Thu. Sep 19th, 2024

Idul Adha 1445 H Identik dengan Ibadah Kurban, Begini Sejarah dan Kisah di Baliknya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Saat Idul Adha 1445 Hijriah, banyak umat Islam yang berkurban.

Menurut Al-Qur’an, kurban merupakan wujud rasa syukur atas nikmat melimpah yang Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya.

Ibadah kurban bukan hanya sekedar ritual saja, terlihat dalam sejarahnya bahwa ibadah ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat islam. Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati (UIN SGD) Roshihan Anwar menjelaskan mengenai hal tersebut.

Beliau bersabda: Kurban dijelaskan dalam surat Haji ayat 34.

“Dan pada setiap umat Kami tetapkan penyembelihan, agar mereka menyebut nama Allah pada hewan ternak yang telah Allah rezeki untuk mereka. Maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, berserah dirilah kepada-Nya.

Jika kita menganalisis perjalanan kurban kedua putra Adam – Kain dan Habel, maka ada tradisi kurban. Keduanya berdebat tentang calon istrinya. Sebagai solusinya, Adam menyuruh mereka berkorban kepada Tuhan.

Kurban Kain berupa hewan yang sudah sangat tua ditolak-Nya, dan kurban Habel berupa hasil panen yang baik diterima-Nya. Al-Qur’an menceritakan kisah pengorbanan mereka di seluruh dunia dalam Sura Maida ayat 27:

“Ceritakan kepada mereka kisah dua anak Adam (Habel dan Kain) yang melakukan kurban. Kemudian yang satu (Habel) diterima dan yang lain (Kain) tidak diterima. (Kain) berkata: “Aku akan membunuhmu.”

Roshihan menambahkan, ritual kurban serupa juga dilakukan Nabi Nuh (a) dan kaumnya pasca terjadinya bencana badai terhadap kaum durhakanya. Mereka menyembelih beberapa hewan kurban yang langsung dibakar di tempat kurban.

Ritual kurban juga dilakukan oleh Ibrahim yang sering dikaitkan dengan ritual kurban umat Islam saat ini.

Salah satu legenda menyebutkan bahwa Ibrahim pernah mengorbankan 1000 ekor kambing, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Kebaikannya menimbulkan keheranan orang-orang disekitarnya dan para bidadari surga.

Menanggapi keterkejutan mereka, Hazrat Ibrahim berkata: Apa yang telah saya korbankan begitu banyak tidak ada artinya bagi saya, saya bersumpah demi Tuhan, jika saya memiliki seorang putra, saya akan membunuhnya untuk dikorbankan kepada Tuhan.

Diketahui bahwa pada saat itu Hazrat Ibrahim, meskipun sudah tua, masih belum mempunyai anak.

Ketika putra kesayangan pertamanya, Ismail, menjadi nabi, Tuhan menggenapi janji Ibrahim melalui mimpinya selama tiga malam berturut-turut.

Tuhan memerintahkan Ibrahim dalam mimpinya untuk membunuh putra kesayangannya. Setelah berpikir panjang, akhirnya Abraham memutuskan untuk menuruti perintah Tuhan yang akhirnya Tuhan berikan Ismael pada kambing tersebut.

Al-Qur’an, Surah Shaffat, berturut-turut dari ayat 100 hingga 113, menceritakan tentang pengorbanan Hazrat Ismail.

Rentetan peristiwa pembunuhan Ismael diawali dari dorongan Ibrahim kepada putranya hingga saat-saat pembunuhan yang akhirnya digantikan oleh seekor kambing.

Beberapa peristiwa tersebut akhirnya ditetapkan sebagai salah satu ritual Islam. Misalnya pelemparan batu (jumrah) pada saat haji berasal dari rajam Ismail Iblis yang terus menerus memaksanya untuk tidak menaati perintah ayahnya untuk membunuhnya.

Penyembelihan hewan (kurban) oleh umat Islam yang menunaikan ibadah haji atau tidak juga merupakan simbol dari pengorbanan Hazrat Ibrahim.

Ucapan Tayiba yang diperdengarkan selama tiga hari berturut-turut juga menjadi simbol tasbih, takbir dan analisa Ibrahim, Ismail dan Malaikat dalam acara tersebut, jelas Rosihan dalam situs resminya. dari UIN SGD, Dushanbe (17/6/2024).

Ritual kurban Hazrat Ibrahim telah diikuti oleh keturunannya, yang hingga saat ini melakukan penyembelihan hewan kurban.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *