Fri. Sep 20th, 2024

Apa Benar Banyak Anak Kecil Cuci Darah di RSCM? IDAI Beberkan Faktanya

matthewgenovesesongstudies.com, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Jakarta (IDAI), dr Piprim Basarah Januarso, SpA(K) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) angkat bicara usai ramai perbincangan di media sosial tentang banyaknya anak kecil yang menjalani cuci darah. Jakarta.

Menurut Piprim, RSCM memiliki unit cuci darah khusus anak, sehingga terdiri dari anak gagal ginjal yang menjalani hemodialisis atau cuci darah rutin.

“RSCM punya cuci darah khusus untuk anak, RS lain tidak, sehingga ada anak yang mengalami gangguan ginjal di bangsal khusus,” jelas Piprim dalam video yang diperoleh Health-matthewgenovesesongstudies.com pada Kamis, 25 Juli 2024.

Pada kesempatan lain, Eka Laxmi Hidayati, konsultan dokter spesialis nefrologi anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengaku kaget saat mengetahui rumah sakit tempatnya bekerja. 

“Jadi kami kaget sekali karena ternyata ada kabar soal ini, kami banyak ditanya, padahal sepertinya kami tidak merasakan ketegangan apa pun di rumah sakit. banyak pasiennya,” kata Eka pada Kamis, 25 Juli 2024, dalam live streaming resmi Instagram.

Saat ini, sekitar 60 anak menjalani cuci darah rutin di RSCM (terapi pertukaran ginjal yang bertujuan untuk mengeluarkan produk metabolisme atau kelebihan cairan tubuh dan memperbaiki asam basa tubuh). Kemudian, 30 anak menjalani hemodialisis.

Eka mengatakan banyak anak yang menjalani cuci darah di RSCM karena rumah sakit rujukan menerima pasien bahkan dari luar Pulau Jawa.

“Karena mereka melihat sudah ada referensi untuk dikirim, lalu banyak orang yang mengirimkannya. Oleh karena itu pertemuannya begitu besar dan juga mendorong Kementerian Kesehatan untuk mempublikasikan layanan ginjal anak ini. sedang dilaksanakan,” kata Eka. 

 

Piprim menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa anak harus menjalani cuci darah. Diantaranya adalah cacat bawaan.

“Dalam hal ini anak mengalami kelainan ginjal atau kista sejak lahir,” jelas Piprim.

Bersama Piprim, Eka menjelaskan, penyakit ginjal pada anak berbeda dengan penyakit ginjal pada orang dewasa. Kasus yang paling banyak terjadi, kata dia, adalah kelainan bawaan.

“Kelainan bawaan bisa berupa kelainan bentuk ginjal atau kelainan saat lahir. Bentuk fungsinya yang paling umum adalah sindrom nekrotik kongenital,” kata Eka dikutip Antara.

Jadi, anak penderita lupus juga bisa berdampak pada ginjalnya sehingga berujung pada cuci darah.

Kemudian Piprim juga mengatakan, pola hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan cuci darah, terutama pada anak yang mengalami obesitas.

“Anak-anak yang mengalami obesitas mengalami peradangan tingkat rendah atau peradangan ringan yang terjadi secara kronis dan kemudian jika dikombinasikan dengan faktor lain seperti hipertensi (dengan faktor lain), hal ini dapat merusak ginjal dan lama kelamaan menyebabkan kerusakan ginjal yang memerlukan cuci darah. bawa”, jelas Piprim.

Dengan demikian, anak yang menjalani cuci darah di RSCM terjadi karena memiliki kondisi medis yang memerlukan hemodialisis.

Oleh karena itu, kasus cuci darah pada anak sudah sering terjadi, kata Piprim.

Ada rumor peningkatan kasus gagal ginjal di Indonesia. Terkait hal tersebut, Piprim membantah adanya peningkatan tajam kasus gagal ginjal pada tahun lalu.

“Secara nasional, tidak ada peningkatan signifikan dalam laporan kegagalan kasus EG/DEG pada tahun lalu,” jelas Piprim.

Diketahui pada tahun 2022-2023 akan ada ratusan anak yang keracunan sirup yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Data per 5 Februari 2023 menunjukkan 326 kasus gagal ginjal anak atau cedera ginjal akut progresif atipikal (GGAPA).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *