Fri. Sep 20th, 2024

Sering Makan Gorengan Bisa Sebabkan Hipertensi? Ini Penjelasan Dokter

matthewgenovesesongstudies.com Jakarta Gorengan merupakan salah satu masakan favorit masyarakat Indonesia. Namun, gorengan kerap disebut-sebut sebagai makanan yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.

Dokter spesialis penyakit dalam RA Adaninggar Primadiya Nariswari mengatakan tidak ada yang namanya makanan buruk, termasuk gorengan, jika dikonsumsi dengan benar dan dalam jumlah yang tepat.

“Saya sering disarankan menghindari gorengan karena saya cenderung makan lebih dari satu. Hal ini memudahkan untuk mengonsumsi kalori dan lemak secara berlebihan yang terdapat pada gorengan,” jelas seorang dokter yang saya kenal. Pada Jumat, 26 Juli 2024, Ning dipanggil langsung di Instagram oleh Kementerian Kesehatan RI.

Ning mengatakan, gorengan bisa mengandung 300 hingga 400 kalori. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

“Jika tubuh kita hanya membutuhkan sekitar 2.000 kalori sehari, jika kita makan lima gorengan saja, kita bisa mendapatkan 1.500 hingga 2.000 kalori sehari,” kata Ning.

Hal ini dapat menyebabkan kelebihan kalori dan penumpukan lemak pada seseorang yang sering mengonsumsi gorengan.

“Kelebihan kalori dapat menyebabkan penyimpanan lemak, yang dapat menyebabkan obesitas dan penyakit penyerta lainnya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi,” jelasnya.

Selain itu, semua makanan mengandung lemak, namun ada perbedaan antara lemak jenuh dan lemak tak jenuh, jelas Ning.

“Pilihlah makanan yang mengandung lemak tak jenuh yang dikenal dengan lemak tak jenuh atau lemak baik. Pada saat yang sama, membatasi asupan lemak jenuh atau lemak tidak sehat tidak boleh melebihi 10 persen dari total kalori,” kata Ning.

 

 

Asam lemak jenuh pada gorengan bisa menjadi LDL atau kolesterol jahat dan menyebabkan timbunan lemak di arteri. Di saat yang sama, Ning mengatakan jika gaya hidupnya buruk, pembuluh darahnya pasti akan rusak.

“Mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh yang dipadukan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti makan gorengan dan jarang berolahraga secara teratur, dapat memicu penyakit jantung koroner,” kata Ning.

Ning mengatakan, selama pembuluh darah dalam tubuh sehat, tidak ada bahaya lemak atau kolesterol.

“Jika arteri internal tertusuk atau rusak, lemak LDL dapat dengan mudah masuk ke dalam arteri dan menyebabkan plak. Plak ini menyebabkan arteri seseorang mengeras. Tekanan darah tinggi.”

 

Ning menekankan, mengonsumsi gorengan dengan bijak dapat mencegah penyakit.

“Jadi kalau makan gorengan dengan bijak, kamu tidak akan sakit,” kata Ning.

Dengan kebijaksanaan tersebut, Ning menjelaskan bahwa tidak semua lemak itu buruk. Seperti yang sudah dijelaskan, ada lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Ning menyarankan untuk lebih mewaspadai lemak jenuh dan mengurangi asupan Anda.

“Anda harus hati-hati dengan kandungan lemak pada gorengan karena lemak tersebut berasal dari minyak. Anda perlu menghindari dan mengurangi asupan lemak tak jenuh yang biasanya berasal dari minyak atau mentega dan margarin,” tutupnya.

Oleh karena itu, jika ingin makan dengan bijak, perhatikan makanan mana yang paling banyak mengandung lemak. Jika tinggi lemak jenuhnya, disarankan untuk makan lebih sedikit atau menghindarinya.

“Namun tidak semua lemak itu buruk. Tubuh kita membutuhkan lemak karena merupakan komponen utama membran sel. Tanpa lemak, membran sel tidak dapat terbentuk dengan baik dan sel dapat rusak,” ujarnya.

Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah melebihi normal. Tekanan darah selalu lebih tinggi dari 140/90 mm Hg.

Ning menjelaskan, hipertensi terbagi menjadi hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder.

“Penyebab hipertensi primer adalah faktor genetik; Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari faktor lingkungan seperti gaya hidup. Jadi, jika orang tua memiliki tekanan darah tinggi, belum tentu anaknya akan mengalami hal yang sama; ” jelasnya.

Sekalipun seseorang secara genetik memiliki kecenderungan terkena darah tinggi, menjalani pola hidup sehat bukan berarti Anda juga akan menderita darah tinggi.

“Faktor terpenting penyebab hipertensi primer adalah gaya hidup dan genetika,” kata Ning.

Sedangkan hipertensi arteri sekunder seringkali disebabkan oleh penyakit tertentu. Ning mengatakan hipertensi bisa disembuhkan jika kondisi yang mendasarinya diketahui dan diobati.

Namun, hipertensi sekunder hanya menyumbang sekitar 10 persen dari seluruh kasus hipertensi, dan jika kondisi yang mendasarinya diobati, hipertensi biasanya akan hilang.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *