Fri. Sep 20th, 2024

OJK Usul Daerah dengan Literasi Keuangan Tinggi Dapat Insentif, Setuju?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan inklusi dan tingkat literasi keuangan di masyarakat. Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyarankan pemberian insentif kepada daerah yang mampu memenuhi target.

Untuk diketahui, indeks literasi keuangan secara keseluruhan sebesar 65,43% dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%. Demikian hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) beberapa waktu lalu.

Mahendra mengatakan, upaya mencapai target tingkat inklusi dan literasi keuangan diwujudkan melalui Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (INTEGRASI). Ia berharap ada kerja sama dan koordinasi antar pemangku kepentingan.

Pada Kamis (22/8/2024) saat peluncuran Gerakan Nasional Cerdas Keuangan di Jakarta, Mahendra mengatakan, “Kami berharap kerja sama dan koordinasi ini dapat terus kita lanjutkan dan tingkatkan.”

Mahendra juga meminta dukungan kuat dari Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto. Termasuk usulan insentif bagi pemerintah daerah

Bukan tanpa syarat, ia menyarankan agar pemerintah daerah diberikan insentif jika berhasil mencapai tujuan inklusi dan literasi keuangan di daerahnya. Konsep serupa juga berlaku di daerah-daerah yang mampu menjaga tingkat inflasi

Sehubungan dengan itu, kami juga mengharapkan kerja sama Menteri Persatuan, seluruh pemerintahan untuk memberikan insentif kepada daerah-daerah yang berhasil meningkatkan literasi keuangan dan mencapai inklusi di daerahnya masing-masing,” kata Mahendra.

 

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan tingkat inklusi keuangan sebesar 98% pada tahun 2045. Untuk itu, banyak strategi komprehensif yang dikembangkan untuk mencapai tujuan Indonesia Emas.

Menko Airlangga tidak melakukannya sendirian. Pihaknya juga berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mencapai tujuan inklusi keuangan. Program peningkatan indeks inklusi keuangan dikemas dalam Gerakan Nasional Cerdas Keuangan atau disebut Genarcan

Menko Airlangga mengatakan pada pembukaan Genkark, Kamis (22/8/2024) bahwa Dewan Nasional Keuangan Inklusif atau DNKI merupakan bentuk koordinasi bersama antara pemerintah dan otoritas keuangan.

Diketahui, program intensif ini dikelola oleh OJK, DNKI dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Harapannya, kolaborasi antar pemangku kepentingan ini dapat meningkatkan dan mempercepat literasi keuangan

Untuk mendukung tujuan pembangunan nasional jangka panjang, yaitu. untuk mewujudkan inklusi keuangan 98 persen pada tahun 2045, ujarnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar melihat peluang besar untuk berkolaborasi guna meningkatkan inklusi dan literasi keuangan. Mengingat banyaknya cabang Badan Usaha Jasa Keuangan (PUJK) di berbagai lokasi

“Potensi kerja sama sangat besar. Artinya, terdapat lebih dari 3.500 cabang bank umum, sekitar 1.400 Bank Ekonomi Rakyat (BPR) dan lebih dari 1.500 lembaga keuangan lainnya serta 531 TPAKD tingkat provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia,” jelas Mahendra Bu.

Melihat potensi tersebut, Mahendra mencanangkan gerakan bersama untuk mencapai tujuan inklusi dan literasi keuangan nasional.

Beliau mengatakan, “Kami bersama Dewan Nasional Keuangan Inklusif dan Ketua Kementerian serta TPAKD akan menyelenggarakan gerakan nasional yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk inklusi literasi keuangan dan gerakan nasional atau inklusi cerdas keuangan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *