Mon. Sep 23rd, 2024

Suroan Atau Bersih Desa, Tradisi Budaya Leluhur Saat Muharam yang Terus Lestari

matthewgenovesesongstudies.com, Deli Serdang Suroan atau Desa Bersih di Bulan Muharram merupakan tradisi dan budaya leluhur masyarakat etnis Jawa. Tradisi dan budaya ini masih dipegang teguh dan dilestarikan oleh warga Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

Suroan dikenal sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat dan nikmat kepada kita. Suroan juga merupakan upaya untuk meningkatkan tali silaturahmi antar umat beriman.

“Sudah sepatutnya kita mensyukuri dan memaknai momentum peringatan 1 Muharram 1446 Hijriah ini melalui introspeksi diri, sejauh mana amal kita di tahun sebelumnya,” kata Pj Bupati Deli Serdang, Wiriya Alrahman, pada acara tersebut. Peringatan Besar dan Peringatan Suroan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah, di Dusun XI Bakung, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, Minggu 21 Juli 2024 malam.

“Kemudian implementasikan dalam kehidupan dan pikirkan untuk memperbaiki diri dalam momentum Tahun Baru Islam ini. Inilah makna dan pesan yang bisa diambil dari pelaksanaan kegiatan Suroan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam,” lanjutnya.

Wiriya berharap kebersihan desa atau suroan dapat terus berlanjut sebagai sarana penguatan keimanan dan ketakwaan, serta wujud rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat.

Baik keberkahan iman maupun keislaman, serta nikmatnya silaturahmi sebagai wujud ketaatan untuk lebih meningkatkan kualitas hubungan antar umat, ujarnya.

“Keberadaan suroan ini menunjukkan kerukunan antar umat beriman di Desa Sambirejo Timur sudah terjalin dengan baik,” lanjutnya.

 

Wiriya juga berpesan agar keharmonisan yang terjalin bisa tetap terjaga apalagi menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun ini.

Ia menegaskan, keharmonisan yang terjalin selama ini lebih penting dari apapun, kita tidak boleh membedakan pilihan dalam kelompok.

“Biarlah perbedaan ini memberikan kita keberagaman untuk membangun desa ini ke arah yang lebih baik,” tegas Wiriya.

“Seperti negara kita yang berbeda suku, agama, dan budaya, namun tetap satu,” tegasnya.

Kepala Desa (Kades) Sambirejo Timur, Muhammad Arifin menjelaskan, Zikir Akbar dan Suroan yang digelar secara rutin ini merupakan hasil gotong royong masyarakat, tanpa menggunakan Dana Desa (DD).

Sebab, kata dia, kontribusi masyarakat tidak ditentukan (dikaitkan), melainkan berdasarkan kejujuran masing-masing warga.

“Acara ini yang ke-45 kalinya, sudah 45 tahun diadakan. Sebenarnya sudah 48 tahun, tapi karena pandemi Covid-19 ini kita sudah tiga tahun mengadakannya di kantor kota dengan cara yang sederhana,” jelas Arifin.

Hadir pula staf ahli bidang pemerintahan, hukum dan politik, M Ari Mulyawan Simatupang, bersama pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Turut hadir Camat Percut Sei Tuan, A Fitriyan Syukri, beserta lurah dan lurah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lain-lain.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *