matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) berencana melakukan penawaran umum perdana (IPO) sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan.
Sekretaris Perusahaan Pertamina International Shipping Muh Aryomekka Firdaus mengatakan, PIS akan mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan pendapatan, antara lain rencana merger dan akuisisi dengan beberapa perusahaan serta rencana IPO.
“Ada rencana merger dan akuisisi beberapa perusahaan, dan tentunya kami ada rencana untuk meningkatkan pendapatan melalui IPO, jadi ini salah satu cara banyak negara untuk mendekati perusahaan kami,” kata Muh Aryomekka dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (05/09/2024).
Rencana tersebut tidak akan dilaksanakan pada tahun ini atau dalam waktu dekat, melainkan pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026.
“Kami menargetkan IPO pada awal 2026 atau awal 2025,” ujarnya. Saya tidak ingin terburu-buru melakukan IPO
Menurutnya, PIS tidak ingin terburu-buru melakukan IPO, namun justru harus memperbaiki kondisi internal perseroan sebelum memutuskan IPO.
“Yang kami lakukan sekarang adalah pembenahan internal. IPO itu tidak mudah, ada yang perlu diperbaiki secara internal, itu yang kami lakukan sekarang,” ujarnya.
Saat ini, PIS belum menentukan berapa persen yang akan ditawarkan dalam IPO tersebut. Ia mengingatkan, PIS akan mempersiapkan segala sesuatunya terlebih dahulu agar IPO sukses.
“Kalau ditanya berapa persentase IPO, belum. Belum fair, tapi rencana IPO ini kami lihat sebagai salah satu upaya kami untuk mencapai aspirasi keuntungan,” ujarnya.
Sebagai informasi, PT Pertamina International Shipping merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang didirikan sebagai perusahaan pelayaran internasional.
Di masa lalu, konsumsi energi yang tinggi mendorong negara-negara di kawasan Afrika untuk menjajaki potensi kerja sama sektor migas dengan Indonesia.
Salah satu kerja sama yang dilakukan antara perusahaan minyak nasional Tanzania, Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC) dengan PT Pertamina International EP (PIEP) yang merupakan bagian dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai sub-holding Pertamina.
Melalui PIEP dan TPDC, Pertamina melaksanakan peningkatan kapasitas paket 1 serta tindakan evaluasi block-upward yang disepakati oleh Pertamina dan TPDC. Namun, terdapat potensi kolaborasi hulu dan hilir serta tindakan lebih lanjut untuk membangun kemampuan batch 2.
Setelah itu, Pertamina melalui fungsi pengembangan bisnis dan TPDC kembali melakukan pembahasan mengenai rencana perubahan MoU pada pasal perpanjangan MoU. Perpanjangan Nota Kesepahaman Pertamina-TPDC ini memberikan perpanjangan jangka waktu Nota Kesepahaman selama 1 tahun ke depan.
Vice President Corporate Communications Pertamina Fajar Joko Santoso mengatakan, Pertamina Group telah beroperasi di berbagai negara Afrika sejak tahun 2013. Melihat besarnya potensi Afrika, Pertamina selalu menjalin kerja sama strategis di Afrika.
Kerja sama dengan Tanzania ini menjadi bukti semangat Pertamina untuk berkembang bersama banyak negara Afrika. Masih banyak potensi energi yang bisa dikembangkan dan tentunya saling menguntungkan, kata Fajar dalam keterangan tertulisnya, Rabu (April 9 Agustus 2024).
Perjanjian kerja sama antara TPDC dan Pertamina dituangkan dalam Amandemen Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada 30 Agustus 2024 oleh Presiden dan CEO PT Pertamina (Persero) Nike Vidyawati.
Dilanjutkan dengan pertukaran dokumen pada pertemuan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali, Indonesia pada Selasa (03/09/2024).
MoU antara TPDC dan Pertamina mencakup program berbagi pengetahuan, peningkatan kapasitas dan upaya penelitian bersama yang akan semakin meningkatkan kemampuan kedua belah pihak dalam mengadopsi dan menerapkan praktik energi berkelanjutan.
Selain itu, kedua belah pihak juga menjajaki kemungkinan kemitraan investasi.
“Kami berharap kerja sama di bidang energi ini dapat memperkuat kekuatan Indonesia dan Afrika dalam membangun jaringan energi yang lebih saling terhubung dan berkelanjutan,” kata Sekretaris Perusahaan Subholding Hulu Pertamina Arya Dwi Paramita.
Sebelumnya, Pertamina dan TPDC telah menyelesaikan appraisal 2 blok migas di Tanzania yakni Songo Songo West dan Mnazi North Gulf. Kedua perusahaan terus menggali potensi bisnis di sektor non-tambang di Tanzania yang dapat mendukung kinerja Pertamina secara keseluruhan dan seluruh sub-holding.