Sun. Sep 22nd, 2024

PLTGU Jawa-1 Siap Operasi Penuh, Tekan Emisi Karbon 3,3 Juta Ton per Tahun

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap atau PLTGU Jawa-1 berkapasitas 1.760 MW siap beroperasi penuh setelah melewati serangkaian uji seperti uji reliabilitas pembangkit dan uji net-dependent capacity, Jumat, 29 Maret 2024 .

Dengan selesainya rangkaian proses tersebut, Indonesia diklaim resmi memiliki pembangkit listrik terintegrasi terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi sistem terbarukan.

PLTGU Jawa-1 dioperasikan oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang merupakan perusahaan patungan antara Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan kepemilikan 40 persen, Marubeni 40 persen, dan Sojitz 20 persen.

CEO Pertamina NRE John Anis menyampaikan terima kasih yang luar biasa kepada seluruh jajaran manajemen dan pejabat JSP atas komitmen dan kerja kerasnya yang luar biasa untuk menyelesaikan mega proyek ini.

“Saya mengucapkan selamat dan terima kasih kepada pengurus dan petugas JSP yang telah menunjukkan kesabaran, ketekunan, dan tekad yang luar biasa dalam menghadapi tantangan untuk mencapai momen yang sangat penting ini. Dukungan semua pihak sangat diharapkan agar PLTGU Jawa -1 dapat tercapai.

John mengatakan, dengan keunikan instalasinya, PLTGU Jawa-1 bisa menjadi salah satu pilar transisi energi yang dibanggakan Pertamina.

PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit listrik yang mengintegrasikan floating storage and transfer unit (FSRU) dengan unit pembangkit berkapasitas 1.760 MW yang terdiri dari 2 unit pembangkit berkapasitas masing-masing 880 MW.

Unit 2 telah beroperasi komersial sejak Desember 2023. Proyek ini menghubungkan ketersediaan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.

Proyek ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain lebih efisien karena menggunakan teknologi turbin gas satu siklus generasi terbaru, sehingga harga jual listrik kompetitif.

Dari sudut pandang operasional, pembangkit listrik ini memiliki teknologi kemampuan black-start sehingga dapat menyala sendiri ketika listrik yang diimpor tidak tersedia di jaringan listrik untuk keperluan permulaan pembangkit listrik.

“Dengan menggunakan sumber bahan bakar gas alam cair (LNG), emisi gas rumah kaca yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar batubara atau bahan bakar. Hal ini sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan,” kata John.

Selain itu, pabrik ini menggunakan teknologi sistem menara pendingin loop tertutup yang meningkatkan keandalan dengan mengurangi jumlah air laut yang digunakan untuk mendukung operasional pabrik, ujarnya.

Beroperasinya PLTGU Jawa-1 disebut menjadi tonggak penting bagi Pertamina dan juga akan meningkatkan portofolio penggunaan energi ramah lingkungan di bisnis Pertamina.

Gas bumi memiliki peran strategis dalam masa transisi energi, dimana dapat membantu mendukung ketahanan energi nasional, dan dengan rendahnya emisi menempatkannya pada sektor energi ramah lingkungan.

“Dengan teknologi terkini, PLTGU Jawa-1 diharapkan mampu menurunkan emisi karbon sebesar 3,3 juta tco2e per tahun. Ini merupakan angka yang sangat signifikan atas kontribusinya terhadap emisi nol bersih. Ini salah satu tonggak penting yang tercipta dari kerja sama strategis BUMN yaitu Pertamina dan PLN, serta swasta Marubeni dan Sojitz serta pihak lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Pertamina Energi Baru Terbarukan (Pertamina NRE) meyakini Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 sudah bisa dioperasikan secara komersial (COD) pada akhir tahun ini. .

Direktur Utama Pertamina NRE Danusaputro memastikan target pengoperasian PLTGU Jawa 1 masih sesuai rencana.

“Masih sama, kita makin percaya diri di akhir tahun ini. Kita semakin dekat dengan tenggat waktu dan sudah ada kemajuan, makanya kita percaya diri,” kata Dannif di Hotel Taigh Park Hyatt, Jakarta, Jumat (8/ 8) berkata. 9/2023).

Dannif juga memastikan kendala proyek akibat perolehan alat telah teratasi. Oleh karena itu, dia yakin kemajuan pekerjaannya kini aman.

Jika dipikir-pikir, pengerjaan proyek PLTGU Jawa 1 sempat tertunda. Semula, proyek pembangkit berkapasitas 1.760 megawatt (MW) itu diharapkan bisa beroperasi komersial pada akhir tahun 2021.

Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang saat itu masih menjabat Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), mengatakan proyek PLTGU Jawa 1 dari segi teknis terhambat. , dalam hal penyediaan peralatan.

“Iya, itu proyek. Kalau proyek di lapangan kadang ada kendala teknis, tapi kami juga memantau tim di ESDM untuk itu,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, country manager GE Gas Power Indonesia George Djohan menjelaskan, dalam proses konstruksi dan pengerjaan pasti ada proses pergantian alat yang digunakan.

“Inilah yang selalu kami lakukan untuk mencari atau menyediakan unit pembangkit dengan kualitas terbaik,” ujarnya.

Meski tak menjelaskan secara detail kendalanya, diakui George, proyek pembangkit listrik berbasis gas ini memiliki sistem yang kompleks, terdiri dari ribuan bagian sistem dan lain sebagainya. “Sekarang masih proses, mudah-mudahan akhir tahun ini sudah bisa beroperasi komersial,” pungkas George.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *