Fri. Sep 20th, 2024

PDD, Sindrom Ketika Pria Merasa Punya Organ Intim Kecil

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ukuran organ intim kerap menjadi isu sensitif bagi sebagian pria. Saking sensitifnya hingga terjadi fenomena sindrom penis kecil atau penis deformity disorder (PDD).

Orang dengan sindrom mikropenis atau PDD tidak memiliki penis yang sangat kecil. Sebaliknya, mereka sangat memperhatikan ukuran penis mereka.

Memiliki penis kecil bukanlah diagnosis medis. Jarang sekali penis seseorang berukuran cukup kecil sehingga mengganggu fungsi seksual, dan dokter menyebutnya mikropenis. Orang dengan penis kecil memiliki penis yang setidaknya 2,5 standar deviasi lebih kecil dari rata-rata penis.

PDD merupakan salah satu jenis body dysmorphic disorder (BDD), yaitu kelainan yang mengubah persepsi seseorang terhadap tubuhnya. BDD bisa membuat seseorang sangat cemas dengan penampilannya.

Orang dengan sindrom penis kecil merasa malu dan khawatir dengan ukuran penis. Mereka mungkin salah mengira bahwa mereka memiliki penis yang kecil, padahal penis mereka berukuran normal. Statistik ukuran penis rata-rata

Perkiraan ukuran penis rata-rata bervariasi. Banyak orang yang percaya bahwa penis pada umumnya memiliki panjang 6 inci, namun hal ini tidak benar dan menyesatkan sehingga dapat menimbulkan kekhawatiran bagi mereka yang khawatir memiliki penis kecil.

Analisis data tahun 2014 terhadap 15.521 pria menemukan ukuran penis berikut: Rata-rata penis yang tidak ereksi memiliki panjang 9,16 sentimeter (cm), atau 3,61 inci. Rata-rata penis yang ereksi memiliki panjang 13,12 cm (5,17 inci). Penis yang lebih panjang dari 6 inci saat ereksi sangat jarang terjadi, dengan panjang ini berada pada persentil ke-90.

Dilaporkan dari Medical News Today, penelitian lain mencoba mengukur apa yang dianggap sebagai mikropenis. Sebuah studi tahun 2014 mendefinisikan mikropenis sebagai penis yang panjangnya kurang dari 7 sentimeter (sekitar 2,75 inci) dalam keadaan lembek dan menggembung.

Selain itu, penelitian terhadap lebih dari 52.000 pria dan wanita heteroseksual menemukan bahwa 85% wanita merasa puas dengan ukuran penis pasangannya. Sebagai perbandingan, hanya 55% pria yang puas dengan ukuran penisnya.

Orang sering khawatir bahwa penis mereka mungkin tidak cukup besar, terutama ketika mereka merasakan tekanan dari media dan melihat alat kelamin pria yang lebih besar dalam pornografi.

Namun penderita sindrom penis kecil sangat memperhatikan ukuran penis.

Beberapa gejala sindrom penis kecil atau PDD antara lain: terus-menerus membandingkan ukuran penis seseorang dengan ukuran penis orang lain, termasuk media yang percaya bahwa penis itu sangat kecil, padahal ada bukti sebaliknya, sering terjadi kesalahpahaman tentang ukuran penis. memberi nilai tinggi pada ukuran penis merasa malu atau bingung dengan ukuran penis kesulitan berhubungan seks dengan pasangan karena kecemasan Kecemasan terhadap ukuran penis menurunkan fungsi seksual, termasuk ereksi atau orgasme

Beberapa orang dengan sindrom mikropenis memiliki gejala BDD lainnya. Hal ini dapat mencakup: keasyikan obsesif terhadap penampilan, perilaku berulang atau kompulsif terkait penampilan, seperti berpakaian atau membeli pakaian, stres kronis terhadap penampilan, depresi atau kecemasan terhadap penampilan.

Meskipun sindrom mikropenis dan BDD tampak serupa, terdapat perbedaan mendasar. Sindrom mikropenis bukanlah diagnosis medis, meskipun dokter mungkin mendiagnosis seseorang dengan BDD.

Bagi mereka yang memiliki kekhawatiran ringan hingga sedang tentang ukuran penis, mungkin ada baiknya untuk meneliti ukuran rata-rata penis atau bertanya kepada dokter Anda apa yang dimaksud dengan mikropenis.

Jika seseorang khawatir dengan performa seksualnya, mereka mungkin merasa terhibur dengan menerima kepastian dan dukungan dari pasangannya. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita heteroseksual merasa puas dengan ukuran penis pasangannya.

Perawatan medis dapat membantu pria dengan BDD atau masalah ukuran penis. Beberapa pilihan pengobatan meliputi: Terapi perilaku kognitif (CBT): Jenis terapi ini membantu orang memahami bagaimana pikiran memengaruhi perasaan dan perilaku, dan dapat membantu mereka mencoba mengurangi kecemasan. Pahami dan atasi pemicunya. Bagi sebagian orang, pemicu tertentu – seperti pornografi atau masalah hubungan – dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai ukuran penis. Beberapa orang dapat mengurangi gejala dengan mengidentifikasi pemicunya dan menemukan cara untuk mengendalikannya. Terapi seks atau konseling pasangan. Ketika kecemasan tentang ukuran penis memengaruhi hubungan atau kemampuan seseorang dalam berhubungan seks, terapi dapat membantu pasangan mengatasi kecemasan tersebut bersama-sama.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *