Mon. Sep 23rd, 2024

Perjuangan Pustakawan Hery Ciptakan Inovasi Bangun Minat Baca di Parepare

 

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Membaca menjadi hobi baru yang digemari Harry semasa mahasiswa. Siapa sangka, alumnus pesantren yang sebelumnya tidak mendalami dunia literasi, kini menjadi salah satu orang yang memiliki ide-ide inovatif dalam dunia literasi, khususnya di bidang literasi. perpustakaan. dan perpustakaan.

Setelah lulus dari pesantren dan melanjutkan pendidikan di universitas, Harry menjadi aktivis dan aktif di berbagai organisasi, termasuk Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

“Saya banyak membaca buku-buku tentang Islam, karena dasar saya di pesantren,” kata pustakawan ahli pertama Dinas Perpustakaan Kota Perepar itu.

Inovasi buku Badiq lahir dari konteks bacaan Islami ini. Mulai 3 November 2021, Gerakan Buku Badik akan lebih fokus pada tiga hal, yaitu mewujudkan perpustakaan sebagai ruang kuasi belajar, menciptakan perpustakaan sebagai ruang menulis, dan menciptakan lingkungan perpustakaan sebagai basis seni.

Harry mengatakan, ketiga item tersebut sebenarnya terinspirasi dari konsep pola gerakan literasi perpustakaan Baitul Hikmah yang tercipta pada masa Bani Abbasiyah. Saat itu, Islam sedang berada pada puncak kejayaannya, mungkin dikenal dengan Golden Age.

Salah satu penopang masa keemasan tersebut adalah gerakan literasi yang dilakukan oleh Perpustakaan Baitul Hikmah. Dari penelusuran literatur terungkap bahwa pola gerakan literasi saat itu terdiri dari tiga fokus utama yang coba dikembangkan oleh Harry dan tim hingga akhirnya melibatkan 2.024 pustakawan terkemuka nasional.

Inovasi tersebut juga telah melalui proses investigasi, pemantauan dan identifikasi sehingga memunculkan tren di masyarakat kota Pareper yang erat kaitannya dengan ketiga hal tersebut. Dalam hal karya akademis, Parepare sering kali cenderung menyelenggarakan bedah buku, diskusi, dan sebagainya.

Sedangkan untuk authorship, Parepair juga mempunyai penerbit, sehingga hak cipta tetap berfungsi dengan baik. Rekan-rekan penulis selalu diberikan ruang untuk mengeksplorasi bakatnya di Parepar.

Mengenai topik penciptaan lingkungan perpustakaan sebagai basis seni, Harry mengatakan kawasan seni Parapar juga sangat aktif dalam menciptakan karya seni. Paraper memiliki sejumlah seniman di berbagai bidang termasuk musik, seni rupa, desain grafis, dan pembuatan konten.

Mereka juga membutuhkan ruang kreatif yang seharusnya disediakan oleh perpustakaan. Ruang-ruang ini diciptakan oleh Buku Badik sendiri dan dapat digunakan untuk mengintensifkan pembelajaran, menulis dan seni. Kelas literasi

Menariknya lagi, ada satu kegiatan yang dapat menggabungkan ketiga fokus tersebut, yaitu kelas literasi. Kegiatan ini dinilai dengan pelatihan menulis yang luarannya berupa penciptaan karya tulis.

Setelah penulisan selesai dibuat forum diskusi dimana karya tulis dibedah dan direvisi. Ciri khusus kelas literasi adalah demonstrasi karya. Dalam pesta tersebut, para seniman diajak untuk mendeskripsikan karya tulis yang diciptakan dalam bentuk produk seni, baik musik maupun gambar yang mewujudkan syarat tema teks yang diciptakan.

Sejauh ini, total 129 makalah telah ditulis dan diterbitkan sebagai esai. Selain itu, inovasi ini telah melahirkan dua buah karya musik, puluhan karya seni rupa, dan puluhan pembuat konten video.

Inovasi ini dapat diimplementasikan di perpustakaan Parepar. Sekitar 171 perpustakaan telah terdaftar sejauh ini. Dari jumlah tersebut, 120 diantaranya merupakan perpustakaan sekolah.

Sayangnya, hingga saat ini perpustakaan sekolah hanya dimanfaatkan untuk keperluan administrasi akreditasi sekolah. Tidak ada kreativitas untuk membuat anak tertarik membaca.

 

 

Berdasarkan permasalahan tersebut, Harry memperkenalkan inovasi bernama Gesit atau Gerkat Enam Literasi yang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan Kota Paris. Mereka memasuki perpustakaan sekolah untuk menciptakan siklus literasi yang melibatkan tiga hal, membaca, memahami dan merasakan.

Hal ini. Dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya pada minggu pertama, perpustakaan sekolah mewajibkan siswanya meminjam buku dan membacanya sampai habis.

Untuk memasukkan unsur-unsur membaca tersebut, beri anak ruang untuk mengeksplorasi pemahaman bacaannya di minggu kedua. Sekolah dapat menciptakan ruang berupa forum agar anak leluasa menceritakan kembali isi buku yang dibacanya.

Berikutnya adalah realisasi karya, yaitu memberikan ruang kepada siswa untuk memahami apa yang dibacanya dalam bentuk karya, baik berupa karya tulis maupun berupa barang dan jasa. Tahap pelaksanaan juga dapat dilakukan pada saat penerimaan raport, yaitu dengan mengadakan pameran karya siswa.

 

 

Pada saat yang sama, Harry menyampaikan pandangannya mengenai minat baca di Perepair pada tahun 2021-2023. Sejauh ini, minat membaca masyarakat di seluruh tanah air mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Sebagai pustakawan, Harry merasa perlu untuk bisa mengimbangi meski di tengah gencarnya gadget dan produk kecerdasan buatan (AI) yang membuat masyarakat malas membaca. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi terhadap pemangku kepentingan literasi digital.

Literasi digital adalah salah satu poin penting dalam agenda literasi baru UNESCO. Tujuan dari literasi digital adalah untuk mengukur sejauh mana seseorang dapat menggunakan perangkat digital yang tersedia.

“Ukuran literasi digital seseorang adalah jika ia mengetahui cara menggunakan perangkat digital,” ujarnya.

Tak hanya kompeten, ukuran tingkat literasi digital seseorang juga terlihat dari kearifannya dalam menggunakan perangkat digital. Pasalnya, di dunia teknologi saat ini, AI seolah menjadi pedang bermata dua yang bisa memberikan dampak positif dan negatif.

Inovasi yang dilakukan Harry membuatnya terpilih menjadi finalis ajang tersebut, setelah sebelumnya terpilih sebagai Pustakawan Berprestasi Nasional 2024 dan runner-up Pustakawan Berprestasi Nasional (Perpusnas) 2024.

Program ini diselenggarakan sebagai penghargaan kepada pustakawan atas dedikasinya yang besar, disiplin dan kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai penyedia layanan informasi kepada masyarakat. Mengingat pustakawan memegang peranan penting dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari seperti kemiskinan, lingkungan hidup, pendidikan, keamanan dan kesehatan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *