Sun. Sep 22nd, 2024

Masih Dibayangi Sentimen Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Pekan Ini 29 Juli – 2 Agustus 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pasar nampaknya akan mencermati arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) pada perdagangan pekan ini, atau antara 29 Juli hingga 2 Agustus. , 2024. Di dalam negeri, minggu ini kita akan melihat sentimen inflasi dan PMI Indonesia.

Terkait inflasi dan sentimen PMI Indonesia, tokoh komunitas Indo Premier Securitas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan, responden memperkirakan rata-rata inflasi domestik berada di angka 3 pada tahun 2024 berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI). 17%.

Sejalan dengan stabilitas nilai tukar rupee, inflasi pada bulan Juli diperkirakan tidak akan mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, kata Angga dalam keterangan resmi, Senin (29 Juli 2024).

Kedua, AS Sentimen terhadap suku bunga bank sentral. Dalam catatannya, data makroekonomi seperti PCE AS dan PDB AS juga tetap stabil di era suku bunga tinggi, sehingga peluang penurunan suku bunga pada September semakin dekat. Pelaku pasar juga akan memperhatikan komentar Gubernur Fed Jerome Powell.

Berkaca dari kondisi tersebut, berikut rekomendasi saham-saham yang perlu diperhatikan pada minggu ini oleh PT Indo Premier Securitas:

1. Beli MEDC (Support 1275, Resistance 1400) potensi penurunan suku bunga setelah rilis data PCE AS yang mendekati target The Fed sebesar 2% dan suku bunga mungkin turun pada bulan September dan 3x tahun ini untuk merangsang permintaan energi global dari bahan baku, khususnya minyak mentah. Selain itu, kemenangan Trump dalam pemilu setelah kekalahan Biden juga dapat mempercepat pemulihan ekonomi di AS.

2. Beli saat pullback BMRI (Support 6250 Resistance 6550). Pasar menantikan rilis kinerja BMRI setelah sebelumnya merilis kinerja BBCA dan BBRI.

3. Beli PTBA (Support 2600, Resistance 2800) – Emiten ini layak untuk diperdagangkan. Terjadi peningkatan harga batu bara global yang didorong oleh peningkatan target konsumsi batu bara untuk listrik akibat kenaikan harga gas untuk konsumsi AS.

 

Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis saham sebelum membeli dan menjualnya. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,09 pada penutupan perdagangan pekan lalu Jumat 26 Juli 2024 menjadi ditutup pada 7.288,167.

Pelemahan IHSG pekan lalu ditopang oleh 2 saham yang mengalami penurunan terbesar yaitu IDX BASIC, MDKA, SMGR, INTP dan TPIA yang melemah 1,29% akibat koreksi saham dan IDX NONCYC yang melemah 1,20%. Koreksi Saham Unggas MLBI.

Beruntung IHSG tidak terkoreksi terlalu dalam karena dua best gainer adalah IDX TECHNO yang menguat 2,44% dan IDX TRANS yang menguat 1,56% berkat penguatan saham BIRD dan GIAA.

Dalam analisanya, Angga mengatakan pergerakan IHSG pada pekan lalu dipengaruhi oleh 3 sentimen yakni rilis pendapatan bank emiten besar, PMI manufaktur AS, dan PCE AS. Dari segi sentimen terhadap kinerja emiten bank besar, laba bersih emiten BBRI hanya meningkat 1% (y/y) di Q2 2024 dan turun 13% di kuartal tersebut.

Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan biaya pencadangan dari Rp14 triliun menjadi Rp21 triliun atau 52,28% (y/y) dibandingkan periode sebelumnya. Selain itu, laba bersih bbCA naik 11% (y/y) pada kuartal kedua tahun 2024 dan naik 8,7% kuartal ke kuartal.

 

“Pertumbuhan tersebut didukung oleh perkembangan pembiayaan yang berkualitas, serta peningkatan volume transaksi dan pembiayaan. Sentimen terkait rilis pendapatan emiten bank besar masih akan berlanjut pada pekan ini,” kata Angga.

