Mon. Sep 23rd, 2024

Indonesia Tawarkan Hilirisasi Batu Bara ke China

matthewgenovesesongstudies.com, Batavia – Pemerintah Indonesia menawarkan kepada China untuk meningkatkan dan meningkatkan nilai tambah (PNT) batu bara dalam bentuk produk lain, seperti peningkatan kualitas batu bara (charcoal upgrade), briket arang, kokas produksi, dan peleburan batu bara.

Pemaparan tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Suswantono pada acara Indonesia-China Energy Forum (ICEF) ke-7 di Kuta Selatan, Bali, Selasa, 3 September 2024.

Tawaran ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia untuk mengurangi dampak konservasi dari tujuan pembangunan nasional seperti ratifikasi Perjanjian Paris melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 yang ditandatangani Indonesia. Pengurangan konsumsi batubara secara bertahap dan pengembangan bentuk-bentuk lainnya merupakan langkah nyata untuk mencapai tujuan tersebut.

“Salah satu cara pengelolaan batubara adalah dengan mengurangi penggunaan batubara seiring dengan selesainya pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara dan mengembangkannya dalam bentuk lain, terutama gas untuk keperluan penggunaan LPG dan industri kimia lainnya seperti pupuk,” ujarnya. dikatakan. . Bamang.

Untuk mempercepat pengurangan batubara dan program PNT, pemerintah telah menawarkan kepada berbagai pihak untuk melaksanakan program ini sesuai harapan. “Kami menawarkan investasi untuk mempromosikan batu bara di Indonesia dalam bentuk metanol, DME dan lainnya,” lanjut Bambang.

Bambang menjelaskan batu bara bisa diolah menjadi produk turunan, seperti bahan baku industri dan sumber energi. Enam produk pengembangan batubara yang kini dapat dilakukan adalah batubara berkualitas (improved coal), briket batubara, kokas, batubara cair, dan gasifikasi batubara, termasuk gasifikasi batubara bawah tanah.

 

 

Untuk mendukung percepatan pengembangan program ini, selain memberikan tiga insentif, pemerintah juga mewajibkan perpanjangan Kuasa Karya Pertambangan Batubara (PKP2B) sebagai Izin Usaha Pertambangan Khusus Tanpa (IUPK), badan usaha harus menyampaikan rencana. pengembangan dan/atau pemanfaatan batubara.

“Saat ini ada 6 IUPK yang sudah memasuki pengembangan batu bara menjadi gas, pupuk, dan kokas. Saat ini negara sedang melakukan studi keekonomian dan kelayakan dan diharapkan bisa mulai beroperasi pada tahun 2030,” kata Bambang.

Indonesia saat ini mempunyai sumber daya batubara sebesar 97,29 miliar ton dan cadangan sebesar 31,71 miliar ton, dimana 70% dari total sumber daya tersebut merupakan batubara kualitas rendah dan 30% sisanya merupakan batubara kualitas tinggi dan kualitas sedang.

Sumber daya dan sumber daya sebagian besar tersebar di Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan, dan Jambi. Sisanya di Jambi, Riau, Kalimantan Utara, Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat dan Papua, Sulawesi Barat, Jawa Barat.

Sebelumnya, Holding BUMN Industri Pertambangan (MINE ID) terus melaksanakan proyek-proyek strategis untuk mempercepat perluasan proyek hilirisasi yang diamanatkan pemerintah. Langkah ini diambil untuk meningkatkan nilai kepentingan pertambangan yang dikelola secara nasional.

Sekretaris ID Corporate Minds Heri Yusuf menjelaskan, program hilirisasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai penjualan bahan baku pertambangan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

MIND ID dipercaya untuk mempercepat penyelesaian proyek hingga Commercial Operation Date (COD) dari setiap proyek strategis yang mereka kelola tercapai.

“Itulah BUMN yang berkomitmen mendukung pemerintah dalam mempercepat inisiatif strategis, agar program hilirisasi di Indonesia diperkuat dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” ujarnya kemarin, Rabu (14/8/2024). Proyek Pengecoran

Salah satu proyek strategis yang kini memasuki tahap akhir pembangunan adalah smelter Refinery Grade Alumina (SGAR) yang diperkirakan akan memasuki masa commissioning pada September 2024 dengan tingkat penyelesaian sebesar 97%.

Smelter ini merupakan proyek kerjasama antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat.

Proyek ini diperkirakan akan mencapai COD pada Februari 2025 dengan nilai investasi sebesar $830 juta atau sekitar Rp13,1 triliun.

Pabrik ini akan mampu memproduksi 1 juta ton alumina per tahun, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 1.000 orang.

 

 

Selain SGAR, MENTIS ID juga akan membangun kilang baru di Freeport Indonesia yang memiliki kapasitas penyulingan tembaga sebesar 1,7 juta ton.

Proyek ini merupakan investasi besar senilai 3,67 miliar dolar atau sekitar Rp.

MENTIS ID juga bermitra dengan CATL untuk menciptakan ekosistem manufaktur, dengan pabrik mesin dan pengembangan kawasan industri yang diharapkan menjadi hub manufaktur kendaraan listrik di Indonesia.

“Untuk tahun depan, MENS ID memiliki beberapa program lanjutan yang akan membantu kita memenuhi amanat negara. Proyek tersebut antara lain perluasan smelter aluminium, penambahan conveyor batubara, peningkatan kapasitas tangki kimia dan tank militer serta Pengembangan Primer Bospes 1 dan Blok 2 , ditambahkan kemarin.

Di berbagai level tersebut, MENTIS ID berjasa terus mendukung program hilirisasi nasional, mendorong perekonomian dan memperluas kesejahteraan masyarakat.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *