matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pejabat Khusus Pengurus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo atau Pastor Benny mengatakan, kecanduan judi online tidak hanya berdampak pada kesehatan mental mereka, tetapi juga berdampak pada pemikiran, tindakan, dan sikap mereka.
“Anak-anak yang mengalami gangguan mental akibat perjudian online bisa menjadi agresif dan mudah melakukan kejahatan,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (24/6/2024).
Pastor Benny mengatakan pemerintah mempunyai tanggung jawab besar untuk melindungi generasi muda di saat perjudian online yang ditujukan untuk anak-anak sedang meningkat. Penting bagi negara untuk segera mengakhiri perjudian online, terutama yang menyasar anak-anak.
“Sangat penting untuk membentuk satuan tugas khusus untuk menangani kesehatan mental anak yang terpapar perjudian online. Langkah ini harus dilakukan dengan metode yang efektif secara psikologis dan rehabilitasi mental untuk membahagiakan anak,” ujarnya.
Menurut Benny, ayah berperan penting dalam mengawasi pendidikan keluarga dan membimbing anak. Orang tua harus mewaspadai penggunaan gadget pada anak. Mengawasi aplikasi dan permainan yang tersedia untuk anak-anak harus menjadi prioritas.
“Orang tua hendaknya menjelaskan kepada anak-anaknya tentang bahaya perjudian online dan menjalin hubungan baik untuk memahami permasalahan yang dihadapi anak-anaknya. Untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif perjudian online, mereka harus memperkuat kontrol terhadap aplikasi dan permainan online. permainan menggunakan peran “dunia permainan” Ini benar-benar tempat perjudian di bawahnya, ”jelasnya.
Pastor Benny mengatakan negara harus menindak situs-situs yang menawarkan permainan judi beserta aplikasinya dan memutuskan hubungan dengan perjudian online. Langkah ini sangat penting demi keselamatan fisik dan mental anak.
“Selanjutnya perlu ditekankan pentingnya pendidikan karakter. Pendidikan karakter sebagaimana diajarkan oleh Ki Hajar Devantara harus mencakup kemampuan perasaan dan penalaran. Anak-anak hendaknya diajarkan untuk menggunakan pemikiran yang sehat dan kasih sayang agar tidak mudah menyerah pada godaan. Tentang .judi “Karakter yang kuat” Pendidikan membantu anak menjadi lebih kritis dan bijak dalam menghadapi godaan, termasuk perjudian online,” ujarnya.
Pastor Benny mengatakan keluarga memainkan peran kunci dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif perjudian online. Orang tua hendaknya selalu memantau interaksi anak dengan teman dan aktivitas di Internet.
“Orang tua dapat mencegah anaknya terjerumus dalam perjudian online jika dapat mengontrol penggunaan gadgetnya,” jelasnya.
Selain itu, orang tua juga harus mendidik anak tentang bahaya perjudian online dan memberikan bimbingan yang tepat agar terhindar dari kecanduan. Anak-anak yang terpapar perjudian online tidak hanya berisiko kehilangan masa depannya, tetapi juga merusak jaringan saraf otak.
“Kecanduan perjudian online mendorong anak-anak melakukan kejahatan demi mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan perjudian mereka. Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil tindakan tegas untuk menutup situs perjudian online dan mengendalikan program-program yang menyesatkan anak-anak.” untuk kedepannya. . Mereka mengancam anak-anak Indonesia,” ujarnya.
Hadi Tjahjanto, Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online, mengungkapkan bahwa dua persen dari seluruh perjudian online di Indonesia melibatkan anak-anak di bawah usia 10 tahun. Sekitar 80.000 dari dua persen tersebut adalah anak-anak.
“Sesuai data demografi korban massal, yang bermain judi online berusia di bawah 10 tahun, 2 persen pemainnya. Total sudah teridentifikasi 80 ribu,” kata Hadi dalam konferensi pers yang digelar di Kementerian Penerangan. Koordinasi Politik. , Kantor Hukum dan Keamanan, Rabu (19/6/2024).
Selain itu, 11 persen penjudi online berusia antara 10 dan 20 tahun. Jumlah ini kurang lebih 440 ribu orang.
13 persen diantaranya berusia 21-30 tahun atau total 520 ribu.
Pemain online berusia antara 30 dan 50 tahun, jumlahnya mencapai 40 persen atau 1.640.000. Sisanya 34 persen atau 1 juta 350 ribu berusia di atas 50 tahun.
Hadi mengungkapkan, yang memainkan permainan judi online sebagian besar berasal dari kalangan menengah. Transaksi judi online untuk kalangan menengah berkisar Rp 10rb hingga Rp 100rb.
Sekaligus dari 10 ribu hingga 40 miliar dolar untuk kelas menengah atas.
“Itu rata-rata 2,37 juta pemain, 80 persennya adalah kelas menengah atas,” ujarnya.
Berdasarkan data, nominal klaster transaksi menengah ke atas berkisar antara Rp100.000 hingga Rp40 miliar, kata Hadi.