Sementara itu, mengenai sentimen PMI manufaktur AS, jelas Angga, PMI manufaktur AS turun di bawah 50 dan memasuki zona penurunan karena penurunan produksi dan pesanan barang baru mengkhawatirkan pasar AS. Yang terakhir, perlu disebutkan sentimen PCE di AS, di mana indeks harga belanja konsumen pribadi naik 0,1% di bulan Juni dan naik 2,5% dari tahun lalu.

“Harga komoditas turun, barang-barang rumah tangga juga tumbuh lambat, pendapatan masyarakat tumbuh kurang dari ekspektasi pasar,” kata Angga.

Saham dengan keuntungan terbesar:

1.PT Satria Mega Kenkana Tbk (SOTS)

Saham SOTS menguat 69,81 persen ke Rp 270 per saham dibandingkan Rp 159 per saham pada pekan lalu.

2. PT Jaya Trishindo Tbk (HELI)

Saham HELI menguat 46,67 persen ke Rp 176 dibandingkan Rp 120 per saham pada pekan lalu.

3.PT Sekar Bumi Tbk (SKBM)

Saham SKBM menguat 42,98 persen ke Rp326 dibandingkan Rp228 per saham pada pekan lalu.

4.PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE)

Saham EMDE naik 35,04 persen ke Rp185 per saham dibandingkan harga saham pekan lalu Rp137.

5.PT Charnik Capital Tbk (NICK)

Saham NICK naik 29,80 persen ke Rp 392 dibandingkan Rp 302 per saham pada pekan lalu.

6.PT Suryamas Dootamakmur Tbk (SMDM)

Saham SMDM menguat 26,67 persen ke Rp 266 dibandingkan Rp 210 per saham pada pekan lalu.

7.PT Dyandra Media Internasional Tbk (DYAN)

Saham DYAN menguat 25,58 persen ke Rp 108 dibandingkan Rp 86 per saham pada pekan lalu.

8.PT Puri Global Sukses Tbk (PURI)

Saham PURI menguat 23,75 persen ke Rp198 per saham dibandingkan harga saham pekan lalu Rp160.

9. PT Lippo Sikarang Tbk (LPCK)

Saham LPCK naik 21,77 persen ke Rp 755 dibandingkan Rp 620 per saham pada pekan lalu.

10.Pembagian Kupon PT Nusantara Tbk (DIVA).

Saham DIVA menguat 21,35 persen ke Rp 108 dibandingkan Rp 69 per saham pada pekan lalu.

 

Selain itu, terdapat 10 perusahaan yang akan mencatatkan kerugian terbesar atau mengalami koreksi terbesar, antara lain:

1.PT Indo-Amerika Seafood Tbk (ISEA)

Saham ISEA turun 60,64 persen menjadi Rp148 dari Rp376 per saham pada pekan lalu.

2.PT Vahana Inti Makmur Tbk (NASI)

Saham NAS turun 44,32 persen menjadi Rp103 dari Rp185 pada pekan lalu.

3.PT Sambar Energi Andalan Tbk (ITMA)

Saham ITMA turun 26,98 persen menjadi Rp690 per saham dari pekan lalu Rp945.

4. PT Eratex Djaja Tbk (ERTX)

Saham ERTX turun 22,83 persen menjadi Rp 196 dari Rp 254 per saham pada pekan lalu.

5.PT UBC Medis Indonesia Tbk (LABS)

Saham LABS turun 22,63 persen menjadi Rp147 dari Rp190 pada pekan lalu.

6.PT Vahana Interfood Nusantara Tbk (COCO)

Saham COCO turun 22,41 persen menjadi Rp90 per saham dari pekan lalu Rp116.

7.PT Mitra Paket Tbk (PTMP)

Saham PTMP turun 21,25 persen menjadi Rp63 dari Rp80 per saham pada pekan lalu.

8.PT Asia Sejahtera Mina Tbk (AGAR)

Saham AGAR turun 20,63 persen menjadi Rp 200, turun dari Rp 252 per saham pada pekan lalu.

9.PT Geoprima Soluci Tbk (GPSO)

Saham GPSO turun 15,62 persen ke Rp108 dari harga pekan lalu Rp128 per saham.

10.PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR)

Saham AMOR turun 13,45 persen menjadi Rp740 per saham dari Rp855 pada pekan lalu.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *