Fri. Sep 20th, 2024

YouTube Negosiasi Lisensi Musik dengan Label Rekaman untuk Latih Tool AI

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – YouTube dikabarkan sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa merek besar seperti Sony, Warner dan Universal. Negosiasi ini dilakukan untuk mendapatkan lisensi atas lagu-lagu milik perusahaan rekaman tersebut.

Merujuk informasi The Financial Times, Kamis (27/6/2024), YouTube membutuhkan lisensi tersebut untuk melatih alat kecerdasan buatan (AI) yang mampu menghasilkan musik ala artis ternama.

YouTube dilaporkan membayar uang tunai kepada label rekaman dan artis agar musik mereka dapat digunakan untuk melatih perangkat lunak AI. Namun langkah ini menimbulkan kontroversi di kalangan musisi.

Banyak seniman khawatir bahwa penciptaan AI dapat mengurangi nilai karya mereka dan melanggar hak cipta. Sekadar informasi, YouTube menguji alat AI dalam produksinya tahun lalu.

Dengan alat ini, pengguna dapat membuat video musik pendek hanya dengan mengetikkan perintah teks.

Perangkat tersebut dirancang untuk meniru suara dan lirik penyanyi terkenal, namun hanya 10 penyanyi yang dikatakan setuju untuk mengikuti tahap pengujian.

Untuk itu, Google dikabarkan berencana meluncurkan perangkat barunya pada tahun ini dan berharap dapat mengundang lebih banyak artis untuk bergabung.

Meski masih kontroversial, penggunaan AI dalam industri musik sebenarnya masih terus dikembangkan dan dipelajari.

Beberapa perusahaan kecerdasan buatan (AI) telah menandatangani perjanjian lisensi dengan kelompok media untuk melatih model bahasa besar mereka.

Sementara itu, YouTube kini memblokir penipuan pembayaran yang menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN). Hal ini dilakukan agar pengguna dapat membayar biaya YouTube Premium berdasarkan lokasi pengguna.

Sekadar informasi, harga langganan YouTube Premium berbeda-beda di setiap negara.

Hal ini dilakukan karena Google mempelajari rata-rata pendapatan pengguna di seluruh dunia, sehingga YouTube menetapkan tarif layanan Premium yang menyesuaikan pendapatan pengguna tergantung lokasi negara.

Misalnya pengguna di AS yang ingin berlangganan YouTube Premium harus membayar 13,99 USD (sekitar Rp 230 ribu), pengguna di Swiss perlu membayar 18 USD (sekitar Rp 296 ribu) per bulan, di Inggris harganya mencapai 16,50 USD (hingga Rs 271 ribu).

Biaya-biaya tersebut dinilai sangat besar. Di sisi lain, harga YouTube Premium di beberapa negara, khususnya negara berkembang, jauh lebih murah.

Misalnya di Filipina, biaya berlangganan layanan hanya 2,83 USD (sekitar Rp 46 ribu). Bahkan, di Argentina, pengguna hanya perlu membayar 1 USD (sekitar 16 ribu) untuk menikmati YouTube Premium.

Banyak pengguna yang mengetahui perbedaan biaya berlangganan. Terakhir, mereka menggunakan trik baru untuk membuat YouTube Premium lebih murah, yaitu menggunakan VPN.

Dengan menggunakan VPN, sistem mengasumsikan bahwa pengguna tinggal di salah satu negara tersebut dan berlangganan Premium di tingkat negara tersebut, sehingga mengurangi tagihan mereka.

Setelah YouTube menemukan penipuan ini, mereka langsung memblokir akun yang menggunakan penipuan tersebut tanpa pemberitahuan.

Seorang pengguna Reddit membagikan foto pengguna yang diblokir.

Tangkapan layarnya bertuliskan “Keanggotaan YouTube Premium Anda telah dibatalkan”, yang berarti akun YouTube Premium Anda telah dihapus.

Melihat kejadian tersebut, YouTube mengeluarkan klarifikasi. “Youtube telah mulai mencabut keanggotaan premium untuk akun yang diidentifikasi memiliki konten palsu di negara ini,” tulis perwakilan YouTube.

“Youtube telah mulai mencabut keanggotaan premium untuk akun yang diidentifikasi sebagai informasi palsu di negara tersebut,” tambahnya.

Untuk mencegah orang memanfaatkan celah ini di masa mendatang, YouTube akan mewajibkan pelanggan untuk mendaftar dengan ID yang terkait dengan alamat negara akun tersebut.

Sebelumnya, YouTube menyatakan perang terhadap penyedia iklan (AdBlocker). Langkah ini dilakukan dengan berbagai teknik agar pengguna tidak bisa menonton video gratis tanpa iklan. 

Beberapa taktik yang digunakan YouTube antara lain dengan memberikan pop-up berisi peringatan atau langsung melompat ke akhir video jika Anda masih ngotot menggunakan iklan.

 Namun cara ini masih bisa diretas melalui sistem AdBlock. Karena sangat tertarik untuk menghilangkan iklan, Google kini menguji sistem baru yang dapat melewati sistem AdBlock.

Berdasarkan laporan SponsorBlock, dilansir Android Authority, Sabtu (15/6/2024), YouTube menguji injeksi sisi server.

Sekadar informasi, SponsorBlock adalah ekstensi yang dapat mengidentifikasi dan memblokir konten bersponsor di video YouTube.

Sistem ini memungkinkan YouTube untuk menggabungkan segmen iklan dengan video dan menampilkannya kepada pengguna. Proses ini akan menyulitkan pengiklan untuk mengetahui kapan sebuah iklan berjalan dan kapan akan berhenti.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *