Sun. Sep 22nd, 2024

Biaya Logistik LNG Mahal, Indonesia dan China Gandengan Bikin Kapal Angkut

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Indonesia dan China menjalin kerja sama yang erat untuk membangun kapal kargo khusus untuk distribusi LNG antar pulau. Mengingat biaya logistik yang cukup mahal pada saat pendistribusian LNG khususnya di wilayah Indonesia Timur.

General Manager PT Varuna Tirta Prakasya (VTP) Adi Nugrokho mengungkapkan, biaya logistik disebabkan penggunaan kapal berukuran besar. Padahal, konsumen LNG yang dibawanya berskala kecil.

“Karena semua pelabuhan di Indonesia bagian timur tidak dilengkapi dengan baik, cocok atau tidak cocok untuk pendaratan banyak kapal. Kapal besar pun harus naik kapal, jadi mahal, mahal, dan memakan waktu lama. Jadi kami. Kami berusaha mencari kapal yang lebih efisien dalam penggunaan waktu,” kata Adi usai penandatanganan perjanjian di Menara Danarexa Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Untuk mencapai efek ini, VTP menandatangani nota kesepahaman dengan Guangzhou Group yang diwakili oleh Guangzhou Trade Exchange. Ruang lingkupnya adalah membangun kapal pengangkut LNG khusus dan pembiayaan.

MoU tersebut juga ditandatangani oleh perusahaan logistik pelayaran Indonesia PT Kushan Samudera Sinergi. Kushan Samudera, Direktur Sinergia, Rizki Albaziri, mengatakan kerja sama tersebut dapat meningkatkan posisi Indonesia dalam bisnis pelayaran LNG.

“Kita sudah punya jaringan pipa (jalur distribusi) yang harus diangkut secara manual, seperti darat dan pulau ke pulau. Jadi saya berharap kerja sama ini bisa mendukung transfer teknologi dan peningkatan kapal.

“Kemudian kita bisa melangkah lebih jauh dan setidaknya menjadi pemimpin di Asia Tenggara,” tambah Rizki.

 

Gayung bersambut, CEO Shenzhen Tianyi Jiaye Investment Co., Ltd. Hao Fu Shai melihat peluang kerja sama. Mengingat kebutuhan kapal khusus di perairan Indonesia.

“Kami memiliki teknologi pembuatan kapal baru di China, dan sekarang kami tahu bahwa Indonesia membutuhkan kapal tersebut, sehingga kami mempertimbangkan kerja sama dengan Indonesia,” ujarnya.

Di sisi lain, Hao Fu Shai melihat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dimaksudkan sebagai peluang untuk mengembangkan fasilitas transportasi laut.

“Iya, apalagi perekonomian Indonesia sedang berkembang, kami juga ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk membantu Indonesia meningkatkan transportasi, khususnya di bidang pelabuhan,” tutupnya.

 

Sebelumnya, CEO PT Djakarta Lloyd Achmad Agung mengungkapkan kesulitan transportasi LNG di Indonesia, khususnya di wilayah timur. Oleh karena itu, diperlukan kapal khusus untuk mendistribusikan di berbagai wilayah tersebut.

Agung mengatakan, dalam konteks pembangunan kapal logistik, termasuk pengangkut LNG, Indonesia tidak kalah dari segi konsep dan pendekatan teknologi. Namun dana untuk mendukung hal ini terbatas. Oleh karena itu, pihaknya juga membuka peluang investasi dengan bermitra dengan perusahaan asal China, Guangzhou Group.

“Kita memerlukan pendekatan teknis dan pendekatan kapal yang tepat, desain yang tepat, dan kitalah yang memulainya, kita punya desainnya, kita punya konsepnya, dan kita coba presentasikan ke pihak (China). ” Pendanaan ya, kita punya keterbatasan dari segi masalah, “masalah pendanaan, jujur ​​saja kalau kita tidak kekurangan teknologi,” kata Agung, Kamis, di Menara Danarexa, Jakarta. 2024).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *