Fri. Sep 13th, 2024

Induk Usaha Restrukturisasi, Bagaimana Dampaknya terhadap WIKA Beton?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau induk WIKA Beton, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sedang terang-terangan membicarakan dampak restrukturisasi.

Direktur Keuangan WIKA Beton, Direktur Human Capital dan Manajemen Risiko Shailendra Ogan mengatakan perseroan tidak terlalu terpengaruh dengan proses restrukturisasi tersebut.

Ogan mengatakan, porsi kontrak WIKA Beton dari induk perusahaan tidak dominan. Sehingga perusahaan tetap bisa bertahan ketika perusahaan induk menghadapi turbulensi. Meski demikian, perseroan berusaha meyakinkan banyak pihak bahwa kinerja WIKA Beton tidak bergantung pada keberlangsungan perusahaan induknya.

Kepada media Jakarta Selatan, Ogan mengatakan, “Sebenarnya tidak ada dampak serius. Tapi lingkungan industri melihat restrukturisasi induk perusahaan, mau tidak mau, pihak perbankan juga menilai restrukturisasi WIKA akan berdampak pada WIKA Beton.” Bagian, Rabu (7/8/2023).

Hal ini ditunjukkan dengan kinerja WIKA BEton, baik dari sisi pendapatan maupun perolehan kontrak yang terus tumbuh positif pada semester pertama tahun ini. Perseroan menandatangani kontrak baru senilai Rp 3,36 triliun. Menurut segmen waralaba, angka tersebut sebesar 78,33% oleh pelanggan swasta.

BUMN lainnya IDR memegang 18,03%, induk WIKA 2,64%, anak perusahaan WIKA 0,57%, dan pemerintah 0,43%. Artinya, kontribusi kontraktual entitas induk tidak berlaku dalam kontrak akuisisi WIKA Beton.

Jadi, kami tidak terlalu memberikan pengaruh yang serius. Beda dengan BUMN Karia lainnya, mungkin sebagian besar proyeknya adalah proyek besar, imbuh Ogan.

 

Perusahaan menunjukkan indikator positif pada enam bulan pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp16,02 miliar, meningkat 45,45% dibandingkan laba Juni 2023. Pertumbuhan laba ini diperkirakan mencapai Rp 2,20 triliun dengan pendapatan operasional pada Juni 2024. .

Pendapatan ini meningkat 20,85% dibandingkan pendapatan usaha pada semester I 2023. Memang benar, Ogan mengakui perseroan terkendala pembiayaan, terutama dari perbankan. Oleh karena itu, dalam rangka restrukturisasi perusahaan induk WIKA Beton, perlu adanya keyakinan kepada pemegang saham akan keberlangsungan kegiatannya.

Namun belakangan ini kinerja WIKA Beton begitu kokoh sehingga perusahaan berhasil membuka kembali pembiayaan dari perbankan.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah menyepakati Master Reorganization Agreement (MRA) Februari 2024 dengan empat lembaga keuangan, menyusul perjanjian MRA dengan 11 lembaga keuangan pada Januari 2024.

Perjanjian tersebut juga menandai selesainya langkah MRA yang belum dilunasi sebesar Rp20,79 triliun atau 100% dari total utang yang direstrukturisasi.

Sebelumnya, PT Wijaya Garya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton membukukan kontrak baru senilai Rp 3,36 triliun pada semester I 2024. Proyek infrastruktur swasta memberikan kontribusi terbesar. 

Teddy Indira, Sekretaris Perusahaan WIKA Beton, mengatakan proyek penyumbang kinerja perseroan pada semester I 2024 sebesar 79,84% berada di sektor infrastruktur, disusul 7,35% di sektor industri.

“Properti kemudian menyumbang 6,68%, sisanya berasal dari sektor ketenagalistrikan, energi, dan pertambangan yang masing-masing menyumbang 5,69%, 0,43%, dan 0,01%,” kata Teddy, Rabu (7/8/2024) kepada wartawan di Jakarta Selatan.

Selain itu, menurut segmen waralaba, angkanya sebesar 78,33% oleh pelanggan swasta. BUMN lainnya IDR memegang 18,03%, induk WIKA 2,64%, anak perusahaan WIKA 0,57%, dan pemerintah 0,43%.

Perusahaan menunjukkan indikator positif pada enam bulan pertama tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp16,02 miliar, meningkat 45,45% dibandingkan laba Juni 2023.

 

 

Pertumbuhan laba ini mencapai Rp 2,20 triliun dengan pendapatan operasional pada Juni 2024. Pendapatan ini meningkat 20,85% dibandingkan pendapatan usaha semester I 2023.

Segmen pendapatan perseroan didominasi oleh segmen beton dengan kontribusi sebesar 84,74%, disusul segmen jasa sebesar 15,21%, dan segmen material sebesar 0,04%, kata Teddy.

WIKA Beton merupakan produsen beton terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. WIKA Beton mempunyai 14 (empat belas) pabrik dan 1 (satu) mobile plant yang tersebar di seluruh Indonesia. WIKA Beton juga memiliki 3 (tiga) unit penghancur. WIKA Beton menggunakan format Pracetak Engineering-Production-Installation (EPI).

WIKA Beton mempunyai 4 (empat) anak perusahaan yaitu PT Wijaya Karya Elements Beton (WIKA KOBE), PT Wijaya Karya Krakadau Beton, PT Sitra Loudan Teduh dan PT Wijaya Karya Prakerja Kedung.

Mengusung motto solusi dan kepercayaan, WIKA Beton berkomitmen mendukung upaya pemerintah menjamin pembangunan infrastruktur melalui praktik industri hijau berkelanjutan melalui beragam produk dan layanan berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat di Indonesia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *