDF bagi pekerja yang pertama di Indonesia, sehingga ini benar-benar menjadi nilai WIKA. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mengerjakan proyek ini sesuai waktu dan tujuan kesehatan yang telah disepakati,” kata Harum.

Sebelumnya diberitakan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah menyepakati Master Restructuring Agreement (MRA) dengan empat lembaga keuangan dalam periode Februari 2024, menyusul perjanjian MRA yang ditandatangani pada 11 kebijakan keuangan sebelumnya. dipasang. Januari 2024.

Perjanjian tersebut juga menandai berakhirnya fase MRA dengan jumlah Rp20,79 triliun atau 100% dari total utang yang direstrukturisasi.

Chief Executive Officer Wijaya Karya Agung Budi Waskito (BW) mengatakan tercapainya kesepakatan ini menunjukkan tingginya kepercayaan lembaga keuangan terhadap WIKA.

“Lembaga keuangan yakin dengan nilai dan manfaat yang dapat diberikan WIKA. Oleh karena itu, keberhasilan perjanjian MRA akan berdampak positif terhadap pelaksanaan restrukturisasi Perseroan,” kata Agung BW seperti tercantum dalam keterangan resmi. Rabu (6/3/) 2024).

Menanggapi keyakinan seluruh pemangku kepentingan, Agung mengatakan pihaknya akan terus melanjutkan komitmennya dalam memenuhi pembayaran kupon jatuh tempo obligasi dan sukuk tepat waktu. Pada 3 Maret 2024, perseroan merealisasikan pembayaran bunga obligasi dan sukuk pada PUB dharabah I Tahap II 2021 sebesar Rp69,6 miliar.

“Hal ini menunjukkan kekuatan WIKA dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang obligasi dan sukuk,” kata Agung BW.

Agung BW menambahkan, ke depan langkah restrukturisasi akan dilakukan seiring dengan selesainya proyek-proyek yang diberikan kepada perseroan. Dukungan pemangku kepentingan berperan penting dalam memastikan berbagai program tersebut berjalan lancar.

Sebelumnya diberitakan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendapat kepercayaan dari Dinas PUPR untuk pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 3B-2 Ruas KKT Kariangau-Sp. Tempadung.

Dalam proyek ini, Wijaya Karya ikut serta dalam kerja sama operasi (KSO) dengan Waskita, Jakon dan PT PP dengan porsi proyek WIKA sebesar Rp 1,2 triliun. Pekerjaan tersebut akan berlangsung hingga Juni 2025.

Proyek Jalan Tol Ruas IKN Seksi 3B-2 KKT Kariangau-Sp. Tempadung terletak di ruas Tol Seksi 3B sepanjang 7,3 km yang akan menjadi penghubung antara Tol IKN Seksi 3B dengan Jalan Kariangau.

Paket Jalan Tol ini bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan konektivitas di wilayah Kalimantan Timur khususnya dari dan ke Ibu Kota Negara Kepulauan. Di tol ini juga terdapat dua jembatan khusus peternakan di kawasan tersebut.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito (BW) memaparkan Proyek Jalan Tol IKN Seksi 3B-2 KKT Seksi Kariangau-Sp. Tempadung menambah panjang daftar portofolio karya WIKA di IKN.

“Capaian ini pula yang membuat WIKA menargetkan agar pengembangan proyek di IKN dilakukan secara bersamaan agar dapat selesai tepat waktu dan berkualitas,” kata Agung dalam keterangan resmi, Sabtu (10/2). /2024).

Agung menambahkan, pengadaan kontrak baru Proyek Jalan Tol IKN Seksi 3B-2 KKT Kariangau-Sp. Tempadung pun menunjukkan keyakinannya terhadap dukungan yang diberikan para peserta.

Begitu pula dengan dukungan bank garansi Atap yang tertuang dalam Master Restructuring Agreement (MRA) antara WIKA dan lembaga keuangan, membuka peluang besar bagi perseroan untuk membeli kontrak baru di tahun 2024, kata Agung.

Dukungan ini merupakan langkah baik bagi WIKA untuk maju dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara maksimal.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *